09. Diary Adhara

87 51 20
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

09. Diary Adhara

"HAHAHAA, lucu bangett sii," tawa Jaemin kini tak terbendung. Tapi masih dalam katergori tertawa kecil yang cekikikan.

 Tapi masih dalam katergori tertawa kecil yang cekikikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenernya gue pengen banget duduk samping kamu, Na. Ya walaupun editan gapapa deh!! Tapi masalahnya GUE GAK BISA NGEDITTT, TOLONG DONG!!!!!

Na, Kapan episode aku ketemu bakal rilis ya?

Kayaknya gak mungkin ya!! Maaf bukannya aku nyerah, tapi karena ada kebutuhan yang lebih nyata.

Tapi kalo kita jodoh, pasti ketemu kan?

-September 2021
Adhara Gralind

Jaemin membuka halaman selanjutnya. Jaemin berjalan sambil membaca, sebenarnya tidak membaca, hanya nelihat lihat gambar, karena buku diary Adhara ditulis menggunakan bahasa indonesia sedangkan Jaemin tidak akan mengerti. Jaemin mencari kursi terdekat yang ada di taman. Dia ingin duduk.

-------

Tiga Tahun Yang Lalu......
Desember, 2020

Liburan sekolah telah tiba, jadi Adhara bisa pulang ke rumah. Adhara semasa SMA tinggal di asrama sekolah. Disana gratis untuk anak yatim. Selain gratis tempat tinggal, juga gratis untuk biaya sekolah.

Sepulang sekolah, Adhara langsung bergegas mengemasi barangnya. Memasukkan baju secukupnya untuk persediaan di rumah.

Yang benar saja, Satu tahun tinggal Asrama Adhara bahkan tidak punya barang miliknya di rumah, semua sudah berada di asramanya. Kamarpun sudah tak ada untuknya.

Jika dia pulang, dia akan tidur di ruang tamu beralaskan karpet tipis yang tidak menghangatkan saat dingin.

Ketika memasukkan baju, tangannya berhenti "Gue emang kangen rumah, tapi gue benci kalo di rumah."

Mengehela napas, "tapi kalo gue gak pulang, gue juga gak mau disini sendirian," lanjutnya.

...

Adhara meletakkan tas besarnya di depan meja rias. Dia sudah sampai rumah sekitar pukul 8 malam. Adhara merasa sangat lelah perjalan, karena itu dia memutuskan untuk menatanya besok. Sekarang Adhara memilih untuk langsung tidur.

"ITU SEBENARNYA SAYA YANG DAPAT PAK!!" Kata Sengmina, Ibu Adhara dengan nada yang agak tinggi.

"SAYA JUGA TIDAK TAU, SAYA DIKASIH INI. JADI SAYA TANYA BOLEH DIWAKILIN ENGGAK, KENAPA ANDA NYOLOT?" Teriak balik pria tua itu, Ayah dari mendiang ayah Adhara. Yakni kakek Adhara atau mertua Sengmina.

"MAKANYA SAYA GAK SUKA DIGANTI GANTI, KETUANYA SANGAT BODOH, MENGGANTI NAMA SAYA DENGAN NAMA ANDA," Sengmina terus membela dirinya.

Aku Bukan Sasaeng | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang