Adorasi: pengorbanan.
Sesuatu hadir ditengah-tengah mereka. Perjalanan yang tak mulus selalu datang bak tamu tak diundang. Kasidet hanyalah sebuah nama seseorang yang tersimpan dihati seorang bernama Jirat.
Hurt/bxb: penulis senang menyakiti diri.
Jirat menunggu, sudah hampir tigapuluh menit lamanya Kasi belum keluar dari ruangan dokter. Jirat tak begitu penasaran namun setiap kali menginjakkan kaki di rumah sakit ini jelas ia selalu merapalkan do'a, semoga tidak ada hal buruk yang terjadi.
Bosan karena hanya ia sendiri yang di ruang tunggu, Jirat melangkahkan kaki, ke pojok ruangan dimana dispenser minuman terletak di sana. Mungkin satu cup air bisa mengurangi rasa bosannya.
Setelah mengambil air tentu saja Jirat memutuskan untuk berkeliling sebentar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada keluhan yang lain selain setiap malam merasakan sesak?"
Kasi menatap dokternya itu, setiap bulan ada jadwal temu selama dua kali. Jadi Kasi dan dokter sudah cukup lama saling kenal.
"Saya merasakan nyeri pada kaki, Dok. Kadang juga kaki dan tangan bengkak, terus nafsu makan yang tiba-tiba buruk."
Dokter mengangguk, paham akan situasi seperti ini. Penyakit Coronary Heart Disease umumnya akan selalu mendapatkan gejala tersebut. Mengetahui bahwa pasiennya ini — Kasi telah hidup cukup lama dengan penyakitnya. Pemasangan ring pada jantung sepertinya tidak begitu efektip, pada pasiennya ini. Enam bulan yang lalu Kasi pernah melakukan operasi pemasangan keteter pada jantungnya, namun apabila beberapa kali juga Kasi selalu mengeluh mungkin saja ada yang salah.
"Apakah kamu tidak ingin menjalani operasi Bypass?"
Kasi menghela nafas, pertanyaan ini terulang kembali ...
"Nanti saya pikirkan dan rundingkan dulu, Dok."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana?"
Kasi sedikit melonjak, "ck kamu nih ngagetin aja."
Jirat terkikik setelah melihat wajah masam dari temannya itu. Lalu, terhenti ketika ekspresi tak mengenakan yang muncul setelahnya.
"Kenapa?" Tanya Jirat, sedikit khawatir sebenarnya.
"Cari tempat yang enak untuk mengobrol yuk?"
Jirat dan Kasi kini tengah duduk di kursi taman yang tidak begitu luas. Melihat beberapa pasien yang berlalu lalang di depannya. Jirat menatap Kasi, temannya itu masih diam enggan untuk memulai percakapan sepertinya.