6

337 41 1
                                    


Chiyo mendatangi Hinata yang sedang bersantai di teras.

"Hinata ini?" Chiyo memberikan gulungan." Gulungan dari akademi." Lanjutnya.

Hinata membukanya undangan untuk ujian." Tapi disini, tertulis jika harus menginap disana lalu bagaimana denganmu? nenek akan sendirian."

"Aku baik-baik saja jangan khawatir, pergilah." Ucapnya tulus.

Hinata mengangguk dia mulai bersiap-siap tak lama dia kembali dengan pakaian yang lebih baik." Jaga diri nenek baik-baik disini jika ada sesuatu datangi Hinata."

"Baik, berhati - hatilah." Hinata melangakah pergi meninggalkan Chiyo sendirian.

.

Di tengah perjalanan h
Hinata merasa ada yang mengikuti dia berhenti berjalan mengedarkan pandangan merasa tidak ada yang janggal.
Hinata kembali memandang kedepan. Namun wajah monster dengan warna hitam kemerahan di depan wajahnya menggeram.

"Kyaaaa..!" Hinata jatuh terduduk. Berangsur monster itu berubah menjadi manusia.

"Obito..!!" Obito terkekeh. Dia mengulurkan tangan namun Hinata menyentak kasar tangan itu. Obito mengepalkan tangan menahan kesal.

Hinata berdiri lantas berjalan melewati pemuda itu." Kita akan melakukan ujian nanti , kau akan berpasangan denganku." Ucapnya mengikuti langkah sang gadis.

"Kenapa aku harus denganmu?"

"Karena kau istriku." Berjalan bersisian. Hinata mendengus kesal. Obito menarik tangan Hinata menuju semak - semak dia ingin marah tapi Obito menutup mulutnya. Mengikuti arah pandangan Obito mata Hinata menatap horor tidak jauh disana dekat pohon besar.

Manusia dan monsuta yang berubah hanya setengah bagian bawah dari kaki hingga pinggang
Dan perempuan yang sedang menangis kesakitan.

"Kita harus menolongnya, obito?" Bisikan Hinata hanya di abaikan Obito yang tengah memandang serius.

Perempuan itu mencoba memberontak, dia terlihat ketakutan hingga milik monster itu menembus liang milik gadis itu hingga berdarah." Kyaaa..S-sakit. tangisnya menahan sakit dengan tersedu- sedu.

Monster itu menghentak keras dia menggeram menahan kenikmatan. hHnata menatap horor, kasar sekali monster itu?

"Obito? Kita pergi dari sini?!" Hinata menyentak wajah Obito untuk memandangnya namun mata hitam itu berubah menjadi merah." Obito tenangkan dirimu jangan..umh.."

Bibir Hinata dibungkam oleh bibir Obito dengan kasar. Ciuman itu sangat menuntut lidah itu menelusup masuk mengajak bermain dengan lidahnya.

Hinata memukul dada o
obito namun tangan mungilnya dicekal erat."engh.."
Desahan dari mereka berdua membuat hampir lupa jika isi perjanjian itu, hanya ciuman tapi sangat memabukkan bagi Obito.

Cukup lama hingga ciuman itu terputus. Hinata meraup udara. Obito tidak memberi akses untuk berhenti. Darahnya berdesir saat lidah Obito menyapu kulit lehernya." T-tunggu Obito hentikan!"

"Jangan menolak Hinata." Hinata menggeleng keras.

" Tidak mau! Hentikan kita akan terlambat untuk ujian." Pintanya.

Obito tidak peduli dia memeluk Hinata erat hingga tubuh mereka terjatuh di tanah, tubuh besar Obito melilit tubuh mungil Hinata. "Ah.." mendengar suara dari pemuda itu dia panik.

Jangan bilang Obito akan melakukan hal yang sama pada saat malam itu. Karena tubuh Hinata merasakanya.

"Obito..?" Wajah pemuda itu menelusup di lehernya, memberikan kecupan - kecupan menekan. "Eng..." mencoba menahan suara yang akan keluar dengan cara menggigit bibir mungilnya keras takut jika ada yang mendengar.

My Husband Is A Monster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang