19

247 29 0
                                    


Hagio merasa heran, mengapa sulit sekali memutus ikatan pemuda ini. Meski sudah di paksa. Dia memandang Sunade yang juga sama heranya.

"Bagaimana ini?"

"Entahlah sepertinya ini akan menjadi sejarah ikatan yang begitu kuat." Menghela nafas pendek, dia pasrah.

"Akhiri saja."

"Apa maksud anda tetua!" Seruan Obito terdengar tidak terima.

"Obito sepertinya dia sangat tidak ingin lepas, dari Hinata."

" Tidak mereka harus segera lepas." Kekehnya.

"Sepertinya kau sangat terobsesi dengan Hinata, Obito." Celetuk Hamiya pelan

"Apakah, ini baik- baik saja. untuk mereka tuan Hagio."

"Entahlah."

.

Setelah berjam- jam ritual itu selesai. Tubuh Deidara ambruk dengan penuh luka dan darah, Hinata berlari memangku kepala Deidara,"Dei..?"

"Kita akan bawa dia kedalam." Ucap Hagio lantang.

Tubuh lemah itu di bopong oleh pengawal Hagio dibawanya di ruangan khusus.

"Hinata, kau baik- baik saja?"

Menangkup wajah sang gadis yang penuh air mata Obito menyatukan kening mereka.

"Kau puas! Kau hampir membunuhku ditebing! Sekarang Deidara!"

"Maaf, jangan membenciku." Suaranya menyendu.

Obito menggedong Hinata membawanya di ruangan yang tidak terpakai. "Turunkan aku?! Aku ingin melihat Deidara dia membutuhkanku."

"Membutuhkan? Aku juga membutuhkanmu!" Sentaknya marah.

Seruan marah Obito membuatnya terkejut. Dia memandang mata Obito yang penuh harapan." Aku juga membutuhkanmu."

"Aa..hpmh.." bibirnya di bungkam dengan bibir Obito. Ciuman itu menuntut dan kasar. Hinata memukul dada Obito agar memberikan oksigen, tapi dia tidak mengidahkan.

Ciuman itu terlepas kening mereka saling menempel." Kau peduli dengan rasa sakitnya, tapi kau tidak peduli rasa sakitku. Kau mempedulikanya, bagaimana aku tidak untuk egois Hinata."

"...Aku harus menjadi yang pertama."

"Aku tidak ingin melakukan penyatuan!" Seru Hinata, mencoba ingin lepas.

Mendorong tubuh itu di tembok menimbulkan pekikan, di bibir mungil Hinata." Tidak untuk sekarang, tapi secepatnya kau miliku Hinata."

"Ugh! ..Obito." Sakit. Obito begitu keras menghisap darahnya. tanganya tidak diam , meremas kuat bokong sintalnya.

Obito memberikan banyak gigitan di bagian tubuhnya. Entah mengapa dia hanya pasrah, dan menahan desahan. Obito merasa sedikit senang Hinata tidak menolak sentuhanya." Aku, akan biarkan dia, tapi aku ingin apapun itu harus aku yang menjadi pertama."

"..aku juga bisa membunuhnya Hinata itu mudah, dia hanya monsuta lemah." Ancamnya penuh tekanan.

Hinata terdiam mendengar ucapan Obito dia hanya memandang kedalam netra obsidan itu.

...

Hinata memandang tubuh lemah Deidara yang sudah berganti pakaian.

"Ternyata dia kuat juga, entah kuat dalam keinginan di hatinya." Tukas Hamiya. d
Dia melihat penampilan Hinata yang berantakan dan bekas gigitan di lehernya, dia hanya menggeleng .

"Ku obati yaa lukamu?" Hinata mengerutkan alis bingung dia tidak terluka, Hamiya terkekeh ringan dia menunjuk leher Hinata.

"Ahh yaa.." dengan kikuk Hinata mendekat dia malu dengan keadaanya.

My Husband Is A Monster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang