ROZEN

78 7 2
                                    

“Indah seperti bunga mawar dan wangi seperti bunga Daffodil

_______________

11 MARET 1621

Prang!, Sebuah barang terjatuh dengan bunyi pantulan keras membuat Gandari menjadi kaget dan ketakutan setengah mati. Bunyi itu bahkan membuat sebuah burung gagak yang berada di dekat balkon menjadi berkoak nyaring, karena suara itu pintu di belakang Gandari terbuka membuatnya bersembunyi di balik lemari di dekat pintu besar tersebut.

“siapa malam-malam begini menjatuhkan vas bunga ini hingga pecah?” ucap seseorang yang keluar dan merapihkan vas bunga yang terjatuh tersebut tanpa menyadari kehadiran Gandari. Dengan langkah perlahan Gandari ingin pergi dari sana namun tiba-tiba tangannya di tahan oleh seseorang tersebut dengan genggaman erat, “jangan mencoba kabur!” ucap orang itu dengan dingin nya.

Gandari menoleh dan mendapati Harbert yang menatap tajam maniknya namun Gandari malah membalas dengan tatapan yang sangat lembut dan halus membuat Harbert hampir terlena lagi dengannya, “jangan mencoba kabur! Kau akan dapat hukuman berat kalau kau kabur” sarkas Harbert.

Bukannya menjawab Gandari hanya diam dan tidak membalas apa-apa, Harbert yang melihat itu semakin kesal dan malah menyeret Gandari menuju kamarnya lalu menutup pintu dengan sangat kasar.

Saat di kamar Harbert Gandari sedikit kaget karena genggaman Harbert lumayan kencang, “Lepas 'kan aku.. ” mendengar suara itu perlahan genggaman tangan Harbert melemah dan menatap sengit Gandari, “Kau bisa membawaku ke penjara lagi. Tapi tolong jangan Kurung aku di sini” pinta Gandari yang sudah pucat Pasih.

Harbert tersenyum licik lalu mencengkram dagu Gandari dengan kuat, “Baik lah! Aku akan membawa mu ke penjara Malam ini! Esok kau akan berhadapan dengan Joseph yang mungkin mengeluarkan mu!”Bentak Harbert lalu menghempas kasar Gandari hingga terjatuh ke lantai dengan kuat nya,

“tapi! Ketika kau keluar Jangan kau munculkan wajahmu di depanku! Kau menjijikan rakyat jelata miskin!” Hina Harbert menyiksa Gandari dan langsung menyeret Gandari menuju ruang bawah tanah bersama beberapa pengawal yang terkejut, Gandari di lempar ke dalam sel penjara lalu kakinya di ikat dengan rantai yang di bawahnya memiliki batu besar. Wajahnya sudah pucat Pasih namun kecantikannya tidak hilang, Badannya memar tubuhnya juga lemah.

Harbert dengan emosi pergi dari sana bersama beberapa pengawal, jujur saja para pengawal yang sudah menghargai Gandari menatap sendu gadis itu.

Tubuh Gandari semakin lemah bahkan untuk duduk saja badannya tidak kuat, ia belum makan sejak tadi pagi hingga tengah malam seperti ini. Tempat itu sunyi dan hanya cahaya bulanlah yang menemaninya di sana, Gandari perlahan mengeluarkan air mata yang jernih dari maniknya.

Wajahnya yang pucat kembali sedikit segar terkena air mata walau tetap saja matanya sembab, “orang-orang seperti mereka kenapa hidup bahagia? Sedangkan rakyat jelata seperti ku malah sebatang kara?” lirih nya dengan suara lembut.

Ia mengusap wajahnya dengan lembut lalu menatap sekilas bulan yang menemani malamnya, wajahnya tersenyum kecil mengingat ayah juga ibunya yang di tembak mati oleh tentara Belanda. Jujur Gandari ingin melawan tapi apa dayanya? Kedatangan Harbert membuat hidup nya semakin acak-acakan, apakah ia tidak berhak bahagia?.

Ia pun tertidur, tidak lama ia merasakan sesuatu mengelus tangannya dan mengelus surainya dengan lembut dan perlahan. Gandari sedikit membuka mata dan melihat seseorang dengan Surai hitam, mata jernih, dan paras elok menatapnya hangat dirinya.

[✓]Oud verhaal [Lee Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang