KALM

57 3 0
                                    


*****

6 APRIL 1621

Sinar terang menyambut netra Gandari, terlihat burung-burung berkicau dan dia hanya sendirian yang berada di rumah itu. Sebenarnya bukan betul-betul sendirian karena ada pelayan muda juga yang membereskan rumah dan menyiapkan makanan tetap saja dirinya ini jatuh nya tahanan, “Keadaan seperti baik-baik saja.. tapi kenapa aku merasa tidak baik-baik saja?” gumamnya dengan suara halus.

Gandari berpenampilan cantik bak Rapunzel yang di kurung di dalam menara sekarang, dengan Vintage long Sleeve evening dress membuatnya jauh lebih elegan. Apa lagi rambutnya yang di tata Half-up Hair membuatnya tampak seperti bangsawan kelas atas, “Kenapa aku tidak boleh memperlihatkan wajahku di depan banyak orang? Salah apa aku sehingga segitunya?” Tanya nya ada diri sendiri.

Saat tengah memandang jendela ada seseorang yang membuka pintu kamarnya, Gandari menoleh memperlihatkan sosok Joseph yang menatap binar Gandari dengan penampilan nya yang begitu menawan.

Joseph dengan keberaniannya mendekat dan masuk ke kamar Gandari yang kembali menatap keluar jendela dengan tatapan teduh, “aku minta maaf soal kejadian waktu itu Gandari.. ” Gandari menghela nafas pelan lalu menatap Joseph dengan perasaan campur aduk, “Aku memaafkan mu.. dan terimakasih selalu melindungi ku Joseph. Kau hanya teman ku satu-satunya yang ku miliki, jaga diri mu aku punya firasat buruk” ucap Gandari.

Mendengar itu Joseph juga sama, memiliki firasat buruk nantinya, “jangan terlalu di pikirkan, ayo kau mau keluar tidak? Tiga hari mengurung diri tidak lelah?” Gandari mengangguk, mereka keluar dan berjalan-jalan di dekat taman setempat sambil menikmati udara segar. Sepatu Boot Joseph menghentakkan di jalanan sama juga dengan sepatu Lace-up leather milik Gandari, “Keadaan Steve bagaimana??”Tanya Gandari.

“Dia di beri pengampunan, namun sebagai gantinya. Dia harus menjalani pendidikan sebagai seorang prajurit” balas Joseph dan Gandari tersenyum membuat Joseph terpana kembali, “Anak itu akan menjadi anak emas nantinya.. dia harus didik dengan baik” Joseph mengangguk faham dengan ucapan Gandari.

Mereka berdua menikmati semilir angin yang berhembus tidak terlalu kencang, Joseph memperhatikan 'teman masa kecilnya' itu dengan tatapan mendalam. Gandari tiba-tiba bergerak menuju satu pohon dan mengambil satu tangkai mawar berwarna putih, “Bagaimana Bunga secantik ini bisa tumbuh?.. hebat” ucap Gandari dengan antusias dan Joseph hanya tersenyum saja.

Gandari melihat sekitar lalu tatapannya berhenti di sebuah rumah tua yang sangat klasik, “Rumah itu.. sudah tidak di tempati lagi? Aku rindu dengan saudara laki-laki ku.. ” gumaman kecil Gandari masih bisa di dengar oleh Joseph, laki-laki itu mendekat lalu merangkul gadis cantik di sebelahnya. Gandari menatap Joseph dengan teduh, “Kalau kau mau.. aku bisa jadi saudara laki-laki mu, karena dari dulu juga aku yang selalu menemani mu.. ” ucap Joseph.

“Tapi.. aku khawatir tentang negeri ku sendiri.. bagaimana nasib orang-orang di masa sekarang atau masa depan yang tidak mendapat kebebasan??” Mendengar itu Joseph terdiam.

Gandari membalikan badan nya ke arah pohon besar di belakang mereka lau menaruh lagi bunga mawar yang dirinya pegang, Gandari menatap Joseph dan pergi ke rumah Keluarga De Jong. Gandari memasuki ruang bawah tanahnya yang menyimpan sebuah lencana berwarna biru tua, “Lencana ini?.. jangan sampai Nyonya besar tahu.. ” Gandari memasuki ke dalam kotak lau menyimpannya di atas lemari tua dan usang.

*****

Harbert tengah pusing dengan pekerjaan sehingga tidak keluar kamar hampir berhari-hari, Rossanet yang merasa sedikit prihatin menghampiri ruang kerja Harbert dan melihat kondisi Harbert yang Masu sibuk dengan pekerjaan.

Wajahnya masih tetap segar dan bugar sepertinya dirinya juga menyempatkan beristirahat sejenak, “jonge Meester? Apakah anda baik-baik saja? Anda bahkan tidak keluar selama beberapa hari?” tanya Rossanet prihatin.

“Kondisi ku baik-baik saja, tidak perlu khawatir.. kau bisa pergi dari sini.. ” balas Harbert dengan dinginnya.

Rossanet yang merasa tidak di anggap keluar dengan perasaan kecewa, dia berjalan sendirian di koridor kediaman yang cukup luas. Ketika sampai di kamarnya, Rossanet terduduk dan menatap sendu sekitarnya.

Kalau saja Harbert tahu bahwa dia benar-benar mencintainya bukan terobsesi untuk memilikinya, Rossanet sebenarnya sungguh lelah dengan perjodohan ini walau hatinya senang di jodohkan dengan Harbert tapi tetap saja Harbert bahkan tidak melirik nya sedikitpun.

Rossanet mengeluarkan suatu liontin kecil dari kerah kemeja putihnya, dia tersenyum sangat hangat kepada liontin tersebut, “Aku merindukan kedekatan kita dulu.. sepertinya aku memang salah kalau menyukai sahabat sendiri, Joseph, aku, Sedern, dan Harbert dulu sangat dekat tapi perjodohan sialan ini menghancurkan semuanya” Gumam Rossanet.

Rossanet tahu Harbert tidak meliriknya karena sudah tertarik kepada seseorang, bisa di lihat dari mata Harbert ada bayangan seorang gadis namun bukan lah dirinya dan tidak akan pernah ada dirinya di sana. Rossanet penasaran siapa gadis yang berhasil membuat kutub Utara mencair? Padahal kalau di lihat-lihat Harbert bisa di baca akan pergi ke mana saja.

Saat sedang memperhatikan jendela dia mendengar sebuah senandung merdu dan sampai membuatnya merasa sangat tenang bagai di sihir, “Siapa yang bersenandung semerdu ini?" Rossanet mendekati jendela dan melihat ke seberang sungai yang lumayan besar terdapat seorang gadis cantik dengan lemah gemulai mengelus seekor kelinci kecil berwarna putih.

Rossanet menatap nyalang gadis tersebut. Saat tengah menatap nyalang, gadis tersebut langsung saja bersenandung lagi dan burung kenari yang ada di sekitar situ juga bercuit dengan merdu menambah kesan damai. Rossanet menatap gadis itu terus menerus lalu tak menyangka bahwa Harbert juga menatap gadis itu dengan senyuman, Rossanet tidak menyadari bahwa Harbert juga berada di jendela ruang Kerjanya dan sedang memperhatikan gadis yang bersenandung itu.

“Gadis itu..? Cantik sekali... ” ucapan itu keluar dari mulut Rossanet bahwa dirinya mengagumi kecantikan pribumi.

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dengan halus, saat menoleh Rossanet dapat melihat Alley ada di sampingnya. Alley tersenyum lalu menatap ke objek yang sama dengan Rossanet, “Nama gadis itu Gandari.. ” ucap Alley dengan tiba-tiba Rossanet memperhatikan gadis itu secara seksama.

“Nama gadis itu tidak asing di telingaku.. ”
Gumam Rossanet.

FLASHBACK

Sedern, Joseph, dan Harbert berkumpul di hutan untuk berburu burung. Tampak di lihat ke tiga nya menikmati suasana menyenangkan tersebut,“Joseph Harbert aku melihat segerombolan burung kenari!” Joseph juga Harbert melihat burung kenari itu dengan mata membinar lalu mereka menembak satu persatu burung kenari tersebut.

Tanpa sadar ada seorang gadis yang tengah memperhatikan mereka dengan tatapan kesal, gadis itu adalah Gandari. Dia tengah memberi makan anak kelinci di sekitar hutan lalu melihat mereka bertiga yang tanpa rasa bersalah menembak burung sembarangan, “Apa mereka tidak punya hati?” Gumam Gandari lalu dengan perasaan kesal dia pergi dari tempat itu.

Tanpa sadar Harbert, Joseph, dan Sedern mendengar gumaman Gandari yang ternyata cukup keras, “Gandari? Untuk apa gadis itu di sini?”...

*****
















Halo menteman! Maaf ya jarang update! Ini ceritanya Maar juga enggak nyambung author lagi sibukkk!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[✓]Oud verhaal [Lee Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang