"Pagarnya aja kekunci loh, bang!"
Akasya berujar kesal saat dirasakannya jika gerbang rumahnya di gembok, menandakan jika semua penghuni rumah sedang tidak ada didalam sekarang ini.
"Bang Arkhas?"
Akasya yang tengah sibuk meng-cek gembok pagar itu dibuat bingung saat ucapannya tidak direspon sama sekali oleh Arkhas yang tengah berdiri dibelakangnya.
gadis itu lantas membalikkan badannya dengan kesal."BANG ARKHAS! LO DENGAR GUE NGGAK SIH, BANG?!"
Teriak Akasya kesal saat didapatinya Arkhas yang malah melamun sembari bersandar didepan pintu mobilnya.
"Astagfirullah bang! Gue rukiyah ya lo lama-lama?!"
"ARKHAS TAHTA BASKARAS! SADAR BEGO!"
Duk
"Aww!"
Arkhas memekik kencang saat lututnya ditendang kuat oleh Akasya."Santai, Sya!Astagaaa..."
"Ya lo rese! Gue teriak-teriak sampai sakit otak lo nya nggak nyaut-nyaut!"
Arkhas menghela nafas pelan."Iya maaf, kenapa?"
Akasya mengusap gusar wajahnya."Pagarnya digembok bang!"
Kening Arkhas mengerut bingung."Serius? Masih siang padahal,"Ujar cowok itu sembari mengecek sendiri kebenarannya.
Akasya berdecak sebal."Taulah! Keknya mereka nggak rela gue tinggal lagi disini!"
"Asya jangan mulai!"sentak Arkhas sembari mengotak-atik handphone genggamnya.
"Bentar, abang telepon Arlan dulu,"Lanjutnya pelan.
Akasya menatap punggung cowok itu sembari menghela nafas, dari tadi ada saja sepertinya kejadian mengesalkan yang sangat-sangat menguras habis energi yang dia punya.
Sampai rumah bukannya menjadi lega, Akasya malah dihadapankan lagi dengan satu masalah lain, pagar rumah yang terkunci di siang hari.
Maksudnya apa coba? Orang-orang dirumah ini bukannya sudah tahu jika dia akan datang sekarang? Jadi gunanya pagar dikunci-kunci seperti sekarang ini apa jika bukan mereka sendiri yang sebenarnya tidak menginginkan kedatangan Akasya."Nggak ada orang dirumah dari semalam."
Akasya menoleh."Nah kan? Emang benar, kan! Mereka emang nggak rela gue tinggal lagi disini."
Arkhas mengacak gemas rambut Akasya yang tertata rapi itu.
"Apa sih woy?! Jangan kurang ajar!" Kesal Akasya.
"Terus sekarang gimana bang? Capek banget loh iniii."Lanjut Akasya kesal.
"Arlan dijalan mau kesini, kamu mau nunggu disini atau dirumah abang dulu? Biar bisa istirahat sebentar."
Akasya menatap Arkhas curiga."Ada mama nggak?" Tanya Asya
Arkhas menggaruk tengkuknya salah tingkah, "Nggak kayaknya."
Akasya mencubit lengan Arkhas kesal, bagaimana tidak diwaktu siang ini rumah Arkhas itu hanya ada mama sendiri biasanya, jika tidak ada otomatis rumah Arkhas itu sedang kosong sekarang.
" Punya niat jahat kan lo, bang!?"
"Astagfirullah, sya. Yakali abang macam-macam ke adek sendiri? Lagian maksud abang tuh kamu nunggu dirumah abang, biar abang nunggu disini."
"Nggak deh, makasih!" Balas Akasya sinis.
Arkhas hanya dapat menggeleng heran.
"Lo nggak telat ke kantor bang?"
Arkhas melirik Akasya sebentar setelahnya cowok itu mengalihkan tatapannya pada jam tangan yang melingkar indah di pergelangannya.
"InsyaAllah waktunya pas,"ujar Arkhas sembari tersenyum.
"Tenang aja, abang tungguin kamu sampai Arlan datang."
Akasya hanya mengedikkan bahu acuh, dan setelahnya kembali terjadi keheningan.
Mereka kembali sibuk dengan pikiran masing-masing.Apalagi Akasya, sedari tadi hatinya terus berseru untuk menanyakan perihal masalah Arkhas dengan seseorang yang dia telepon di mobil tadi.
"Bang.."
"Apa?"
"Dari tadi lo banyak diamnya, lebih tepatnya dari habis teleponan sama kak Anna. Ehhh!! maaf nih, bukannya lancang, tapi suara kak Anna tadi jelas banget anjir,mak-"
"Akasya..."
Akasya berdehem pelan sembari membenarkan posisi berdirinya.
Sial, dia benar-benar tidak bisa mengontrol ucapannya, Arkhas pasti sudah banyak menilai buruk dirinya sedari tadi."Maksudnya..suara kak Anna tadi jelas banget, makanya gue nggak sengaja dengar."
Annna Brezea,gadis berparas cantik itu merupakan kekasih Arkhas sejak 3 tahun yang lalu.
Hubungan mereka sudah terjalin sangat lama memang.
Sampai-sampai bukan hanya dekat dengan keluarga Arkhas saja, Anna bahkan bisa dikatakan juga sangat dekat dengan keluarga Dirsaga-keluarga Akasya lebih tepatnya-."Kita baik-baik aja, kok."
Akasya terasadar, netranya kembali mentap Arkhas yang berada disampingnya."maaf kalau gue ngasih pertanyaan terlalu lanc-"
"Enggak, Asya. Abang tahu kamu akan nanya hal ini. Kita berdua memang kadang-kadang berbeda pendapat sekali dalam hal-hal tertentu, mungkin itu yang buat kita sedikit adu argumen didalam mobil tadi,"Jelas Arkhas.
Akasya mengalihkan tatapan, gadis itu menunduk menatap sepatu yang dia kenakan.
Baik-baik saja ya?
Jahat tidak jika Akasya sedikit kecewa dengan jawaban barusan?
Karena nyatanya bukan jawaban barusan yang ingin dia dengar.
Sedikit jahat memang, tapi jika boleh jujur
Perasaan Akasya saat ini benar-benar memberatkan hatinya, sangat amat teramat menyiksanya.Menjauh pun pada Akhirnya juga percuma saja jika sekarang Akasya kembali berdekatan lagi dengan orang yang membuat perasaannya tidak karuan itu.
Bayang-bayang Arkhas memang begitu menyusahkan Akasya, walau sudah sejauh manapun Akasya pergi, bayang-bayang Arkhas pasti selalu saja bisa menjadi nyata setelahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.(Sabtu 30 desember 2023)
21.10Arti kata mangata adalah bayangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Anantara waktu (on Going)
Teen Fiction"Akasya nggak sekuat itu,luka yang kalian taruh nyatanya nggak akan bisa buat dia sembuh." ~Diantara banyak waktu,ini baru awal mula takdir kelam yang tak kunjung berlalu~