Gerimis

197 24 10
                                    

Libur semester telah tiba, semua mahasiswa bersorak kecuali mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. Masa-masa libur adalah kesempatan mereka untuk melakukan bimbingan bersama dosen dengan lebih maksimal. Libur semester kali ini bertepatan dengan musim pancaroba. Mahasiswa baru dan semester awal kuliah lah yang paling menyambut libur semester dengan suka cita tidak terkecuali Sunyi yang sudah mengagendakan kemana ia akan menghabiskan waktu libur.

"Kamu mau pulang kampung?" Sunyi mengangguk, teman kuliah sekaligus roomate kostannya ini ikut membantu membereskan beberapa barang untuk dibawa Sunyi pulang kampung

"Gak kerja part time kaya semester lalu?" Sunyi menggeleng. Ia sedang ingin healing istilah yang sedang marak digunakan di lingkungan sekitarnya akhir-akhir ini. Ini musim panen padi di kampungnya dan ia sudah pasti diminta untuk ikut bantu-bantu mengurus panen. Sunyi adalah anak berbakti jadi sudah pasti ia akan membantu sekalian menenangkan diri di desanya yang asri.

"Kamu kenapa sih ah ngangguk geleng doang. Ngomong kek!" Sunyi menggeleng kemudian menghela nafas

"Ah males aku bantuin. Beresin aja tuh sendiri!" Rumi sudah kesal sekali, membanting bra Sunyi. Lain kali Sunyi akan memarahi Rumi atas perbuatannya ini.

"Aku sariawan!"

"Oh.... bilang dong" Rumi kembali duduk dan melipat beberapa baju untuk dimasukkan ke dalam tas ransel Sunyi. Bawaan Sunyi hanya sedikit karena baju-bajunya di rumah juga masih banyak. Sunyi dan Rumi adalah teman sejurusan dan mereka baru saling mengenal saat awal-awal kuliah, ternyata keduanya kebetulan sama sama sedang mencari partner ngekost. Ya sudah akhirnya jadi teman sekamar kost sekarang.

Sunyi bukan anak kota, ia berasal dari desa dataran rendah dengan padi sebagai komoditi utama desanya, beras-beras kualitas baik sering di impor dari desa Sunyi, sementara Rumi adalah anak seorang nelayan, kampungnya ada di tepi pantai. Rumi itu cantik sekali, warna kulitnya agak gelap khas anak pantai, terlihat hangat dan manis seperti cokelat.

Rumi memutuskan tidak pulang kampung, ia akan mencari pekerjaan musiman untuk 2 sampai 3 bulan ke depan. Semester lalu Sunyi juga menghabiskan libur dengan bekerja. Rumi pikir semester ini akan sama namun ia malah mendapati kabar jika Sunyi akan menghabiskan waktu di kampung halaman, Rumi agak sedih mendengarnya.

"Naik bus? Jam berapa?" Rumi bertanya

"Jam 7 pagi. Makasih ya udah bantuin." Rumi mengangguk, gadis itu mengajak Sunyi untuk mencari makan keluar. Mereka tidak akan bertemu 2 bulan kedepan, jadi Rumi ingin menghabiskan malam ini untuk bersenang-senang dan jalan-jalan. Karena kalau mengobrol banyak sepertinya tidak bisa soalnya Sunyi sedang sariawan.

"Makan apa ya? Geprek?" Sunyi melotot, tolong lah ini dia sedang sariawan disuruh makan geprek gimana? Mau bikin bibir Sunyi makin bengkak, kah? Rumi tertawa dan segera mencari alternatif makanan lain.

Sekarang sedang musim peralihan, cuaca menjadi tidak tentu. Ada waktu tertentu mendung dan hujan deras tapi kemudian mendadak suhu naik dan panas bukan main. Musim pancaroba menjadi tantangan sendiri untuk para petani saat ini, apalagi sedang masa panen. Padi yang habis di panen harus dijemur sampai benar-benar kering untuk kemudian dipisah kulit dan isinya. Sementara, di musim seperti ini sangat sulit menebak kapan akan hujan atau kapan akan panas. Sehingga para petani menjadi jauh lebih repot mengurus hasil panen.

Pada pukul tujuh Sunyi sudah sampai di terminal bus, ia menaiki angkutan kota untuk sampai di terminal. Sebenarnya lebih nyaman naik kereta, hanya saja jika Sunyi naik kereta, maka ia perlu menaiki kendaraan lain lagi untuk sampai ke rumah setelah stasiun. Jarak rumahnya dan stasiun kereta lumayan jauh.

Sunyi memperhatikan perjalanannya, hari ini cuaca mendung dan gadis itu enggan tidur pagi-pagi jadilah dia memusatkan perhatian ke arah luar jendela. Sunyi tersenyum melihat para anak-anak berangkat sekolah juga keramaian pasar tradisional di pagi hari dan banyak hal lainnya. Sunyi sebenarnya merindukan rumah namun karena jarak kampungnya cukup jauh dan libur kuliah hanya akhir pekan Sunyi lebih memilih tiduran sepanjang hari libur. Menyimpan tenaga dan uang juga.

PancarobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang