18

245 38 0
                                    


Pagi harinya mereka benar- benar pergi menuju desa kecil milik Maki sekaligus untuk mengucapkan terima kasih pada warga disana.

Dalam perjalanan ini hanya ada hening Obito sudah menceritakan jika dia sudah mendapat batu hijaunya. Obito memilih untuk pulang saja dan melapor tentang Gin dan Hanako juga untuk melepas ikatan Deidara.

Perjalanan lumayan mudah untuk di lalui kali ini. Daripada saat awal berangkat.
Hingga 3 hari akhirnya mereka sampai di didesa monsuta. Deidara sedikit gugup biasanya dia hidup di hutan.
Tapi kali ini dia bersama mahluk yang sama denganya yang baru dia ketahui ternyata, mereka hidup berdampingan dengan manusia.

Di dalam ruangan milik Sunade wanita pirang itu memandang dari atas hingga bawah menilai Deidara yang menurutnya tampan tapi juga cantik, namun yang menjadi perhatianya adalah harum tubuh pemuda itu sama dengan Obito.

"Obito siapa dia?"

"Deidara, seseorang yang kami temukan di hutan, karena sebuah kecelakaan dia terikat dengan, Hinata." Jelasnya tenang.

"H-hinata!" Dia memandang Hinata yang menunduk. Sedikit tawa keluar dari mulutnya." Hebat juga gadis ini."

"Nona Sunade bisakah anda melepas ikatan mereka?" Tukas, Obito.

"Mudah saja , tapi sedikit berisiko untuk pihak pria."

"Aa.."

"Aku tidak mau." Ucapan tegas Deidara membuat Hinata sedikit terkejut,"aku ingin bersama Hinata."

Nada pelan di ucapkan di akhir kalimat, sunade curiga. Jika pemuda ini memiliki rasa untuk sang gadis, dia hanya mampu menghela nafas.

"Sepertinya, satu suamimu tidak ingin berbagi Hinata"

"..aku tidak mau!" Obito dengan keras menentang." Aku ingin mereka segera terpisah."

Deidara merasa sedih dia mengapit lengan Hinata dengan menggeleng pelan,"Hinata?"

Hinata hanya mampu membuka dan menutup bibirnya,"kita lakukan ritual pemisahnya jika mampu terus lakukan jika tidak bisa mau bagaimana lagi." Putus Sunade.

...

Hinata pulang kerumah nenek Chiyo yang di sambut oleh wanita paruh baya itu, dia heran dengan pemuda pirang yang bersama mereka, hingga Hinata menceritakan dia hanya mampu terdiam kasihan dengan takdir sang gadis.

Hinata mendekati Obito yang terdiam di depan gubuk memandang bulan," Obito..?"

Obito mengalihkan pandangan, dia segera menggendong tubuh mungil Hinata. Membawanya berlari memasuki hutan. Setelah sampai obito menurunkan tubuh Hinata. Saat kaki itu menyentuh tanah dia terkejut Obito membawanya di ujung tebing yang tinggi reflek dia mengapit lengan Obito.

Obito menepuk lengan Hinata dia memeluk Hinata erat" kenapa kita disini?" Tanyanya takut.

"Untuk melihat bulan."

Obito membalik tubuh Hinata, dia merengkuh tubuh Hinata dari belakang. Semilir angin malam begitu sejuk dengan cahaya bulan yang begitu terlihat indah jika di lihat dari atas tebing.

"Bulan itu, sangat indah sama seperti dirimu."

Hinata memandang bulan yang begitu terang dia terkagum dengan keindahan itu, Obito meraih tangan Hinata mendekatkan di bibirnya. Dia menggigit menghisap darah milik Hinata sang empu hanya terdiam meringis.

"Bisakah, kita melakukan penyatuan sekarang Hinata?"

Tubuh Hinata menegang. Dia sedikit gelisah, melihat reaksi Hinata dia sidikit menggeram. hingga Hinata merasakan tubuhnya melayang bersaam seakan nyawanya melayang ikut terbawa oleh tubuhnya yang terjun di bawah tebing.

My Husband Is A Monster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang