Jungkook beberapa kali cegukan, sampai ia nyaris muntah. Sebab perutnya bergejolak hebat, setelah menghabiskan hampir setengah liter bir dari galon menggunakan selang.
"Hebat!" Pujian itu berasal dari sosok Justin yang berdiri di sampingnya.
"Belum pernah aku melihat penyanyi Korea setinggi ini toleransinya terhadap alkohol," pujinya lagi bertepuk tangan.
Jungkook bukan orang yang hebat terhadap alkohol, hanya saja minum menggunakan selang membuatnya tidak bisa berhenti di tengah jalan atau ia akan tersedak hebat.
Sekarang ia mengalami pusing berat, hangover. Ia berjalan pelan ke kursinya, rasanya ia sudah tidak mampu berdiri lagi apalagi menyetir sejauh sepuluh kilo menuju rumahnya.
"Are you okay?" Justin bertanya pada Jungkook yang kacau. Sampai penyanyi itu akhirnya benar-benar memuntahkan isi perutnya yang sejak tadi bergejolak.
Dengan sigap, Charlie meminta beberapa pelayan membereskan kekacauan yang ditimbulkan Jungkook. Penyanyi itu juga meminta bantuan dua penjaga untuk membawa Jungkook ke lantai atas.
"Aku mau pulang. Hantu di kamarku berulah." Jungkook meracau kala ia diapit oleh dua pria berbadan besar.
"Kau mabuk berat." Charlie menyahut dari belakang.
"Aku bisa mengantarnya!" Justin mengajukan diri tanpa diminta, membuat Charlie dan Jack menganga. Sepakat bahwa ini adalah tindakan di luar prediksi. Dimana seorang Justin Timberlake yang biasanya anti terhadap penyanyi asia. Menjadi sangat peduli saat ini.
"Aku rasa Justin menyukai Jungkook," bisik Jack ketika Justin sudah berhasil meletakkan Jungkook ke dalam mobilnya.
Justin meletakkan Jungkook di kursi belakang, sementara dirinya menyetir sendiri menuju penthouse Jungkook. Tanpa supir, tanpa manajer. Ia juga meminta manajer Jungkook yang sejak tadi tidak kelihatan dan baru muncul saat Jungkook mabuk, untuk membawa mobil Jungkook sementara.
Justin sangat bersemangat saat mobil yang ia kendarai hampir sampai di tempat Jungkook, sesuai dengan yang maps katakan. Ia berhenti di depan pagar tinggi, menunggu penjaga membuka pintu.
Tidak lama kemudian menggunakan tangan Jungkook untuk membuka kunci gerbang otomatis. Gerbang terbuka perlahan, dan Justin langsung menginjak gas mobilnya. Berhenti tepat di depan halaman yang dikelilingi tanaman pagar hijau.
Seorang penjaga dilengkapi senjata listrik menghampiri mereka. Membukakan pintu, lalu ikut serta membantu Justin mengeluarkan Jungkook yang linglung dari dalam mobil.
"Tuanmu mabuk berat," ujar penyanyi usia 42 tahun itu.
Bersandar pada dua bahu pria itu, Jungkook dibawa ke kamarnya di lantai dua. Dibaringkan di atas kasur warna putih terang dan diselimuti dengan kain tebal berbulu seperti domba warna senada.
Dalam keadaan setengah sadar, Jungkook terus meracau, tentang boneka, pencuri, sasaeng, paparazzi dan hantu.
Justin meninggalkan Jungkook sendirian di kamarnya. Tidak peduli sama sekali pada mulut penyanyi itu yang terus berbicara hal aneh seperti orang gila.
Menganggap rumah Jungkook seperti rumah sendiri, sang penyanyi berkebangsaan Amerika Serikat itu lanjut menyusuri setiap ruangan. Sampai ia akhirnya kelelahan lalu duduk di kursi dapur setelah mengambil air di kulkas tanpa permisi. Menegaknya dalam sekali minum. Lantas ia kembali ke lantai atas untuk melakukan sesuatu. Sesuatu yang tidak bermoral, yang sangat tidak pantas untuk dilakukan pria seusianya apalagi seorang penyanyi terkenal seperti dia.
Jungkook sudah berhenti meracau, perutnya sudah tak semual tadi saat di pesta. Kepalanya masih berat, dan ia susah untuk membuka mata. Tapi ia bisa mendengar dengan jelas suara langkah kaki mendekati ranjangnya.
Siapakah gerangan yang datang?
Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya, angin musim dingin menyerbu dari pantai. Bergerak seolah menghantam jendela kamar. Para penjaga berdiri di bawah atap. Bersidekap untuk menghalau cuaca yang semakin turun hingga ke sembilan derajad celcius.
Jungkook lupa mematikan AC-nya, atau ada seseorang yang mencoba menyingkap selimutnya. Karena tiba-tiba ia menggigil kedinginan. Pun kini, sosok misterius itu meletakkan jari-jemarinya di atas pusar Jungkook. Menari-nari di sana sehingga tubuh penyanyi korea itu menggelinjang.
Mata Jungkook masih terpejam, tapi indra perabanya masih bisa merasakan sentuhan. Semakin naik, dan naik hingga telapak tangan yang sedingin es itu berhenti di permukaan dada Jungkook. Menelusup di balik kaos yang pemuda itu kenakan. Lantas dengan sengaja memainkan nipel Jungkook yang memang diciptakan super sensitif.
"Ah!" Jungkook melenguh, merasakan jemari itu mengapit putingnya dan ada napas seseorang menderu di telinganya.
"Justin, apa yang kau lakukan?" Jungkook berusaha menghindar, membuka mata sekuat yang ia bisa. Tapi kepalanya masih terasa sangat berat. Ia kesulitan bergerak dan pandangannya seperti penderita rabun senja, buram tak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang tengah menggerayanginya.
Tak cukup dengan menyentuh tubuh Jungkook, sosok itu bergerak lebih berani dengan membuka pakaian sang penyanyi. Hanya menyisakan kaos dan celana dalam. Sementara jaket ala Michael Jackson dan celana panjang yang Jungkook kenakan sudah luruh dan teronggok mengenaskan di lantai.
Jungkook bersumpah demi Missy Elliot dan kemampuan rap-nya yang di atas rata-rata. Jungkook adalah pria lurus penyuka buah dada bulat seperti milik Ariana Grande dan pemuja bokong besar seperti milik Beyonce. Tapi kenapa saat dadanya dikecup habis-habisan. Jungkook malah mendesah keenakan. Saat pantatnya diremas, ia malah menggelinjang serupa cacing di terik yang panas.
Jungkook meremat sprei di bawahnya, otaknya yang terisi alkohol dan tubuhnya yang tak bisa dikontrol. Menyenangi sentuhan penuh misteri ini. Tanpa tahu siapa dan apa yang sebenarnya terjadi. Jungkook membuka kaki tanpa ragu lagi.
Ketika malam semakin naik, ada tubuh seseorang yang juga naik ke atasnya. Mengangkat kakinya, menekukya. Jungkook terekspos, terpampang begitu sexy dan vulgar. Sedangkan sosok tanpa nama ini. Menyelinap di antara dua kaki. Menjilat paha, mencium aroma kejantanan Jungkook yang mulai mengacung seperti huruf i tegak bersambung.
Jungkook dimanja, dibuai oleh bibir seseorang yang tak jelas wajahnya. Putingnya dipilin, lubangnya dimasuki jari serupa posisi gunting. Jungkook melenting, dilecuti gairah yang berasal dari efek alkohol dan sentuhan tanpa protokol.
Jungkook mabuk total, untuk sekedar meronta dan menendang. Ia malah mengangkat pantatnya serupa jalang. Ketika jari asing itu menekan jauh ke titik paling dekat dengan prostat. Membuat Jungkook gemetar hebat. Muncrat.
Jungkook pusing, semakin pusing karena lubangnya malah gatal. Menganga lebar. Seolah mendamba sesuatu yang lebih besar dan panjang. Jungkook mengerang, tatkala tubuh asing itu menjauh ke dinding. Seperti ada asap atau itu hanya halusinasi Jungkook dalam mabuknya. Sosok itu menghilang dalam kegelapan atau mungkin ke luar dari kamar.
Jungkook terengah, menekan dadanya yang naik turun oleh nafsu yang masih bergemuruh. Ia tertidur setelah melewati masa aktif rudalnya yang kini menunduk lagi.
Mungkin ini mimpi atau mungkin halusinasi. Atau ini memang nyata tapi entah siapa. Ketika Jungkook membuka mata di pagi hari. Ia mendapati seluruh tubuhnya berpakaian lengkap. Tidak ada pakaian yang berserakan di lantai. Selangkangannya kering, tapi ada denyutan rasa nikmat yang tersisa di lubang pantatnya.
Yang lebih menarik dari semua, adalah keberadaan boneka Varbie yang tiba-tiba sudah berdiri di depan meja riasnya. Melihat ke arah jendela, dengan resleting celana yang terbuka.
Apakah semalam ada pencuri yang melecehkan Jungkook dan melecehkan sebuah boneka juga. Atau ini adalah ulah Justin Timberlake yang menginap di rumahnya? Mungkin penyanyi itu punya fetish pada orang yang sedang tidur dan pada benda tak bernyawa?
Pertanyaannya, kenapa boneka yang kemarin hilang itu tiba-tiba ada di depannya?
Sepertinya Jungkook mulai mempercayai ucapan sang manajer. Rumah ini terkutuk.
Tbc
Yok, 50 vote bisa yuk untuk bab selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Varbie 3D (Tamat Di Pdf)
FanfictionJungkook tidak percaya takhayul. Membeli penthouse yang katanya terkutuk di kawasan Hollywood Hills dengan harga miring. Jungkook membawa serta boneka Varbie yang awalnya untuk hadiah ulang tahun sang ponakan-namun ditolak-ke rumah itu. Kejadian-kej...