Hujan deras yang mendadak hadir menjadi tanda pengusiran untuk Sunyi. Hujan ini mendadak terasa begitu menyebalkan, hadir di saat cintanya bertepuk sebelah tangan, kentara sekali sedang mengejek Sunyi. Gadis itu cepat-cepat membereskan alat lukisnya, memasukkannya ke dalam kotak buku milik Biru kemudian berpamitan untuk pulang menerobos hujan tanpa mendengarkan Biru yang menawarkan payung untuknya. Sunyi mungkin merasa sakit hati atas penolakan itu sehingga ingin cepat-cepat menyingkir pergi enggan melihat Biru terlalu lama.
Biru hanya menghela nafas tanpa tau harus berbuat apa, matanya dengan awas memperhatikan Sunyi berlari di bawah hujan sampai ke rumahnya dengan selamat. Lelaki itu mengambil kotak buku dan membawanya masuk ke dalam rumah melalui pintu samping. Di dalam ia langsung menuju gudang yang ada di sebelah kiri dari tempatnya berdiri sementara di sebelah kanan adalah kamar tidur miliknya, tembok yang menyatu dengan serambi adalah tembok kamar tidurnya, lorong itu jika maju sedikit akan ada ruang makan dan dapur kemudian ke arah kanan adalah ruang keluarga, agak ke depan ada ruang tamu. Rumahnya cenderung sederhana dengan penataan tiap ruangan dibuat tampak penuh dan padat. Kakek Neneknya tidak menyukai tempat yang luas dan tampak kosong.
Setelah itu ia keluar menuju kamar mandi yang ada di sebelah gudang, mencuci tangan dan kaki. Langkahnya ia bawa ke dapur untuk mengambil minum, lantai rumahnya selalu tampak bersih dengan bekas-bekas roda yang mulai terlihat. Dari arah kamar terdengar seseorang datang menuju dapur.
"Kamu jahat banget sih?" Suara lembut yang selalu mengisi rumahnya, Biru mengangkat bahu tidak peduli. Sejujurnya ia hanya ingin menghindari Sunyi dan melindungi anak itu dari perasaan patah hati yang hebat. Biru agak ragu mengartikan gelagat Sunyi beberapa hari terakhir ini, ia tidak mudah menyimpulkan jika itu perasaan naksir. Namun tadi ia mendengar langsung dari mulut anak itu jika memang Sunyi menyimpan rasa kepadanya, maka tidak menunggu waktu lama Biru langsung menangkis perasaan itu.
Kirei adalah gadis dengan darah Jepang yang sudah Biru klaim sebagai pemilik hatinya juga pemilik dari sebagian besar koleksi buku yang dibaca Sunyi, gadis itu sudah ia nikahi selama 2 tahun dan akibat sebuah insiden ia harus kehilangan kemampuan berjalannya. Iya, Kirei lumpuh sejak 3 bulan lalu, sehingga ia mengandalkan kursi roda untuk membantunya bergerak. Jika mengingat kejadian itu menjadi masa masa sulit dan kelam di hidup keduanya, maka dari itu Kirei selalu melarang siapapun di antara keduanya membahas insiden tersebut. Berbeda dengan Biru yang masih menyimpn rasa sakit atas insiden buruk yang menimpa mereka, Kirei cenderung lebih tenang, gadis itu tidak terpuruk dalam waktu yang lama. Merasa bahwa hidupnya masih terus berjalan sehingga ia enggan tenggelam dalam lautan kesedihan yang tak berkesudahan. Malam sebelum keduanya memutuskam untuk pindah ke desa adalah malam dimana Kirei meyakinkan Biru agar mereka tetap melanjutkan hidup tidak peduli kesakitan apa yang akan mereka hadapi ke depannya. Biru saat itu hanya mengangguk dan mengecup kedua tangan Kirei tanpa banyak membantah.
"Sunyi cuma bingung sama hasrat remajanya." Biru menjawab begitu tanpa mengerti perasaan wanita sebenarnya. Kirei mendorong rodanya untuk menuju ruang keluarga. Dari tempatnya duduk yang menghadap jendela depan menjadikan Kirei mampu memandang kediaman Sunyi. Gadis itu dan keluarganya sedang kelimpungan menutupi padi yang mereka jemur. Menyelamatkannya dari hujan deras. Sunyi tidak tampak benar-benar sakit hati. Gadis itu tampak biasa-biasa saja.
"Kamu mana tau, deh. Hatimu kan beku." Ucap Kirei. Lagipula Biru memang terkenal kaku dan dingin, lelaki itu mana paham rasanya patah hati.
"Aku bikinin teh anget ya." Biru memilih mengalihkan pembicaraan. Untuk terus melanjutkan obrolan mengenai orang lain di antara keduanya adalah keputusan yang buruk bagi Biru. Apa yang Kirei harapkan? Biru yang menerima perasaan Sunyi? Bukankah itu artinya Kirei mendukung tindakan perselingkuhan? Biru menggelengkan kepalanya, kadang ia memang tidak bisa memahami isi pikiran Kirei yang unik itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/357362965-288-k303483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pancaroba
FanficSunyi memutuskan berlibur ke kampung orang tuanya, meninggalkan sejenak kepeningan di kota dan melupakan kesehariannya sebagai mahasiswa. keputusan itu membawanya bertemu dengan Biru, lelaki yang luar biasa cantik parasnya bagai lukisan indah yang a...