Pagi datang dengan keheningan yang hampir menyakitkan, merobek kegelapan malam yang perlahan memudar. Cahaya mentari mulai menembus tirai debu, menerangi ruangan dengan cahaya yang redup. Aku terbangun dengan perasaan kantuk masih menguasai tubuh.
Bergerak perlahan dari sofa tempatku tidur semalaman, aku merasakan kesunyian yang menakutkan yang mengisi kompleks tersebut. Tidak ada lagi suara gemericik air di sungai terdekat, tidak ada suara hewan yang bersiul atau burung yang berkicau seperti biasanya. Hanya kesunyian dan ketenangan yang aneh, memenuhi udara dengan suasana yang menegangkan.
Di luar, jalan-jalan yang dulu ramai kini sunyi, hanya dihiasi dengan reruntuhan bangunan dan kendaraan yang terbengkalai. Bangunan-bangunan yang dahulu hidup dengan kegiatan sehari-hari, sekarang terlihat seperti monumen masa lalu yang ditinggalkan oleh waktu.
Tidak ada lagi suara ayam berkokok di pagi hari, keheningan yang memenuhi udara seolah-olah menjadi saksi bisu dari perubahan besar yang telah terjadi. Kami menyadari bahwa kebanyakan hewan, termasuk ayam-ayam itu, mungkin sudah menjadi bagian dari kekuatan mengerikan yang menghantui dunia ini: para zombie.
"Hmmm..." Nita bergumam.
Aku menoleh ke arah suara itu, dan melihat mereka bertiga — Sarah, Nita, dan Maya — tidur di kasur yang sama. "Sepertinya mereka bisa langsung akrab..." ucapku dalam hati, merenungi betapa cepatnya ikatan pertemanan bisa terjalin di tengah-tengah kekacauan yang mengelilingi kami.
Srek! Nita memeluk Sarah dengan erat, merangkulnya dalam dekapannya yang hangat.
"Hmm?" Sarah terbangun dari tidurnya, tersadar saat merasakan pelukan hangat Nita di sekelilingnya.
Nita, dengan tatapan lembut, menatap Sarah yang baru saja terbangun. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud membangunkanmu," ucapnya dengan suara pelan.
Sarah tersenyum lembut, mencoba menghilangkan kekakuan dari situasi yang tiba-tiba itu. "Tidak apa-apa, Nita. Aku hanya terkejut sedikit," jawabnya sambil mengusap mata, mencoba membersihkan kantuk yang masih tersisa.
Maya, yang terbangun oleh kebisingan itu, bergumam sambil mengucek matanya yang masih terasa berat. "Ada apa, kalian berdua?" tanyanya dengan suara serak.
Nita membebaskan pelukannya dari Sarah, kemudian menjelaskan, "Maafkan aku, Sarah. Aku hanya merasa sepi tadi malam, jadi aku ingin memastikan semuanya baik-baik saja."
Sarah tersenyum, menganggap tindakan Nita itu sebagai wujud perhatian. "Terima kasih, Nita. Aku menghargainya," ucapnya dengan lembut.
Aku duduk di ujung kasur, menyimak interaksi hangat di antara mereka. Meskipun keadaan yang menakutkan mengelilingi kami, momen-momen kecil seperti ini membawa sedikit kehangatan di tengah ketidakpastian yang menyelimuti dunia kami.
Sarah bangun dari kasurnya dengan gesit dan duduk di antara Nita dan Maya, yang masih berbaring dengan mata terbuka, tetapi tampak mengantuk.
Dengan cepat, Sarah melihat jam di dinding. "Sialan, aku harus berangkat!" serunya sambil melompat dari kasur ke lemari pakaian. "Kalian tunggu di sini ya, aku harus bertemu dengan timku!"
Tanpa menunggu reaksi dari Nita dan Maya, Sarah segera mengambil pakaian dan bergerak dengan cepat menuju pintu keluar.
Nita dan Maya saling bertatapan dalam keheningan, merenungkan situasi mereka.
"Maya, mau cari sarapan?" Nita akhirnya memecah keheningan.
Maya mengangguk, "Ayo."
![](https://img.wattpad.com/cover/357313738-288-k429221.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebohongan Yang Indah
Science-FictionDi tengah-tengah kehidupan yang damai dan tenang di Indonesia, tiba-tiba muncul ancaman yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sebuah virus misterius telah menyebar dengan cepat, mengubah mereka yang terinfeksi menjadi zombie haus darah. Dalam se...