kejadian yang aku ceritakan ini ku alami saat aku sedang berlibur ke rumah nenek di suatu daerah di sebelah barat Tasikmalaya. Sesuai tradisi di daerah sana ada hari tertentu sekitar pukul 11-11 malam saat anak-anak muda yang umurnya masih belasan berpawai obor keliling desa. Dimulai dari gardu yang ada tepat di pintu masuk desa dan berakhir di kompleks pekuburan warga setempat.
Aku pun hingga sekarang masih belum terlalu mengerti kenapa pawai itu harus diakhiri di kompleks pekuburan. Duh suhu di pekuburan kan sangat dingin dan menurutku kurang wajar karena dari berkali-kali pawai yang aku ikuti si tahun-tahun sebelumnya selalu ada yang kesurupan.
Nenekku memang pernah menerangkan kalau pawai obor yang di tutup di pekuburan menandakan bahwa siapapun kita pasti nantinya jadi penghuni pekuburan sebagai akhir dari perjalanan hidupnya. Ada juga yang bilang kalau pekuburan itu di pilih karena letaknya yang memang di ujung desa, berbatasan langsung dengan bukit yang masih di penuhi pohon-pohon liar. Duh, pohon-pohon itu semakin menambah kesan mistis daerah itu.
Bbrrrr, malam itu semakin terasa dingin. Dan pawai obor pun baru saja di mulai. Cahaya dari api obor membuat suasana pedesaan kian kental di tambah dengan suara kentongan yang di bawa warga. Ini membuatku lupa dengan suhu dingin yang menyelimuti desa ini dan sibuk foto sana sini.
Setelah sekitar dua jam pawai obor, akhirnya kami mulai memasuki kompleks pekuburan untuk penutupan pawai. Di sekeliling kompleks pekuburan terdapat pohon bambu yang lebat dan tinggi.
Acara penutupan pun di mulai dengan membacakan doa-doa yang di pimpin oleh sesepuh desa, Pak Usep namanya. Suasan pun hening hanya terdengar suara pak Usep dan hembusan angin dari pphon bambu.
Di tengah khusyuknya kami mendengarkan doa pak Usep, tiba-tiba terdengar suara wanita cekikikan. Wah jangan-jangan ada yang kesurupan lagi nih.
Mendengar suara cekikikan itu pak Usep pun berhenti membaca doa. Kami semua serentak melihat ke sumber suara. Dan orang yang cekikikan itu adalah Kusman. Aneh, cekikikannya Kusman kok seperti suara wanita.
Hal itu membuat kami bergerak menjauh dari Kusman. Aku pun merinding. Kami terpaku dan hanya bisa memperhatikan Kusman yang tangannya bergerak seolah-olah sedang membelai rambut panjangnya. Padahal rambut Kusma pendek dan rapi. Selain itu.... mata Kusman ... mata Kusma terus-teruaan menatap Pak Usep dengan tajam. Dan lama-lama cekikikan Kusman berubah menjadi tangisan yang sangat menyedihkan.
Akhirnya Pak Usep memegang kepala Kusman.
"aaaaaaaaaaaaaa!!!" Kusman pun berteriak, tapi masih dengan suara wanita! Suara wanita yang sedang merasuki tubuh Kusman itu berkata
"Aku teh Neng Ai!"
Ha!! Neng Ai?? Bukannya Neng Ai baru saja meninggal seminggu yang lalu?
"Tolooonngggggg, aku tersiksa !!!! aku ingin pindah ..... tidak ingin di sini .... Ingin di gendong ... " suara Neng Ai terdengar mengerikan. Membuat suasan semakin mencekam. Neng Ai yang sedang merasuki tubuh Kusman semakin meronta-ronta !!! kadang menangis, menjerit, kadang tertawa.... Kadang merintih !!!! Benar-benar menyeramkan!!!
Pak Usep dengan segera membacakan doa untuk Neng Ai. Pak Usep juga berjanji akan secepatnya memindahkan jasad Neng Ai ke tempar lain. Dan itu membuat tangis lirih mengerikan Neng Ai pun perlahan berhenti.
Kusman pun terasadar dan tampak kebingungan. Dia pun mulai bertanya-tanya kenapa orang-orang mengelilingi dia. Kami tidak menjawab dan hanya membawa Kusman pulang. Menjauh dari tempat yang menyeramkan ini.
Ketika hampir sampai rumah, aku baru tersadar kalau kamera ku tertinggal di kuburan!!!! Karena kejadian kesurupan Kusman tadi, aku panik dan tidak sengaja meninggalkannya. Ah!!!!! Sial!!! Aku terpaksa harus balik lagi ke kuburan!!!
Tanpa memperdulikan keadaan sekitar, setengah berlari aku terua menuju tempat tadi. Tempat Kusman kesurupan. Tempat ... tempat.. Neng Ai minta pertolongan!
Tapi demi kamera yang mahal itu aki harus kembali. Dengan perasaan takut aku berlari untuk mempercepat proses yang mengerikan ini. Entah berapa batu nisan yang tidak sengaja kutendang.
Akhirnya aku sampai juga. Kulihat pohon pisang besar yang membuatku hafal tempat aku meninggalkan kameraku. Tapi, aduh aku enggak bisa menemukan di mana kameraku itu. Terpaksa aku mencarinya di antara batu-batu nisan .
Aku mulai merangkak-merangkak meraba tanah.Dan di sana... tepat di bawah pohon pisang,sekilas terlihat tali kamera milikku.
Dengan perasaan lega, aku pun segera menuju ke tempat itu.Aahhh... ternyata benar. Syukurlah .... kameraku tergeletak .. tepatnya terletak ... di sebelah batu nisan kayu.. batu nisan yang bertuliskan sebuah nama .. Neng Ai !!!!
Hah !!! Neng Ai !!!! Seketika bulu kuduk ku merinding dan dengan tergesa-gesa aku mengambil kameranya. Saat aku menjulurkan tangan untuk mengambil kameranya, ada sesuatu yang menetes di tangan.
Pikiranku yang peetama adalah gerimis mau ujan. Tapi .. tapi setelah aku cium dan lihat baik-baik .. ternyata... itu.. ituu darahhh !!!!! Darah segar yang berwana merah pekat.
Darah yang terus bercucuran membuatku melihat ke atas untuk melihat darimana darah itu berasal. Ternyata .. ternyata satu sosok ... KUNTILANAK !!!!
Kain putih membungkus seluruh tubuhnya. Rambutnya panjang berantakan. Matanya mengeluarkan darah! Darah yang terus bercucuran. Dan yang paling menyeramkan
. mulutnya, mulutnya menganga !!! mulutnya menganga lebar sekali !!!! menganga sampai ke dada !!!Dengan sisa tenaga yang kupunya aku berlari . Berteriak sekencang-kencangnya !!! Tanpa memperdulikan apa pun, aku berlari terus keluqr dari pekuburan dan langsung menuju ke arah rumah Pak Usep .. sepanjang jalan aku melihat bercak tetesan darah di lenganku sudah hilang.
Besoknya dengan pengalaman beramai-ramai tadi malam, di tambah dengan cerita ku tadi malam, warga sekitar akhirnya menggali lagi kuburang Neng Ai. Jasad Neng Ai akan di pindah ke lahan lain, di dekat gubuk kuncen. Entah mengapa aku berpikur harus menyaksikan langsung pemindaha itu, agar bisa sedikit tenang setelah kejadian semalam.
Setelah jasadnya yang sudah hampir busuk itu berhasil diangkat, aku dan semua warga seketika berteriak. Bahkan ada beberapa yang menjadi histeris. Mereka melihat .... jenazah Neng Ai sama dengan kuntilanak yang kulihat tadi malam!!! mulutnya menganga!! lebar sekali !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
nightmare
HorrorPernahkah kamu merasa melihat sekelebat bayangan di malam hari? atau tiba-tiba mendengar senandung-senandung aneh yang membuat bulu kudukmu merinding? kamu tidak sendiri. banyak orang yang mengalami hal serupa. Semua ini bisa kamu temukan di buku i...