03. Pingsan

121 74 6
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

03. Pingsan

Napas Adhara tersenggal-senggal karena berlari kesembarang arah dengan jantungnya yang terus berdegub sangat kencang. Kini dia berhenti berlari dan berdiri di depan ruangan dengan nuansa cat abu abu gelap dan pintunya yang terbuka. Di dalam terdengar banyak gelegar tawa dan keramaian.

Adhara yang masih berusaha mengatur napasnya agar kembali normal, melihat sekililing.

"Gila lo dhar. Lo bisa gila kalo gini terus. Lo mau ketemu jaemin. Tapi lo sendiri gak kuat ditatap jaemin kek gitu. Apalagi ditambah 6 member lainnya. Sumpahh. Gue mau pingsan" Monolog Adhara.

Adhara berdiri menyandarkan tubuhnya ketembok, memejamkan matanya dan napas yang masih tersenggal-senggal. Ketika napasnya sudah normal Adhara baru menyadari, dimana dia sekarang? ini bukan wilayah NCIT. Larinya terlalu sembarangan untuk melihat arah sampai dia bisa tersesat.

"Dimana nih?" Tanyanya pada diri sendiri.

Tiba tiba keluarlah gerombolan manusia dari ruangan yang ramai tadi dengan kostum nuansa hitam putih namun beragam bentuknya. Adhara yang tidak menyadarinya berjalan mundur kemudian menabrak salah satunya.

"Ahh maaf maaf" Ucap reflek Adhara dengan bahasa indonesia. Dia melongo melihat siapa di depannya.

"Ahh mianeyo, jinjja mian" Adhara mengganti bahasanya agar mahluk di depannya dapat mengerti perkatannya.

"gwenchana-yo" Jawabnya.

"Gusti Allah, Apa ini. Sungchan depan mata gue. Hahh Shotaro gembul bgt aslinya. Wehh Wonbin cakep bener loo. Eunsok gilaaaa. Soohe manis bangett senyum looo. Seunghan omagaa. Anton wehh. Sumpah pingsan nih gue pingsann" Batin Adhara sambil memiringkan kepala untuk melihat mereka satu per satu.

"Wahh kamu staff dari indonesia?" Tanya Eunsok tiba tiba.

"Ya, aku kerja di dorm ncit" jawab Adhara santai.

"Koreamu bagus, berapa lama kamu belajar" Tanya Shotaro kemudian.

"2 tahun"

"Baiklah, kami pergi dulu noona" Timbal Sungchan.

Adhara reflek memegang tangan Sungchan yang hendak pergi. Sungchan menoleh, Adhara dan Sungchan melakukan eye kontac selama beberapa menit kemudian Adhara reflek melepaskannya.

"Maaf, aku hanya ingin bertanya ke arah mana dorm ncit. Aku tersesat karena berlari" Kata Adhara sambil menunduk.

Sungchan mengangkat dagu Adhara dan bilang "Biasakan menatap mata orang yang kamu ajak bicara nun, jangan menunduk. Aku tidak mengerti apa yang kamu bilang"

Adhara menatap mata Sungchan

"Ke arah sana, nanti kamu akan menemukan petunjuk" Lanjut Sungchan.

Gerombolan pria itu beranjak meninggalkan Adhara. Dengan meninggalkan aroma parfume yang harumnya memenuhi seisi ruangan. Adhara lemas langsung jatuh ke lantai.

Adhara mengangkat pergelangan tangannya kemudian memegang Dagunya.

"Tangan gue, hah, Dagu gue, sentuhan sama Sungchan." Ucap Adhara terbata bata.

***

"Dia gak bangun-bangun lagi, Dhar lo kenapa?" Phalyn yang begitu panik melihat temannya pingsan.

"Kenapa dia bisa di dorm Riize? Padahal tugasnya belum selesai. Bagaimana dia bisa seenaknya jalan jalan." Gerutu Yu Ri pada Phalyn.

"Gue juga gak tau kak, udahlah. Jangan marahi dia. Kasian dia lagi pingsan juga." Phalyn membela temannya.

"Setelah dia bangun, akan ku beri hukuman dia" Ucap Yu Ri kemudian meninggalkan Adhara dan Phalyn di ruang kesehatan itu.

Phalyn terus mondar mandir menunggu temannya siuman. Sudah hampir dua jam Adhara terbaring tapi tidak ada tanda tanda dia sadar.

Grobyakkkk

Suara pintu yang dibanting karena terburu buru membukanya.

"Cepat cepat bantu" Ucap laki laki lengkap dengan seragam labnya.

"Dia kenapa dok?" Tanya Phalyn dengan kaget.

"Jantungnya kambuh dan pingsan." Jawab dokter
panik sambil tangan yang bekerja mengotak atik alat medis.

"Sudah normal, sebentar lagi dia pasti siuman" Lanjut dokter itu dengan lega. Dokter dan suster susternya meninggalkan ruangan setelah pasien sudah normal.

"Lu punya jantung, punya asma, tapi bisa bisanya selalu dapet bagian highnote, Dhar bangun dong, lo ngapain sih di alam sana enak bgt keknya sampek gak bangun2, eh mulut gue. Hihh Dhara jangan bikin gue panik napa sih" Phalyn mengomel sendirian.

Selang beberapa waktu...

"Phalyn, gue dimana" Yes Adhara siuman.

"Dhara lo tu ya, lama banget pingsannya. Capek gue nungguin lo"

"Emang gue pingsan ya?"

"Gak, lo mati suri"

"Phalyn!!!!"

"Apa?"

Adhara menoleh ke samping, melihat ada orang di samping ranjangnya. Tertutup tirai yang hanya menampakkan kepalanya.

"Haechan!!, Lyn itu Haechan kan. Dia kenapa?"

"Jantungnya kumat"

"Dia punya jantung?"

"Ya punyalah, lo juga punya kan? Gue juga punya, kalo gak punya gak bisa hiduplah."

"Serah lo" Adhara mendudukan tubuhnya dan turun.

"Hehhh mau kemana lo, udah disini ada"

"Gue mau kerja"

"Udah lo baru aja bangun dari pingsan masa udah kerja"

"Gue di sini digaji untuk kerja, bukan untuk tidur"

"Btw lo kok bisa pingsan di depan dorm riizen sih?"

"Gatau"

"Jangan jangan lo pingsan karena lihat kegantengan sungchan dan kawan kawan ya"
"Lo Briize? Hah? Jawab, ngaku lo?" Phalyn menghujani pertanyaan kepada Adhara.

"Apaan sih, enggak. Dah gue mau kerja"

"Siap siap aja, kena omel sama kak yu ri."

Adhara tidak menanggapi dan berjalan menuju Haechan. Berdiri di depan ranjang Haechan dengan tatapan sayu.

"Chan, cepet sehat ya. Gue gak mau lihat lo sakit kek gini." Batin Adhara.

"Lo ngapain?"

"Mau lihat aja, kasian dia"

Adhara membalikkan badan, dan menuju keluar ruangan. Meninggalkan Phalyn. Adhara langsung bergegas melaksanakan tugasnya yang sempat tertunda. Walau waktu sudah hampir tengah malam Adhara tetap semangat. Tapi Tidak, Para Member sudah selesai latihan dan akan beristirahat.

Adhara memutuskan untuk menemui Cha Yu Ri, padahal dia tau akan kena semprot jika dia menemuinya sekarang. Bisa juga dia akan dipecat karena lalai dalam bekerja dan pergi dari dorm tanpa izin di jam kerja.

Kini Adhara sudah sampai di depan ruangan Cha Yu Ri. Entah apa yang akan dikatakan Cha Yu Ri padanya. Adhara sudah siap.

Tok Tok Tok..

"Masuk"

Adhara berjalan perlahan masuk. Setelah Yu Ri mengetahui yang datang menemuinya adalah Adhara, dia langsung berdiri dengan tatapan seperti akan menerkam Adhara.

"Duduk"

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Next?
Thanks For Reading

Aku Bukan Sasaeng | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang