Langit senja mulai meredup, memberi warna pada awan dengan nuansa jingga yang membara. Di Ruang Strategi Asosiasi Jakarta Hidup, ketegangan menebal seperti kabut tebal. Hari-hari bergulir...
Sarah menatap tajam Maya, matanya menusuk seperti belati yang siap menusuk. "Jadi, kamu berniat melatih Allen...?" tanyanya dengan suara yang dingin.
Maya mengangguk mantap, rahangnya gemetar ringan. "Ya, saya yakin dia memiliki potensi besar jika bersama saya."
Sarah mendengus, dadanya naik turun menahan emosi. "Namun, Asosiasi Jakarta sudah mengklaimnya. Dia akan bersama kami."
Ketegangan mencapai puncaknya. Maya mengepal tangan erat, suaranya bergetar. "Itu tidak adil! Saya yakin dia akan lebih kuat jika bersamaku!"
"Dia masih muda di dunia mutannt, Maya," kata Sarah dengan nada merendahkan. "Dia membutuhkan pelatihan yang lebih profesional, dan saya bisa memberikannya."
Maya mengejek. "Profesional? Kalian hanya ingin memanfaatkannya untuk kepentingan kalian sendiri!"
"Guys... berhenti," ucap Allen.
"Diam!" seru Sarah dan Maya bersama-sama, lalu mereka melanjutkan perdebatan sengit, saling melemparkan tuduhan dan hinaan. Aku hanya bisa terdiam, hatiku terasa perih melihat mereka bertengkar.
Tak lama kemudian, suasana ruangan mulai tenang ketika keduanya merasa lelah dengan pertengkaran mereka. Sarah dan Maya saling menatap, masih terpancar panas oleh emosi yang baru saja mereka lalui.
"Aku hanya ingin yang terbaik untuk Allen," ucap Maya dengan suara yang agak lembut namun penuh dengan ketegasan.
Sarah menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Sama, Maya. Tapi aku juga tidak ingin dia terluka karena kesalahan kami."
Mereka berdua terdiam sejenak, merenungkan kata-kata yang baru saja terlontar. Aku, Maya, dan Nita yang juga berada di ruangan itu, menatap keduanya dengan harapan bahwa mereka bisa menemukan kesepakatan.
"Apa kita bisa menemukan solusi yang saling menguntungkan?" tanya Nita dengan suara yang penuh harapan.
Sarah dan Maya saling bertatapan, mencoba mencari titik temu di antara perbedaan mereka. Akhirnya, setelah beberapa saat, mereka akhirnya menyetujui untuk bekerja sama dalam melatih Allen, dengan masing-masing memberikan kontribusi sesuai dengan keahlian dan pengalaman mereka.
"Baiklah, kita akan melakukannya bersama-sama," kata Maya, suaranya penuh dengan ketegasan.
Sarah mengangguk setuju. "Ya, demi kebaikan Allen."
M-Mereka cepet banget berubah pikirannya...
Allen menatap mereka
Ketegangan perlahan mereda, dan suasana ruangan kembali menjadi lebih tenang. Meskipun perjalanan masih panjang, setidaknya mereka telah menemukan kesepakatan untuk melangkah maju bersama-sama.
Sarah menatap Allen dengan penuh harapan. "Allen, coba kamu kembali ke wujud aslimu... Aku yakin setelah kamu bisa mengendalikan mode berserkmu, kamu juga bisa menggunakan wujud sesukamu."
Allen mengangguk, memahami permintaan Sarah. Dengan konsentrasi yang mendalam, dia mulai merasakan energi yang mengalir di dalam dirinya. Dengan perlahan, keadaan tubuhnya mulai berubah, dari bentuk berserk yang menggemparkan menjadi wujud manusia biasa yang dikenalnya. Wajahnya kembali menyerupai dirinya sendiri, tanpa kehadiran kekuatan yang mematikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/357313738-288-k429221.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebohongan Yang Indah
Ficção CientíficaDi tengah-tengah kehidupan yang damai dan tenang di Indonesia, tiba-tiba muncul ancaman yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sebuah virus misterius telah menyebar dengan cepat, mengubah mereka yang terinfeksi menjadi zombie haus darah. Dalam se...