Janji Jalan - Jalan

8 1 0
                                    

    Hari ini sudah seminggu Raja menikmati rutinitasnya sebagai penjaga toko, dan juga sudah seminggu ini dia mulai terbiasa untuk sarapan pagi, yang biasanya perutnya akan menolak jika di isi pagi hari, dia juga merasa aneh, entah lah mungkin perutnya sudah berkompromi karena di paksa untuk di isi.

   Kali ini dia menjaga toko hanya berdua dengan Rani, karena Riandi sedang sibuk mengejar seorang wanita, wanita yang bisa di bilang tomboy dan cuek, yang kalo Raja tak salah ingat namanya Nadya Noverly, biarlah abangnya itu sekarang mengejar cintanya, toh dia sudah lama menjomblo semenjak di tinggal mantannya.

   Sekarang dia sedang menikmati hasil bakaran dari rokoknya, dan menghisap dalam rokok itu, lalu menghembuskannya keluar lagi, tanpa sadar Rani sudah duduk di sebelahnya, dan memperhatikan Raja.

   "Ngelamun mulu bang Raja, kesambet baru tau rasa loh" ucap rani sambil bercanda.

   "Orang ganteng jarang yang kesambet Ran, tapi kesambit sendal yang ada"

   "Lah kesambit? maksudnya apaan bang?"

   "Iya kesambit kalo maling jemuran" pungkasnya sambil tertawa

   "Hahahahahah, kalo maling mah yang ada di gebukin bang satu kampung, lagian yang elit kenapa bang,masa maling jemuran"

   "Ya dari yang kecil dulu lah Ran, baru mulai yang besar, orang buka usaha pasti kecil - kecilan dulu baru kalo sukses yang gede, kalo jadi maling juga gitu, harus menapak dari bawah, biar gak di kira maling yang sombong"

   "Ih bang Raja ada - ada aja deh, masa maling pake prinsip dagang, hahahahahhahahahahah"

   "Yah namanya juga usaha harus bisa sukses termasuk maling, bener kan? hahahahahahaha"

   "iya deh bang, Rani gak habis pikir sama pemikiran absurd abang, eh bang nanti sore sehabis tutup toko jalan - jalan yuk? kan katanya mau aku ajak keliling sini ke tempat yang makanannya enak dan murah"

   "Boleh tuh, nanti mau langsung aja atau lo pulang dulu Ran?"

   "Pulang dulu deh bang, mau mandi dulu kan keringetan entar, aku mah rajin mandi gak kayak bang Raja yang jarang mandi"

   "Eh enak aja lo Ran, gue rajin mandi ya, cuma pagi sama sebelum tidur doang waktu mandinya"

   "Tapi kan tetep aja bau keringat"

   "Lu ngatai gue baru Ran? awas lu ya" Raja mendekat ke arah Rani dan langsung mengunci leher Rani, mengarahkan hidung rani ke ketiaknya, rani meronta dan memukul perut dan lengan Raja, Raja tak merasakan apapun dari perlawanan yang di lakukan Rani.

   "Ih bang Raja,,, lepas ih, ketek bang Raja bau" ronta Rani dalan kuncian Raja, sebenarnya Rani sadar Raja itu gak bau badan, bahkan keringatnya mengeluarkan aroma yang khas, di tambah aroma parfum mint yang menyejukkan yang di pakai raja, dia hanya bercanda mnegatakan Raja bau.

   "Apa lo bilang gue bau Ran, fix lo gak bakalan gue lepasin, sebelum lo bilang gue wangi"

   "Iya bang, ampuuun, aku nyerah gak becanda lai, iya abang wangi banget kok"

   "Nah gitu dong Ran" ucap Raja sambil melepas kunciannya,  dan langsung mengusap kepala Rani setelahnya.

   Rani di buat membeku karena perlakuan Raja itu, tanpa sadar pipinya bersemu, dia kadi salah tinglah di hadapan Raja.

   "Ran, nanti mau di jemput atau mau gue tunggu dimana gitu Ran?

   "Kalo bang Raja ikutke kostan aku aja gimana? nungguin aku gitu bang"

   "Gue sih mau - mau aja, asalkan lo gak dandan yang aneh - aneh dan lama, tapi gak masalah? gue kan cowok Ran masa mampir ke kostan cewek?"

   "Gak apa - apa bang, lagian kostan aku bebas, bangRaja juga gak mau ngapa - ngapain aku kan, atau ada niat nih?" Rani mengisengi raja dengan kalimatnya itu.

   "Ya kagak lah gue bukan cowok yang kayak gitu"

   Obrolan mereka terhenti karena ada pengunjung yang masuk dan berbelanja di sana.

****

   Tak terasa sore menjelang, yang artinya sudah saatnya mereka untuk menutup toko, mereka merapikan toko sebelum beranjak pergi, seperti rencana yang tadi mereka rencanakan.

   Toko telah di tutup, dan Raja pun mulai mengikuti motoryang di kendarai Rani dari belakang, karen jujur, walaupundia sudah seminggu kenal dengan Rani, Raja tak pernah tau dimana kostan Rani, yang dia tau Rani asli dari Malang, dan ke sini awalnya karena di ajak temannya, karena merasa nyaman di sini, Rani akhirnya memutuskan untuk menetap, dan mencari pekerjaan, karena itu dia berakhir sebagai karyawan Riandi.

   Mereka berkendara menggunakan motor masing - masing,
membutuhkan waktu selama kurang lebih hampir stengah jam mereka berkendara untuk menuju ke kostannya Rani, akhirnya mereka bedua sampai di sebuah kost - kostan yang berbentuk liter U bertingkat 3.

   Raja mengikuti Rani untuk memarkirkan motornya di depan kamar urutan ke 4 dari sebelah kanan depan, Rani turun dari motornya dan langsung masuk ke kamar itu, "jadi ini kamar yang di tempati Rani, gue kira harus naik ke atas" ucap raja dalam hatinya.

   Raja tak mengikuti turun dari motor, dia malah duduk di atas motor sambil mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya, dan mulai menyalakan rokok itu.

   Melihat Raja tak mengikutinya Rani berbalik "ngapain duduk di atas motor bang? masuk aja bang Raja gak apa - apa kok bang"

   "Gak masalah kok Ran,gue mau ngerokok juga kok, gak enak sama temen kostan yang lain"

   "Ya udah kalo bang Raja gak mau masuk, duduk di depan teras aja gimana? dari pada di motorkan"

   "Ya udah, gue duduk depan teras lo deh" kata Raja sambil berjalan menuju teras kamar kost Rani.

   "Mau minum apa bang? sebelum aku mandi nih"

   "Nah gitu dong, yang dingin - dingin deh kalo bisa, es teh panas aja gak nolak gue Ran"

   "Lah masa es teh panas bang? becanda mulu ih"

   "Ya siapa tau ada kan"

   "Minuman soda kaleng aja ya bang? aku ambil bentar bang"

   "Oke, gue tunggu Ran, kalo bisa jangan lama, haus"

   Rani lalu berjalan masuk ke kamarnya,dan tak lama dia keluar sambil membawa sekaleng minuman soda dingin.

   "Nih bang, tunggu bentar ya aku mandi dulu bang" ucap Rani kepada Raja sambil melenggang masuk ke kamarnya lagi untuk mandi, dan dia membiarkan pintu kamarnya terbuka.

   Raja menikmati rokoknya sambil di selingi dengan meminum minuman yang di berikan Rani tadi, terasa nikmat karena perpaduan rokok dan minuman itu cocok menurut Raja.

   Tak berselang lama Rani keluar dengan pakaian santainya,
dia menghampiri Raja yang masih asik dengan rokoknya, entah rokok keberapa yang di hisapnya itu.

   "Ya udah bang ayok"

   "Yok, eh tapi mau pake satu motor atau dua motor nih Ran?" tanya Raja kepada Rani.

   "Kalo satu motor mau bawa motor bang Raja atau motor aku? lagian mau bonceng aku bang?"

   "Lah tinggal boncengin doang, ya udah naik motor gue aja gimana Ran?"

   "Oke deh bang"

   Mereka berjalan ke arah motor Raja, dan mulai keluar dari halaman kostan Rani, untuk mencari jajanan sesuai ajakan Rani

****

Hai ini cerita pertama saya
Selamat menikmati dan tolong berikan kritik beserta
Sarannya ya


Derap LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang