Aku membenci itu

20 7 0
                                    

Sudah empat tahun berlalu sejak terjadinya kiamat dan munculnya zombie di dunia ini. Rumornya, setelah mewabahnya COVID-19 pada tahun 2019-2022, orang-orang yang mendapatkan vaksin cenderung menjadi lebih lemah dan tidak stabil.

Kini tahun 2026, dunia ini telah hancur. Ibukota Jakarta, yang dulu begitu ramai, kini menjadi kota mati. Bangunan-bangunan yang sebelumnya megah kini hanya puing dan reruntuhan yang menyisakan kenangan akan masa lalu yang indah.

Aku, salah satu yang selamat dari kekacauan ini, melangkah perlahan di antara bangkai-bangkai manusia dan zombie yang pernah hidup. Sinar matahari terhalang oleh debu dan asap, menciptakan atmosfer yang suram dan penuh ketidakpastian.

Aku membenci segalanya tentang dunia ini. Aku membenci bau busuk yang menyelubungi udara, aku membenci suara gemuruh dari langkah-langkah mayat hidup, dan aku membenci kenangan akan kehidupan sebelumnya yang begitu cepat berubah menjadi mimpi buruk.

Namun, di tengah kebencian itu, aku tahu bahwa aku harus bertahan. Aku adalah salah satu yang masih hidup, dan meskipun dunia ini telah runtuh, aku belum menyerah pada kehancuran. Aku harus menemukan arti dan alasan untuk tetap hidup di tengah kekacauan ini.

 Aku harus menemukan arti dan alasan untuk tetap hidup di tengah kekacauan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Allen!" seseorang berteriak dari kejauhan.

Allen itu adalah namaku, dan orang yang berteriak adalah salah satu orang yang selamat dari dunia yang hancur ini.

Aku menoleh ke arahnya, "Ya? Ada apa, Prof. Arya."

Tepat sekali, orang itu adalah seorang yang memiliki gelar profesor, Arya, berumur 30 tahun lebih tua 5 tahun dariku.

"Hey, berhenti memanggil dengan nama itu. Kita ini sudah di dunia yang hancur; itu tidak berguna."

Aku mengangguk, menyadari bahwa panggilan itu seperti sisa-sisa kehidupan lama yang kini hanya tinggal kenangan.

"Kenapa tadi manggil?"

"Kan kita mau ke tempat warehouse tempat gue dulu kuliah, di situ banyak barang... mudah-mudahan aja sih pada ga ancur."

"Lu serius pengen nyoba sel-sel mutant itu?"

Dia menangguk dengan cepat, "Yup, kita perlu segala yang bisa membantu kita bertahan. Sel-sel mutant itu mungkin kunci untuk melawan ancaman zombie dan membangun kembali apa yang telah hilang."

Aku hanya menatap wajahnya yang tersenyum. Dia terlalu berantusias untuk membuat dunia ini kembali seperti semula.

Aku hanya menatap wajahnya yang tersenyum. Dia terlalu bersemangat untuk membuat dunia ini kembali seperti semula.

Aku bisa melihat matanya yang penuh semangat dan senyumannya yang tulus, adalah satu-satunya sinar terang di tengah kehancuran ini. Meskipun dunia telah berubah, dia tetap memegang harapan untuk mengembalikan kehidupan yang dulu pernah kita kenal.

Kebohongan Yang IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang