Persiapan mencari barang

3 2 0
                                    

Nita dan Maya, yang masih mengunyah makanan mereka, melihat ke arah teriakan orang itu, suara langkah semakin mendekat saat mereka menyadari bahwa itu adalah Sarah.

"Ah, Sarah sudah datang," ucap Nita sambil melanjutkan memakan makanan yang berada di piring yang ia pegang.

Maya menghabiskan makanannya dengan cepat dan menaruh piring di tanah. Ia menoleh ke arah Sarah yang datang, "Bagaimana dia bisa menemukan kita begitu cepat?"

"Mungkin karena para warga pada pergi," ucapku.

Step! Step! Step! Sarah berlari dan berhenti di dekat kami bertiga

"Kalian... kenapa keluar dari apartemen?" ucap Sarah, napasnya berat, setelah berhenti berlari di dekat kami bertiga.

Kami bertiga saling bertukar pandang, merasakan kekhawatiran yang sama melanda hati kami. Sarah terlihat sangat khawatir, dan napasnya yang berat menandakan bahwa dia mungkin telah berlari sejauh yang cukup jauh untuk menemukan kami.

"Sar, kami hanya pergi sebentar untuk mencari makanan," jawab Nita dengan nada cemas. "Kami tidak berpikir akan terjadi apa pun."

Sarah menatap kami dengan ekspresi campuran antara rasa lega dan kekhawatiran. "Kalian tidak bisa keluar tanpa memberi tahu saya. Ini tidak aman, terutama di kondisi seperti sekarang ini."

Kami bertiga merasa bersalah karena telah membuat Sarah khawatir. Dia telah menjadi titik stabilitas kami sejak awal, dan kami tahu betapa pentingnya saling menjaga satu sama lain di dunia yang penuh dengan bahaya ini.

Pemimpin prajurit yang masih berdiri dari kejauhan. "Sarah, kamu seharusnya tidak meninggalkan Mutant yang bisa menjadi ancaman."

Sarah menoleh ke arah prajurit itu, "Ya ampun, mas bro, santai aja kalo gue bilang dia jinak ya jinak, ga percayaan banget dah buset," ucapnya dengan nada tinggi sambil menepuk pundakku, "Lihat betapa lucunya dia duduk dan makan."

Aku merasa menjadi pusat perhatian semua yang berada di sini, dihadapkan pada pandangan tajam dan perasaan cemas mereka. Lalu, dengan hati-hati, aku menaruh piring yang aku pegang di tanah.

Perlahan-lahan, aku mengangkat pandanganku, merasakan tekanan situasi yang semakin meningkat di sekelilingku. Wajah-wajah yang memandangku penuh pertanyaan dan kekhawatiran membuatku merasa tak nyaman, meskipun aku tahu bahwa mereka hanya mencoba melindungi keamanan komunitas ini.

Dengan suara yang tenang, aku mencoba menjelaskan, "Saya tidak bermaksud membuat siapapun khawatir. Saya hanya mencoba mencari makanan bersama Nita dan Maya."

Perajurit dan Sarah tetap diam, memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutku. Aku bisa merasakan tekanan semakin bertambah dengan setiap detik yang berlalu. Meskipun aku tahu bahwa mereka hanya ingin menjaga keamanan, tetapi ada ketegangan yang sulit untuk diatasi.

"D-dia bisa berbicara?" ucapan dari para perajurit

Tiba-tiba, suara tawa lepas Sarah memecah keheningan. "Mas, dia baik-baik saja, aku sudah bilang kan? Tidak perlu terlalu cemas. Lihat saja dia, dia jinak seperti kucing."

Dengan sentuhan humor, Sarah mencoba meredakan ketegangan yang terasa begitu kental di udara. Namun, aku masih bisa merasakan getaran kecemasan di antara kita semua.

Setelah momen tegang itu, atmosfer terasa sedikit lebih ringan meskipun kecemasan masih menggelayuti hati kami. Sarah berusaha membawa suasana menjadi lebih nyaman dengan candaannya, namun kekhawatiran tentang bagaimana kami dilihat oleh orang lain masih menyelimuti pikiran kami.

Kebohongan Yang IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang