Mengantar ke bandara

195 2 0
                                    

Diana mengantarkan suami dan ibu mertua ke bandara. Beruntungnya Andre tidak ikut bersamanya ia sedikit bernafas lega.

"Sayang kita berangkat ya." ucap David mengecup pucuk rambut istri tercintanya cukup lama.

Nurma sudah terlebih dulu masuk ke ruang tunggu, tak berselang lama pihak maskapai penerbangan Airport Announcement memberitahu pada penumpang untuk naik ke dalam pesawat.

Pasangan suami istri itu enggan melepaskan pelukan, kedatangan seseorang dibelakangnya mengejutkan mereka.

"David." panggilnya. "Ayo!" ajak Nurma pada nya.

Diana mendorong dada suaminya pelan. "Udah sana pergi." usirnya secara tidak langsung.

"Kamu ngusir aku, hmm... " ucap David menoel noel Diana gemas.

Pipi Diana memerah. "Sayang, malu ih! disini banyak orang tau." menarik kedua tangan suami dari pelukan nya.

Tetapi David seakan tak peduli ia semakin menggoda istrinya dengan mengecup bibir ranumnya sekilas.

Tawa nya tertahan. Upss!!

Lelaki itu perlahan berjalan mundur meninggalkan sang istri. "Maaf aku sengaja. Nanti kalo tugasku disana udah selesai, aku mau minta lebih dari sekedar ciuman." teriak nya tanpa rasa malu.

Sekarang Diana menjadi pusat perhatian semua orang karna teriakan sang suami.

'Bikin malu aja deh. Kebiasaan banget tuh, orang dari dulu tidak berubah sama sekali.' batinnya seraya menatap punggung David yang mulai menghilang dari pandangannya.

Saat berbalik badan Diana dikejutkan oleh lelaki seumuran dengan nya berlari memeluk erat sang sahabat yang sudah lima tahun terakhir tak bertemu.

"E eh. Lo siapa, main peluk peluk gue." kagetnya menghempaskan tubuh lelaki itu sampai terjatuh.

Brugh

Terdengar jelas suara benda jatuh, lagi lagi ia menjadi pusat perhatian orang orang disana, muka lelaki itu mencium lantai bandara cukup keras.

Aduh!

"Ana ini gue sahabat lo." ucap nya bangun dari posisi jatuhnya sambil mengusap usap pakaian menjadi kotor karna dorongan keras dari Diana.

Diana menatap acuh dan berlalu pergi meninggalkan lelaki yang mengaku ngaku sahabatnya.

Ana....?

Untuk kesekian kali orang² melihat ke arahnya. Bak artis kapan atas yang berjalan diantara banyak kerumunan.

Ana, an, ana... ?

Lelaki itu berlari mengejar nya dan berhasil meraih tangan Diana.

"Lepasin gue. Atau gue teriak nih, biar muka tengil lo babak belur sekalian." pinta Diana menekan sedikit memberikan ancaman.

Namun lelaki itu justru terkekeh. "Lima tahun kita gak ketemu lupa ingatan, padahal dulu kita deket banget pas SMA, sampai sampai dikasih julukan Duo Joker." celetuknya.

Duo joker. Singkatan dari Jomblo keren,  Diana mengingat ingat sesuatu seperti pernah mendengar sebutan itu.

Pletak

Aduh!

Kenapa lo jitak pala gue?

pekik Diana melotot.
...

Otak lo lemot banget sih, gue Ujang satu satunya sahabat lo si bule dari Bandung
...

Ujang, ini beneran lo! Perasaan dulu bentuk kan nya kek gitar spanyol deh

ejek Diana terkekeh.

berhambur memeluknya. Lelaki bernama James biasa dipanggil Ujang pun membalas pelukan begitu erat.

"Oh iya." melepaskan pelukan. "Kita cari makan yuk, laper gue." ajak James.

"Eh." menatap heran sahabatnya. "Di dalam pesawat lo gak dikasih makan sama pramugari. " ujar Diana.

/menggeleng

Gass kun!

Ujang menarik lengan sahabatnya menuju mobil hitam didalamnya sudah ada supir yang menunggunya.

"Mobil lo yang mana nih!" celingukan mengedarkan pandangan ke arah beberapa mobil yang terparkir di tepian jalan sedang menunggu penumpang.

"Ini si joker kesayangan gue." menepuk body mobil Jeep Rubicon di depan matanya.

"Joker." Diana tersenyum lebar begitu senangnya mendengar sebutan itu ia jadikan nama mobil.

Ujang membuka pintu mempersilahkan sahabat satu satunya sewaktu SMA dulu. "Silahkan masuk Tuan putri peri."

Mata Diana berbinar. "Thanks."

"Hati hati." ucap Ujang dengan sigap menjadikan tangannya di atas kepala sahabat agar tidak terkena atap mobil.

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang