2.Renjana

273 181 51
                                    

"Nggak ada yang tinggal, kan? Kita sampai stasiun sebentar lagi, jangan sampai harus mutar balik lagi."

Akasya mengalihkan pandangan dari jendela mobilnya, dia lantas menatap tajam Rakhan yang sedang menyetir dengan fokus disampingnya.
Muka cowok itu terlihat sangat tenang, tidak ada guratan sedih sedikit pun diwajahnya. Sepertinya Rakhan memang sudah merencanakan kepindahan Akasya dari jauh hari.

"Muka nya tolong jangan dilihatin banget bahagianya."Sindir Akasya membalas ucapan Rakhan.

Rakhan menoleh sekilas sembari mengerutkan kening bingung."nyadar kan kamu siapa orang disamping kamu ini? Jaga nada bicara kamu itu!"

Akasya mendengus kesal,gadis itu kembali menatap jendela mobil yang memperlihatkan keadaan jalanan ibu kota nan padat dan sangat ramai itu.
Pikirannya melayang, berandai-andai tentang kisah hidup dia kedepannya yang pastinya akan penuh dengan duka.

"Akasya, kalau kamu terus-terusan tinggal sama abang, kamu nggak akan pernah bisa merubah sikap buruk kamu itu, ruang lingkup pertemanan kamu itu udah salah, kamu pindah sekolah yang masih di Bandung pun pasti masih tetap bisa ketemu terus-terusan sama mereka,dan ya ini cara satu-satunya yang cuma bisa abang lakukan,"Rakhan mulai berbicara lunak.

Akasya berusaha menulikan pendengarannya.

"Arlan itu juga abang kamu, Akasya. Kenapa kamu harus setakut itu sama dia? Arlan juga nggak akan mungkin nyakitin kamu kalau kamu nggak berbuat masalah. Sayang dia dan abang sama kamu itu sama, sya.Kamu itu adik kami, tidak mungkin kami membenci adik kami sendiri."

Akasya tetap diam, juga tidak menoleh sama sekali ke Rakhan. Cowok disampingnya ini pandai sekali dalam merangkai kata dan mempengaruhi lawan bicaranya, tapi Akasya tidak akan bisa terpengaruh sama sekali dengan kata-kata sok manisnya itu.

Arlan menyayanginya? Sejak kapan cowok itu memperlihatkan sikap yang menunjukkan rasa sayangnya itu? Omong kosong Rakhan benar-benar sangat teramat manis.

"Jakarta Bandung nggak se jauh itu, sayang. Abang bahkan bisa datangin dan lihat kamu kesana setiap hari. Iya, kan?"

Akasya mendesis sinis, gadis itu kembali menulikan pendengarannya.
setiap hari katanya? Kita lihat saja nanti.

"Nanti disana berubah perlahan ya, dek?"

.....

Akasya saat ini hanya bermodalkan membawa tas ransel ukuran sedang, tidak ada lagi yang lain, karena ya Akasya cukup sering mengunjungi Jakarta walau sudah ikut tinggal bersama abangnya di Bandung.

Bahkan barang-barang Akasya seperti nya lebih banyak di Jakarta dari pada di Bandung.
Jika boleh jujur, Akasya sebenarnya juga sangat teramat ingin tinggal menetap di Jakarta, dikota ini banyak sekali kenang-kenangan yang terukir bersama mendiang ayah dan ibunya,tapi ya bersama Rakhan tentunya.

Kembali lagi pada kondisi Akasya sekarang,gadis aneh itu tidak merasa lega sama sekali saat menyadari akan segera tiba setelah melewati perjalanan yang lumayan membuat kram otot-otonya.
Menghela nafas pelan,Akasya bahkan berharap jalan kereta yang sedang ditumpanginya ini berjalan dengan sangat lambat,minimal sampai Jakarta setelah Akasya bisa menenangkan beban pikiran dan hatinya.

Ting

Akasya mengalihkan pandangan pada layar telepon genggamnya yang menampilkan sebuah notifikasi pesan masuk.
Gadis itu menyeringit bingung melihat nama yang tertera disana.
Tidak ingin menebak macam-macam,langsung saja dibukanya notifikasi yang masuk itu.

Kakhas 🤡

Udah sampai mana?
Abang tunggu di stasiun.

Tunggu..

Akasya tidak salah baca bukan?
Arkhas?
Cowok itu?

Cowok itu akan menjemputnya?

Cowok yang mati-matian Akasya hindari selama ini? Yang benar saja!
Kalau begitu,Sia-sia saja namanya usaha Akasya selama ini.

Menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi,gadis itu lantas menghela nafas lelah.

Tolong siapapun bantu Akasya untuk berdiri nanti,sungguh kaki Akasya rasanya benar-benar lemas sekarang.
Arlan ini memang benar-benar sialan,kalau memamng tidak bisa menjemputnya ya beri tahu saja,tidak perlu menitip-nitipkannya dengan orang lain.
Akasya bisa pulang sendiri,Toh dia bukan orang baru di Jakarata ini.

Sungguh rasa hati Akasya kali ini benar-benar campur aduk tidak karuan.

.
.
.
.
.

(Rabu 29 November 2023)
13.39

Dalam bahasa Sansekerta, kata Renjana bermakna rasa hati

Anantara waktu (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang