Chapter 7 - Prespektif

1.1K 83 12
                                    

Akunnya error ga bisa balas komen. mian 🙏 kayaknya gara-gara udah dua kali kena peringatan hehe

.
..
.
..
.

Rriiiinggg

Sebuah alarm berbunyi dari handphonenya. Itu alarm tanda Jimin harus berangkat kerja. Tapi bahkan ketika dirinya masih memejamkan mata, kepalanya terasa berputar.

"Ugh."

Jimin memegang kepalanya matanya terbuka perlahan dan ia melihat atap yang berputar. Ia mengatur nafas, menunggu pusingnya hilang.

Sebuah memori muncul, adegan dimana ia mengingat rasa sakit yang ditimbulkan orang itu.

"Bajingan!"

Jimin melihat lagi atap dan itu mulai berhenti berputar, Jimin baru sadar ini bukan atap rumahnya. Ia melirik kesamping dan melihat dari interiornya, Jimin yakin ini hotel. Ia melihat gelas berisi air dan kantung obat disampingnya bersama note kecil.

-Aspirin untuk mengobati pusing dan salep untuk lukamu-

Jimin meremasnya lalu membuang note itu.

"Aku apoteker, aku tau brengsek."

Jimin mencoba duduk dan nyuttt

"Sshhh akh."

'Brengsek apa yang semalam dia masukan ke dalam vaginaku ? apa benar itu penis ? tapi rasanya seperti batang kayu besar merobek vaginaku.'

Sakitnya bukan hanya di bibir vagina tapi sampai ke rahim didalam perutnya. Pantas saja dia pingsan dan sekarang dengan luka seperti ini, Jimin rasa ia butuh obat antiradang agar tidak infeksi.

Jimin menyadari dirinya memakai pakaiannya semalam dan tasnya jelas diatas meja. Entah kenapa dia merasa beruntung bajingan itu tidak membuangnya ke sungai atau ke hutan. Dia masih punya perasaan melemparnya ke hotel setelah pingsan duluan.

Ia mengambil tasnya lalu menelfon mucikarinya. Dia takut dirinya dapat masalah karena pingsan.

"Eonnie~" panggilnya dengan suara serak. Jimin sadar semalam dia teriak sangat kencang berkali-kali.

"Jiminaah~ Daebak apa yang kau lakukan sampai dia memberimu banyak uang. Aku sudah mentransfernya padamu. Haha kerja bagus."

"Eonnie dia memberimu bayarannya ?"

Jimin mengerutkan kening, bukankah seharusnya ia dapat hukuman karena gagal memuaskan pelanggan ?

"Bayangkan, satu juta won Jiminahhh~ kerja bagus nak hihi."

Jimin tercekat. Terkejut dengan nominal itu. Bukankah jika komisinya 70% dia akan melunasi hutang ayahnya dan dengan uang bayaran dari gaji Seokjin dia bisa membayar rumah sakit.

"Eonnie terimakasih banyak. Aku harus ke rumah sakit."

"Kau baik-baik saja ?"

"Iya aku baik, hanya saja nenekku dia yang sakit."

"Oh.. jadi itu kenapa kau meminta pelanggan."

"Iya eonnie. Bye."

"Oke bye."

Jimin dengan jalan yang sedikit tertatih pergi ke rumah sakit. Dia langsung menjenguk neneknya.

"Halmoni gwenchanayo ?"

"Jiminah kau baik-baik saja ? Ommooo wajahmu sangat pucat."

"Halmoni aku baik-baik saja. Ini tidak sebanding dengan rasa sakit nenek."

"Jika kau sakit mana bisa aku tenang, kita pulang saja."

"Halmoni, kau tidak boleh pulang kalau dokter belum memperbolehkannya. Jika kau sakit dirumah tidak ada yang bisa menanganinya."

REBOUND X DARK SIDE [ Namjin X Yoonmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang