08. Panglima Atau Perdana Menteri?

565 42 6
                                    

Jaemin anak itu entah mengapa rasanya tiba-tiba merenung, memikirkan ucapan perdana menteri Vadyaksa tempo hari lalu.

"Tapi Jaemin, apa kau tau konsekuensinya jika istri Jeno nanti tak mengizinkan nya untuk menikah lagi?"

Selepas itu Jaemin menjawab seolah tau apa konsekuensi dari itu.

Seorang omega yang ditolak oleh istri pertama dari Alpha yang omega itu cinta di Vadyaksa adalah salah satu bentuk penghinaan.

Ketika istri pertama menolak atau dalam arti lain tak mengizinkan jika suatu saat suami besarnya mengangkat seorang selir, maka selir itulah yang akan dijatuhi hukuman.

Terdengar aneh?

Tapi memang itu peraturan budaya turun-temurun rakyat Vadyaksa sejak tempo dulu.

"Apa maksud perkataan perdana menteri kemarin? Ia akan mengambil tanggung jawabku dari panglima?"

Jaemin merenung sembari memeluk lututnya, terduduk sembari berfikir diatas kasur yang sengaja diberikan untuknya.

Kondisi melamunnya tak menyadari jika salah satu dari putra bangsawan Nalendra masuk begitu saja.

Panglima Vadyaksa, Putra kedua dari Nalendra besar yang mulia Jaehyun, siapa lagi lelaki dengan seenak jidatnya bisa masuk ke kamar tamu dari anak mahapati Nalendra kecuali Lee Jeno.

"Cantik ku ini sedang memikirkan apa, hingga kedatangan ku tak mendapatkan sambutan hm,"

Lamunan Jaemin tiba-tiba terhenyak ketika, Jeno dengan tiba-tiba mencium pipinya lembut dengan kecup bibir sang pria.

"Maaf pangeran, aku hanya sedang melamun saja," jawab Jaemin sambil tersenyum duduk di sebelah pangeran Lee.

"Apa terjadi sesuatu denganmu, jika iya coba katakan padaku Na," feeling Jeno terhadap Jaemin seperti nya kuat.

"Tidak, aku hanya sedikit memikirkan tanah airku," elak Jaemin lagi.

"Kau merindukan Narendra?" gumam Jeno.

Jaemin lantas menatap jelaga sangar tersebut, matanya berkaca, itu jelas untuk Jeno melihat perihal lain dari sisi Jaemin.

"Tak perlu untuk kau menyembunyikan apapun dariku sayang, bukankah kau sudah bersumpah untuk memberikan jiwa ragamu untukku?"

Dalam sekali tarikan, lengan berotot sang pangeran mampu menarik pinggang si cantik yang menurut Jeno sangat pas dalam dekapan nya.

Air mata itu seolah ikut tumpah, ketika wajah cantik dari omega tamu tersebut diusap lembut oleh jemari sang panglima.

"Omega tangguhnya seorang Lee Jeno tak akan menangis jika masalah yang ditangisi nya tak besar,"

Jeno seolah-olah mampu membaca semua pikiran Jaemin.

"Aku hanya takut jika suatu saat Nyonya panglima Renjun tak menerima ku sebagai istri keduamu,"

Akhirnya Jeno tau apa yang dari tadi memenuhi isi pikiran Jaemin.

Lelaki panglima tersebut lantas tersenyum, mengusap air mata yang mengalir dari jelaga cantik tersebut untuk tak mengalir lagi.

"Kau cukup percaya denganku, maka semuanya akan baik-baik saja," jawab Jeno sesederhana apa yang barusan ia omongkan.

"Tapi bagaimana jika suatu saat nanti Nyonya Lee tau dan tak menerimaku sebagai selirmu, aku akan dianggap biang penghinaan dan dihukum serta diarak bersama rombongan Vadyaksa untuk masuk kedalam tangkas penjara bawah tanah, haruskah hal itu terjadi agar kau tau bahwa perjuangan ku terhadap cintamu begitu besar?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝚈𝚘𝚞𝚛 𝙷𝚒𝚐𝚑𝚗𝚎𝚜𝚝 | 𝙽𝚘𝚖𝚒𝚗 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang