LISA POV
"Lalisa..! Turunlah, paketmu datang dan memerlukan tanda tanganmu!"
Teriakan ibuku melengking dari lantai bawah rumahku, dan dari segala teriakan-teriakan yang pernah aku dengar dari mulut ibuku, teriakan barusan menjadi teriakan yang paling aku sukai.
"Aku datang!" Aku yang tadinya tengah duduk di meja belajarku dan merapikan beberapa benda berharga di atasnya langsung bangkit tanpa menunggu lagi, bahkan kedua kaki panjangku aku paksa berlari menelusuri tangga meski apa yang aku lakukan tidak untuk ditiru, jangan berlari di tangga, anak-anak, kau bisa jatuh, lalu kepalamu terbentur, lalu kau mengalami gegar otak dan... Aku tidak mau melanjutkannya.
"Apa lagi yang kau beli, Lalisa? Setiap hari paketmu datang tanpa henti!" Kali ini ibuku mengoceh, tapi bagiku ocehannya wajar, aku langsung mengabaikan ucapannya dan berlari keluar dari rumah.
"Kau mendapatkan banyak kiriman dari Korea Selatan, kau membelinya atau ada orang yang mengirim untukmu?" Pertanyaan itu aku dapatkan dari kurir yang usianya sepertinya tidak terlalu tua, pria di hadapanku yang berbicara dengan bahasa Thailand ini mungkin berusia tiga puluh tahun? Aku hanya menebak jadi maaf jika tebakanku salah.
"Kekasihku mengirimkannya." Balasku asal sambil melabuhkan tanda tanganku dan pria itu terkekeh saja, "baiklah, ini paketmu, aku akan melanjutkan pekerjaanku lagi." Aku memberikan senyuman tipis sebelum mengambil satu kotak besar berwarna hitam dari tangannya, setelahnya aku kembali menutup pagar hitam rumahku dan dengan girang berjalan kembali masuk ke dalam rumah.
"Lisa, kau terus menghamburkan uang." Mommy langsung menatapku dengan tatapan tidak sukanya begitu melihatku kembali dengan wajah kesenangan.
"Pasti dia membeli barang-barang Jennie lagi, Mommy." Aku berdecak dan memelototi adik semata wayangku yang duduk di samping Mommy sambil memakan buah jeruk di tangannya, namanya Rosie, atau nama panjangnya adalah Larosie, karena dilahirkan dari satu rahim yang sama, tentu kami memiliki marga yang sama, Manoban.
Namaku sendiri adalah Lalisa, Lalisa Manoban, anak sulung dari dua bersaudara, kami sudah tinggal di Thailand sedari kami lahir sekalipun dan tidak pernah tinggal di negara lain meski aku sangat ingin mencoba untuk tinggal di Korea Selatan yang adalah tanah kelahiran ibuku.
Ibuku bermarga Park, dulu ibuku mengikuti pertukaran pelajar dari Korea kemudian bertemu dengan ayahku di Thailand karena mereka berada di universitas yang sama, lalu mereka jatuh cinta, menikah, kemudian lahirlah aku dan Rosie yang memiliki jarak usia dua tahun.
Aku berusia dua puluh lima tahun sekarang sedangkan Rosie dua puluh tiga tahun, kami berdua sama-sama sudah menyelesaikan studi kami tepat waktu, namun kami memang belum memiliki pekerjaan tetap lantaran ayah kami memiliki sebuah hotel bintang lima, dia juga adalah seorang koki, jadi jika kami diminta untuk bekerja sekalipun.. kami akan membantunya di hotel.
Namun aku memiliki pekerjaan sampingan yang juga didukung oleh orang tuaku, meski kami tinggal di Thailand sedari lahir dan berbicara dengan bahasa yang sama sehari-hari, namun bahasa ibu tetap bahasa ibu, aku dan Rosie cukup fasih berbahasa Korea, jadi biasanya kami berkomunikasi dengan Mommy menggunakan bahasa Korea, terkadang bahasa Korea juga kami gunakan ketika kami memiliki rahasia agar orang lain tidak memahaminya, terkadang kami juga mengerjai Daddy karena dia tidak terlalu fasih.
Bisa dikatakan aku, Rosie dan Mommy fasih berbicara tiga bahasa, Thailand, Inggris dan Korea, tapi bahasa inggris ku memang tidak sebagus bahasa Korea ku, adikku lebih pandai karena dia berbicara bahasa inggris layaknya air.
"Jennie Jennie Jennie dan Jennie, ya.. Lalisa.. usiamu dua puluh lima tahun namun kau terus mengurus Jennie yang bahkan tidak tahu kau hidup di dunia ini sekalipun." Adikku langsung terkekeh mendengar ucapan Mommy dan aku mendengus sebal, hey, biar aku bertanya pada kalian, apa salahnya jika usiaku sudah seperempat abad tapi aku masih memiliki idola?
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKIEST TRANSLATOR - JENLISA [G×G]
Fiksi PenggemarSemua orang pasti memiliki idola di hidup mereka, sama halnya dengan Lalisa yang begitu mengidolakan penyanyi asal Korea Selatan bernama Jennie. Sepertinya tidak ada satu orang pun di Thailand yang tidak mengetahui bagaimana tergila-gilanya Lisa yan...