04. Hilang Muspra

375 31 0
                                    

Menjadi bunga indah yang mekar untuk satu kumbang perkasa bukanlah sebuah tantangan yang bisa disepelekan.

Mencium aroma ganda indah tapi tak berwujud adalah sebuah penjelmaan mahabuana sakit.

Bak sebuah relung bulan yang mampir separuh cahayanya sirma diterkam oleh kabut hitam.

Terkadang bunga mawar layu tanpa sebuah alasan juga banyak petuahnya.

.

"Jaeminie, apa belati yang kau pegang itu pemberian dari sang pangeran?"

Salah satu teman dayang Jaemin, Kim Yeri terpelatung dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sang sahabat.

Jaemin berjalan mendekat kearah anak jendela yang menyorotkan sebilah cahaya sore indah dari kamarnya.

"Kau tau apa tandanya nya Yeri-ah?" tanya Jaemin sambil mendekap belati tersebut.

"Seorang ksatria dalam budaya Vadyaksa, jika sang ksatria memberikan sebuah uluk salam berupa tanda kecil pada seorang omega, itu tandanya ia menginginkan dirimu Jaeminie,"

Jaemin sontak langsung menengok kearah Yeri, menegur penjelasan lebih terkait hal yang barusan dayangnya ini katakan.

"Mengingkan dalam hal apa?" tanya Jaemin lagi.

"Dirimu, panglima Lee menginkanmu Jaemin ie,"

Tunggu, apa ini? Apa Jeno membalas cinta Jaemin? Apa Jaemin tak akan mengalami peristiwa cinta bertepuk sebelah tangan?

"Apa panglima menginginkan ku sebagai pendamping hidupnya? Menjadi mate panglima?"

"Benar Jaemin-ah, kau harus datang ke istana Vadyaksa memberikan bukti belati pangeran kepada permaisuri Narendra, berucaplah jika sang pangeran memberimu belati ini sebagai lamaran Vadyaksa kepada Nathurda,"

Yeri memeluk Jaemin sebentar, tak menyangka dengan takdir cinta Jaemin yang secara tiba-tiba.

Tanpa banyak bicara, Jaemin sontak berjalan keluar kamar sembari membawa belati pemberian ksatria itu, tujuan Jaemin sekarang adalah ayah dan ibunya.

.

"Yang mulia muda Na Jaemin akan segera memasuki ruangan,"

Mahapati dan permaisuri tersenyum mendengar titah jika sang anak berkunjung kepada mereka.

"Salam yang mulia raja dan hormat juga untukmu yang mulia ibu,"

Jaemin bertunduk, menyentuh kaki kedua orang tuanya, memberi rasa hormat yang lebih kepada sosok panutan Jaemin.

"Yang mahakuasa ada bersamamu nak," ucap mereka berdua.

"Ayah, Ibu, Jaemin ingin memberitahu sesuatu kepada kalian,"

Anak itu sungguh ekspresif, tak seperti biasa, hal tersebut sontak juga membuat sang raja dan ratu penasaran.

"Apa yang membuat anakku hingga se bahagia ini?" dekap sang ratu sembari mencubit gemas pipi anak omeganya.

Jaemin tersenyum, ia menengok sebentar, mengambil sebuah belati yang ada di sebalik baju atasan Jaemin.

"Jaemin mendapatkan ini dari ksatria Vadyaksa Ayah,"

Yuta terpanting kaget, bersama dengan sang istri yang juga ikut tercengang melihat hal barusan.

"Bagaimana sebuah tanda kehormatan ksatria Vadyaksa bisa ada denganmu nak?"

Jaemin tersenyum lagi sambil menatap belati yang ia bawa dengan tatapan bahagia.

"Entahlah ayah, tapi wajah ksatria Vadyaksa selalu memenuhi pikiran ku," adu sang anak.

𝚈𝚘𝚞𝚛 𝙷𝚒𝚐𝚑𝚗𝚎𝚜𝚝 | 𝙽𝚘𝚖𝚒𝚗 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang