"Kenapa kamu, sya?"
Arkhas membuka obrolan di tengah-tengah keterdiaman mereka berdua, cowok yang tengah fokus menyetir itu dibuat heran oleh tatapan Akasya yang sedari tadi selalu tertuju padanya.
"Gue heran aja, kenapa lo masih mampu pakai mobil disaat lagi jadi pengangguran kayak sekarang?"tanya Akasya sinis.
Arkhas terkekeh ringan."Yakin banget kamu cowok disamping kamu ini pengangguran?"
Akasya menyeringit bingung."Lah? Emang iya, kan? Lo sendiri yang secara nggak langsung bilang ta-"
"SETAN!"
Akasya bersorak kaget saat tiba-tiba saja Arkhas menempelkan sebuah kartu kecil di pipinya.
"Kenapa sih, Sya? Dari tadi bahasa kamu itu nggak ada baik-baiknya sama sekali!"Seru Arkhas sembari tetap fokus mengendarai mobilnya.
"Ya lo mikir, bang?! Siapa juga yang nggak kaget tiba-tiba ditampar kertas kayak gini, ah?!"
Arkhas mendengus kesal."Ya kagetnya kan bisa diubah sambil ngucap, Sya."
Akasya tersenyum masam."Astagfirullah...Astagfirullah...Astagfirullah..."
Tawa puas Arkhas terdengar memenuhi mobil yang hanya ada mereka berdua didalamnya.
"Kamu baca kartu itu."
Akasya menatap Arkhas kesal.
gadis itu lantas menurut,dibacanya dengan teliti kartu nama yang ada dihadapannya,disana tertera nama sebuah instansi lengkap dengan nama panjang Arkhas beserta jabatan yang diduduki oleh cowok itu."Arkhas tahta baskaras."Gumam Akasya
Arkhas melirik gadis disampingnya sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan yang ada dihadapannya.
"Oh lo kerja rupanya. Bilang dong dari tadi khas-khas."
"OY?!"
Akasya menutup rapat mulutnya dengan kedua tangan,sama kagetnya dengan Arkhas saat menyadari panggilannya yang agak kurang ajar.
"Sopan rasanya kamu manggil nama doang gitu?"
"Hehe, kelepasan, Maaf."
Arkhas yang mendengarnya hanya dapat kembali mendengus kesal, Akasya sedari tadi memang tidak ada sopan-sopan nya sama sekali jika dia perhatikan.
Mungkin sifat ini lah yang Arkhas lihat sangat berbeda dengan Akasya dulu yang sangat lemah lembut.Drett
Getaran dari telepon genggam Arkhas berhasil mengalihkan perhatian keduanya.
Arkhas menyeringit bingung saat membaca nama yang tertera dilayar ponselnya."Kita nepi sebentar nggak masalah,kan?"
Akasya menghela nafas pelan sembari mengangguk paksa, demi apapun sebenarnya Akasya sudah teramat letih sekarang dan yang ada diotaknya hanyalah merebahkan badannya yang terasa ngilu ini.
"Iya Na, kenapa?"
Nyatanya satu panggilan pendek itu mampu membuat kinerja jantung Akasya berdetak lebih cepat, tubuh letihnya bahkan rasanya hilang begitu saja dalam sekejap.
Berdehem pelan, Akasya berusaha menormalkan ekspresi wajahnya dan berusaha tidak melirik sedikit pun pada Arkhas.
"Bukannya kita udah bahas ini sebelumnya?"
Samar-samar, Akasya dapat mendengar suara lembut seorang perempuan dari seberang telepon, karena sebesar apapun upaya Akasya untuk pura-pura tuli, keberadaan mereka yang hanya berdua saja dan dalam keadaan hening tanpa musik ini tidak membantu Akasya sedikit pun untuk tidak mendengar percakapan Arkhas dengan si penelepon.
"Coba kamu ingat lagi, aku nggak setuju sama sekali kan kemaren itu?"
Akasya meremat kuat ujung baju yang sedang ia kenakan, tidak salah lagi, suara yang samar-samar dia dengar itu adalah suara perempuan yang sangat dia kenal.
"Gunanya kamu minta pendapat aku apa kalau akhirnya tetap sama keputusan kamu sendiri? Aku udah bilang nggak setuju kamu baik-baik aja kemaren, dan sekarang kenapa malah jadi marah-marah gini kamu?
"..."
"Aku benar-benar nggak ngerti. Sekali lagi aku perjelas, kamu minta pendapat aku kemaren dan aku dengan baik-baik bilang kalau aku menolak keras keinginan kamu itu, dan jawaban kamu apa? Kamu baik-baik aja kan dengan keputusan aku itu? Bahkan aku masih ingat jelas kamu bilang nggak keberatan sama sekali, ta-"
Arkhas melirik Akasya sedikit lama, cowok itu lantas mengusap gusar wajahnya, tersadar jika tak seharusnya dia meneruskan perdebatan yang tidak akan ada ujungnya ini dihadapan Akasya.
"Kita bahas nanti, tolong jangan keras kepala!"
Dapat Akasya tebak jika Arkhas memutuskan sepihak panggilan mereka,gadis itu menggigit ujung bibirnya saat dirasakannya getaran di dadanya yang makin menggila.
menghembuskan nafas pelan,Akasya berharap getaran yang menyusahkan perasaananya ini dapat segera hilang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.(Selasa 19 Desember 2023)
09.46Arti kata Kampa di KBBI adalah Getaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Anantara waktu (on Going)
Teen Fiction"Akasya nggak sekuat itu,luka yang kalian taruh nyatanya nggak akan bisa buat dia sembuh." ~Diantara banyak waktu,ini baru awal mula takdir kelam yang tak kunjung berlalu~