"Arkhas!"
Arkhas memberhentikan langkah santainya, cowok itu lantas berbalik badan menatap perempuan yang baru saja memanggil namanya.
"Iya, Kak?"Tanya Arkhas saat perempuan yang merupakan rekan kerjanya itu telah berdiri dihadapan Arkhas.
"Ini, tolong bantuin cek data penjualan satu tahun belakang ya, Ar? Nanti aja habis isoma."
Arkhas tersenyum sembari mengganguk."Nanti kirim formatnya lewat email aja, Kak."
"Oke, makasih Ar."
Arkhas kembali mengangguk sembari menatap kepergian rekan kerjanya dengan menghembuskan nafas pelan.
Pekerjaan dia sebelum istirahat bahkan belum selesai, dan baru juga ingin bersantai sudah dapat lagi satu tugas baru.Seletih itu memang bekerja didevisi data, apalagi posisinya sebagai data analyst perusahaan membuat Arkhas harus siap waktu dan tenaga menerima pekerjaan tiba-tiba seperti tadi.
Ingin menyerah, bahkan sering pemikiran itu menghantui Arkhas akhir-akhir ini, namun mengingat kembali jika untuk dapat diterima di Perusahan marketplace terbesar ini bukan hal mudah, Arkhas tidak akan mungkin menyia-nyiakan kesempatan yang sudah dia dapatkan.Drett drett
Getaran dari telepon genggam yang sedang dia pegang menyadarkan Arkhas dari lamunannya.
Nama yang tertera dilayar ponselnya membuat Arkhas dengan segera mengangkat panggilan tersebut."Kenapa, lan?"
"Si Akasya hampir sampai Jakarta tuh, katanya lo mau jemput kalau dia kesini."
Arkhas mengerutkan kening bingung.
"Dia ngapain ke sini sekarang? Bukannya belum hari libur sekolah ya?"
Terdengar decakan kesal dari seberang teleponnya, dan itu membuat Arkhas bertambah bingung.
"Si anak setan itu di-"
"Bajingan! Yang benar kalau ngomong, Adek lo itu!"
"Ribet lo, Khas. Intinya dia di DO dan pindah kesini mulai sekarang, bang Rakhan udah nyerah ngurus dia."
Arkhas makin terkaget lagi."Buat masalah apa Akasya?
"lo tanya langsung sama dia nanti, capek banget gue bahas dia!"
Arkhas menghela nafas pelan, sudah menduga hal ini sebelumnya. Makanya dulu saat Akasya ingin ikut bersama Rakhan ke Bandung dia sangat tidak setuju.
Karir Rakhan di Bandung sebagai CTO perusahaan IT sedang bagus-bagusnya, dan itu pasti akan membuat cowok itu sangat teramat sibuk, dan Rakhan tidak akan mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan Akasya serta pergaulan gadis itu.
Disatu sisi Akasya yang merupakan anak hiperaktif yang menyukai kebebasan tentunya senang-senang saja karena kesibukan Rakhan.
Kesibukan Rakhan sama saja kebebasan dia pastinya."Woy?! Mau jemput nggak? Kalau nggak gue suruh tuh anak pulang sendiri."
"Gue jemput. Biar gue yang ngabarin."
Arkhas lantas menutup sepihak panggilan mereka.
....
Arkhas berdiri tidak santai dengan kedua tangannya yang dilipat di dada, kaki cowok itu juga tidak bisa diam sedari tadi.
Satu hal yang selalu memenuhi pikiran Arkhas saat ini adalah Akasya.
Gadis itu, saat nanti dia muncul dihadapan Arkhas, penjelasan secara rinci dan menyeluruh harus dia dapatkan tanpa terkecuali.Penjelasan tentang mengapa gadis itu di keluarkan dari sekolah
Dan penjelasan tentang mengapa Akasya, adik kecilnya yang dulu begitu dekat dengan Arkhas, tiba-tiba saja menghindarinya tanpa alasan.
Ya, sejak kepergian Akasya ke Bandung beberapa tahun yang lalu, tidak sekali pun Arkhas pernah bertemu lagi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anantara waktu (on Going)
Teen Fiction"Akasya nggak sekuat itu,luka yang kalian taruh nyatanya nggak akan bisa buat dia sembuh." ~Diantara banyak waktu,ini baru awal mula takdir kelam yang tak kunjung berlalu~