TIJD

42 6 1
                                    

Tijd is een geschenk, maak er het beste van”
_________________

2 APRIL 1621

Sudah lebih dari satu Minggu Harbert tinggal di kediaman barunya bersama Rossanet. Walau sedikit berisik namun nuansa sekitar membuatnya jauh lebih baik dari pada keadaan taman dengan pemandangan bibinya yang sedang meminum teh dan mengacaukan pikirannya.

Harbert dengan tenangnya duduk di pinggir jendela nya dengan pemandangan jalan setapak juga pepohonan rindang, membuat keadaan sekitar sangat syahdu untuk di pandang. Tidak lama, ada suatu pemandangan yang menurut nya sangat menarik yaitu Steve anak Rebecca yang menunggangi kuda bersama Baas di belakangnya namun menggunakan kuda berbeda.

Menurutnya itu adalah pemandangan tidak biasa, umur Steve mungkin sekitar sepuluh tahun tapi bisa menunggangi kuda dengan mahir tanpa rasa takut. Harbert tersenyum tipis lalu beranjak dari tempatnya dan mengambil setumpuk dokumen untuk di serahkan kepada tangan kanan nya.

Jonge Meester, anda di panggil Mevrouw Claudia di Gerbang” panggil seorang pelayan yang sekita membuat Harbert melotot. Dengan tergesa-gesa Harbert merapikan pakaiannya dan dirinya menuju ke gerbang untuk menyambut 'Mevrouw Claudia' .

Dengan langkah jenjang Harbert berjalan di lorong-lorong kediaman sampai di depan gerbang dan Claudia baru saja sampai. Claudia menatap Harbert dengan senyuman lembut lalu mengusap wajahnya , “liefje, sudah besar kau rupanya, tidak ku sangka cucu ku sudah sebesar ini” tutur Claudia dan langsung merangkul lengan Harbert menujunya masuk ke dalam kediaman.

Claudia melihat Rossanet tersenyum juga padanya, “Ini yang akan menjadi pasangan cucu ku? Cantik sekali.. ” puji Claudia lalu mengajak mereka memasuki kediaman.

Semua pelayan menyambut mereka dengan hormat, Claudia adalah ibu dari Catharina dan juga ibunya Harbert Bella. Harbert sebagai cucu pertama dari keluarga De vies sangat di banggakan dan di sayang, apa lagi Harbert seorang laki-laki dan cocok menjadi penerus bagi keluarga mereka.

Saat mereka masuk, tidak lama Alley muncul dan tersenyum ramah pada Harbert kakak sepupunya sekaligus kakak laki-lakinya. Harbert membalas itu dengan tatapan lalu mengalihkan pandangan lagi ke arah Claudia, “Pekerjaanmu sepertinya sangat menyenangkan ya disini liefje? Kau bisa memperbudak mereka rakyat miskin itu. Apa lagi jabatan mu yang bisa membuat siapa saja ternganga dengan umurmu yang masih sangat muda, bahkan banyak sekali gadis yang ingin mendapatkan mu tapi sepertinya hanya Missen Rossanet yang beruntung” puji Claudia.

“Benar sekali. Mevrouw, sangat benar.. Rossanet juga sangat lah cantik dan mempesona, laki-laki mana yang tidak ingin mendapatkan mu” goda Alley membuat Rossanet tersipu malu.

Claudia menghirup teh hitam dengan wajah tenang, Harbert menatap sekitar dengan tatapan malas. Andai saja dirinya bisa lepas dari keadaan seperti ini dirinya akan bersyukur, 'Kapan aku bisa merasakan hidup tenang dan bebas?' batinnya.

*****

Gadis dengan Surai hitam legam tengah membaca buku bersama seorang anak laki-laki yang terpaut 2 tahun lebih muda darinya itu sangat antusias saat dia membaca bersama Gandari. Sudah lebih dari 1 Minggu lebih Gandari tinggal bersama Steve, dan anak itu sangat lah perhatian menerima Gandari di hidupnya. Gandari sudah di anggap sebagai kakak perempuan baginya, “Kau tidak ingin berambisi membunuh penindas itu?” tanya Steve secara tiba-tiba.

[✓]Oud verhaal [Lee Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang