Time Travel : Past Trip 3

45 7 2
                                    


" Disini tak ada sinyal " Jimin bergumam pelan. Jungkook mengambil alih telfon tersebut dengan mulut menganga kecil.

" Woah! Ada benda seperti ini dimasa depan? " tanya Jungkook dan Jimin mengangguk laju. Jungkook mengangguk bangga.

" Baiklah. Aku percaya, bagaimana cara kau bisa terlempar ke abad ke-14 ini? " tanya Jungkook kembali menatap Jimin seperti semula. Jimin menceritakan semuanya, mula dari ayah dan ibunya yang menciptakan sebuah penemuan baru. Jungkook sebagai pendengar pun sesekali terlihat mengangguk sok tahu dan tak jarang juga menampilkan raut wajah bingung kerana beberapa perkataan yang tak difaham olehnya.

" Baiklah aku bisa membantumu hidup di zaman ini sementara kau menemukan jalan pulang ke masa depan, sebelum itu kau harus tinggal di istana bersamaku dan setahuku tak ada cara lain untuk membawamu ke dalam istana tanpa curiganya Raja dan Putera Mahkota "

Jimin yang mendengar kata Jungkook mula panik dengan wajah memohon.

" Ada satu cara. Kau bisa saja menjadi pelayan peribadi Permaisuri Jeon Yoongi "

" Apapun itu aku terima "

~oOo~

2023.

Seoul.

Tap Tap-

Sepasang suami isteri yang diketahui Tuan dan Puan Park bingung melihat rumahnya sepi. Kemanakah Jimin? Mereka melihat pintu Lab mereka terbuka dan cepat mereka menuju ke arah Lab mereka dengan muka panik.

" Ini bukan pencuri yang melakukannya. Ini Jimin yang melakukannya "

" Jimin pergi ke masa dulu?  "

" Tahun 1415?!"

Sejujurnya Tuan dan Puan Park ingin menghapuskan benda ini kerana tidak dapat memasukkan tahun lain selain 1415. Oleh sebab itu, untuk menghindari masa lalu tak berubah mereka akan menghentikan penemuan mereka. Namun tak disangka anak semata wayang mereka malah mencuba alat tersebut dan membuatnya terperangkap di masa lalu sekarang. Mereka harus mengembalikan anak mereka secepatnya.

~oOo~

Jungkook melangkah pasti dengan Jimin yang mengikut sambil menunduk di belakang. Jimin sekarang tengah mengenakan baju khusus untuk pelayan istana dengan sedikit hiasan di wajahnya dan rambut ditata sedemikian rupa seperti perempuan era Joseon pada umumnya. Jungkook hanya menyuruh tangan kanannya menyiapkan perlengkapannya. Selebihnya seperti memasang, menghias dan sebagainya dilakukan oleh Jimin sendiri -dengan sedikit bantuan dari Jungkook- seadanya tapi sempurna.

Jimin sebenarnya tak mahu disuruh pasang sendiri. Tapi Jungkook tetap memaksa takutnya kalau pelayan lain yang membantu memasang, boleh menyebabkan adanya kesalah fahaman seperti darimana Jimin berasal? Mereka menghentikan langkah saat sudah sampai disebuah pintu, menunggu seorang penjaga pintu memberitahukan kedatangannya pada beberapa orang didalam. Jungkook melangkahkan kakinya memasuki ruangan setelah sebelumnya menyuruh Jimin menunggu diluar dengan isyarat tanda.

" Kau sudah datang Jungkook? " sang Putera Mahkota menyapa terlebih dahulu, Jeon Taehyung. Jungkook mengangguk dan membungkuk hormat saat sang Raja -ayahnya- memberikan senyuman. Jungkook kemudian duduk di seberang Taehyung lebih tepatnya di kiri sang Raja.

" Mana pelayan pilihanmu, Jungkook? Aku ingin melihatnya " Jeon Yoongi, permaisuri Putera Mahkota bertanya lembut.

" Sebentar " Jungkook mengarahkan pandangannya kepada Cha Eunwoo -orang kepercayaannya,sekaligus tangan kanannya- yang menunggu di depan pintu memberikan isyarat dengan satu anggukan kepala yang langsung difahami pemuda itu. Jimin masuk ke dalam ruangan tersebut setelah dipersilakan oleh Eunwoo. Berusaha jalan layaknya seorang sopan dan anggun pada umumnya. Jimin bersujud memberikan penghormatan kepada sang Raja sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Jungkook sebelumnya.

" Hormat hamba, Yang Mulia Raja Kim Namjoon" Sempat menegakkan tubuhnya kemudian melakukan penghormatan pada tiga orang yang lainnya. Sungguh Jimin benar-benar terseksa dengan duduk kaki bertindih seperti ini lebih-lebih lagi Jimin mengenakan Hanbeok pakaian wanita era Joseon yang membuatnya sedikit tak nyaman.

" Perkenalkan dirimu " kali ini Taehyunh yang bersuara saat melihat 'pria manis' didepannya hanya duduk kaku setelah melakukan penghormatan. Jimin mengumpat dalam hati mendengar suara berar Putera Mahkota tersebut. ' Sial! Si Jungkook tak mengatakan kalau ada sesi perkenalan seperti ini ' . Jimin melirik Junhkook yang tenang disana.

" Namaku Park Jimin, Putera Mahkota " itu saja kerana Jimin tak tahu apa lagi yang harus dikatakan dalam proses perkenalan zaman era Joseon.

" Bagaimana dengan asal-usul keluargamu?" kali ini Raja sendiri yang bertanya kepada Jimin. Jimin yang mendengarnya pun mula gelisah dalam duduknya, kenapa mesti asal-usul keluarga? Dia hanya seorang calon pelayan peribadi permaisuri bukan calon menantu. Dia merasa tertekan jika seperti ini -setidaknya itulah yagg difikirkan Jimin- Jungkook berdehem kecil mengalihkan perhatian lain kepadanya.

" Maaf sebelumnya, Yang Mul- "

" Ayah saja Jungkook. Kita sedang tidak dalam keadaan serius "

" Baiklah. Apa aku boleh menjawab pertanyaanmu ayah? Kerana Jimin mempunyai pengalaman sendiri yang menyedihkan. Jika diingatkan dengan orang tuanya " Jungkook berucap yakin.

" Pengalaman menyedihkan seperti apa?" Permaisuri Yoongi bertanya dengan nada tertarik. Jungkook lagi-lagi berdehem yang membuat Jimin berfikir mungkin putera ini akan berdehem dulu sebelum mengatakan kebohongan.

" Begini. Orang tua Jimin dibantai oleh sekumpulan perompak yang diduga suruhan kerajaan tetangga dan setelahnya dia dirawat oleh ibu angkatnya yang telah meninggal satu tahun lalu " Jungkook mengatakannya dengan lancar.

" Tentang perompakan lima tahun yang lalu? Bukankah banyak keluarga yang dibantai saat itu? " Permaisuri Yoongi bertanya dan mengalihkan pandangan kearah Jimin.

" Keluargamu juga korbannya?" tanya Permaisuri Yoongi lagi dengan nada lembut. Jimin mengabgguk kaku dengan senyum kecut yang menghiasi wajahnya.

" Ya permaisuri " jawab Jimin. Yoongi menatap iba Jimin.

" Baiklah. Kau ku terima menjadi pelayan peribadiku mula sekarang Park Jimin " Hanya seperti itu? Jimin sendiri mengira akan ada ujian memasak, menyapu dan lainnya seperti ujian pembantu rumah tangga di masa depan.

~oOo~

Park Jimim dan Permaisuri Jeon Yoongi terlihat tengah berjalan-jalan ditengah keramaian. Mereka mengenakan pakaian layaknya rakyat biasa, beralasan agar mudah berbaur. Diikuti oleh dua pengawal yang menjaga jarak dari mereka.

Tadi saat membawakan teh untuk Yoongi, Permaisuri dan Putera Mahkota ini memerintahkan Jimin untuk bersiap-siap menemaninya membeli beberapa jepit rambut untuk dirinya sendiri dan beberapa ikat kepala untuk suaminya. Jimin sendiri sempat mengutarakan pertanyaan mengenai mengapa Permaisuri membelinya sendirian, bukannya menyuruh pelayan lain? Yang didapatinya hanya balasan berupa senyuman anggun dari pria manis bangsawan tersebut.

" Jimin, pilihlah beberapa untuk dirimu sendiri " panggilan santai sudah mereka sepakati sebelumnya, walaupun sempat ditolak oleh Jimin kerana menurutnya tidak sopan berbicara dengan orang yang latar belakangnya jauh diatas kita dengan santai -setidaknya itulah pelajaran yang didapatinya dari novel history yang pernah dibacanya-. Namun ditolak keras oleh Yoongi dengan pilihan muktamad bahawa itu adalah sebuah perintah.

" Tak usah, Permaisuri " Jimin menolak sopan dengan senyum diwajahnya. Heol, cukup dengan memakai pakaian menurutnya menyusahkan apabila berjalan kerana sungguh demi dewi Mars kainnya lebih banyak terpasang di tubuhnya berbanding baju di masa depan.

" Tak ada penolakan, kau pilih-pilih disini. Aku akan membelikan ikat kepala untuk suamiku dulu " ucap Yoongi menepuk pelan bahu Jimin sekali kemudian pergi ke stand lainnya. Jimin menghela nafas dengan mata menatap tak minat pada beberapa jepit rambut di depannya.

" Maaf- " sebuah suara berat terdengar disampingnya. Jimin menoleh merasa lelaki tersebut berbicara dengannya.

" Ya? "

" Benar ternyata. Anda mempunyai masa sebentar? " lelaki berjanggut tipis itu berujar dengab pelan dan mendapat anggukan kecil dari Jimin. Jimin mengikuti langkah lelaki itu yang membawanya ke tempat yang sedikit sepi. Kemudian mengeluarkan segulung kertas dari balik bajunya. Memperhatikan sesuatu pada kertas itu dan wajahnya secara bergantian berulang-ulang " Benar " berucap kembali membungkuk hormat.

To be continued.

Time Travel : Past TripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang