Guru Privat Hot

26.6K 16 1
                                    

"Aku merindukanmu, pak guru." Mata Sumin terus mengamati wajahku.

"Aku juga merindukanmu, Sumin." Aku menyelipkan tanganku ke bagian belakang tank topnya dan mengelus lembut punggungnya. Sumin agak membungkuk, tubuhnya melengkung ke arahku seperti kucing. Aku membiarkan tanganku terus naik ke punggunya dan kemeja seragam itu terlepas dengan mudah melewati kepalanya, aku bisa melihat seluruh kulit cokelat mudanya yang segar di mataku. Dia menekan selangkanganku lebih keras saat tanganku mulai memijat payudaranya.

"aku ingin berhubungan S3ks sekarang, Guru. aku stres dari kemarin dan hari ini makin stress." Dengan tatapan mata sayu ditutup nafsu, Sumin mulai membuka kancing bajuku.

"bilang dulu, 'Aku ingin menidurimu' atau 'Aku ingin kamu meniduriku' jangan bilang 'Aku ingin berhubungan seks denganmu," kataku padanya. "Kedengarannya lebih imut dan manis. Lebih seksi." bisikku parau di telinganya.

bajuku telah lepas, Sumin mendekatkan wajahnya dan mulai menciumi dada dan mulutnya yang mungil hinggap di putingku, dan dia tahu aku suka, aku akan menggeliat kepanasan tiap kali lidah dan mulutnya mengecap putingku.

Kemudian bibir tipis Sumin mulai ke arah leherku, dan dia juga tahu aku sangat menyukai sentuhan ini. Nafasnya yang panas menggelitik bulu kudukku dan aku merasakan bulu kudukku berdiri. lalu Giginya menemukan telingaku, Sumin menggigit daun telingaku yang sensitif membuat bibirku mendesah berat, lalu dia berbisik pelan ke telingaku, "Aku ingin menidurimu, Guru. Aku ingin penismu! Aku setiap hari melakukan masturbasi karena gak ada penismu..." Aku mengerang saat dia mulai menggigit kulit di sisi leherku dan tanganku menyelinap ke balik celana pendeknya. gak ada celana dalam lagi. Dia gadisku yang nakal.

Aku lalu duduk, menarik Sumin erat-erat ke tubuhku saat kami mulai bercumbu lagi lebih intim. lalu, aku menurunkan Sumin dari tubuhku sejenak lalu bangkit untuk membuka baju. Yang Sumin lakukan melepas celana pendek kecil yang dia kenakan. Aku lalu menindihnya, tubuh telanjang kami menggeliat bersama. Aku membiarkan dia merangkak, memeluk punggungku dengan kaki mengangkang.

Pinggulnya melengkung ke belakang lalu ke depan, dia menggerakkan penisku ke arah selangkangannya, lalu Sumin duduk, menggerakkan liangnya ke atas dan ke bawah menggosok miliknya di atas batang kerasku dengan erangan renyah. Aku mengerang bersama Sumin.

"Kamu cantik sekali," pujiku padanya, menikmati kelembutan daging Sumin yang panas sambil terus bergerak maju mundur. Rambutnya menutupi bahu dan tergerai dalam gelombang hitam panjang, hampir sampai ke perutnya. Putingnya sering mengintip karena pinggul Sumin bergerak di sepanjang batang ku. aku gak memakai kondom tetapi Sumin tampaknya gak peduli dan aku juga gak sempat menghentikannya. Aku harusnya menahan dan pakai pengaman tapi kami sangat bergairah, gerakan pinggulnya menggosok penisku. matanya naik turun sambil terpejam, ekspresi wajah Sumin sangat erotis di atasku.

Setelahkurang dari satu menit, Sumin mengangkat pinggulnya sedikit, dia memegang penisku yang licin di genggamannya dan mengarahkan ke vaginanya. Begitu dia sudah memasangnya di bibir tanpa menunggu, dia menjatuhkan dirinya pasrah ke penisku, kami berdua mengerang bersamaan. Memeknya masih mencengkeram milikku seperti kepalan tangan dan aku bisa merasakan dinding bukaan vaginanya bergerak ke seluruh tubuhku sampai kami benar benar menempel. Tangannya ditahan di dadaku dan kukunya menekan kulitku,  menyakitkan saat dia kejang karena gejolak nikmat yang kami rasakan. Punggung Sumin terus melengkung dan kepalanya mengadah ke belakang saat dia menyesuaikan ritme denganku, kocokan kelamin kami dalam satu gerakan erotis yang nikmat.

aku belum pernah menyodok dengan paksa sebelumnya, Meskipun sudah pasti sudah gak perawan lagi, ini hanya... yang keempat kalinya kami beginian?

"Guru! ini Jauh lebih enak tanpa kondom," setengah mengerang dan setengah menggeram saat pinggulnya mulai bergerak. "Mmmmm... aku suka penismu!"

"Aku suka vaginamu!" Kataku padanya saat aku mulai mencoba dan mencocokkan ritme di posisi berbeda. aku sudah sering menggunakan kondom dalam hidup aku sehingga aku hampir lupa betapa nikmatnya rasanya tanpa kondom, tapi sial.

Sumin menjatuhkan dirinya dan meletakkan kepalanya di leherku, mulai menghisap dan menggigit kulitku bersamaan desahaan semakin berat. "Ah shiit, guru! Fuck me ahhh uuuu!"

Saat anak kucing remaja Korea minta menidurinya, akumenidurinya. Aku mulai melengkungkan pinggulku ke arah Sumin lebih mentok lagi saat dia merintih di telingaku. payudaranya menempel padaku dan aku bisa merasakan kelembutan payudaranya menghantam dadaku saat aku mendorongnya ke atas, menghentakkan bokongnya seperti melemparkan bola bowlinng. Sumin berada di dunianya dengan nikmat yang penisku berikan.

kepalanya di bahuku, aku bisa mendengar bisikan kenikmatannya. Setiap doronganku menimbulkan seruan 'ya!' yang pelan namun bernada tinggi, tapi dalam bahasa Korea terdengar seperti jo-ah. "Jo-ah, jo-ah, jo-ah!"

Sumin memaksakan diri lagi setelah istirahat beberapa menit, dan itu bagus karena posisi tadi cukup membuatku sedikit lelah. Sumin mengayun ke belakang dan membawa penisku sedalam mungkin. Aku merasakan penisku membentur sesuatu yang padat di dalam vaginanya, Sumin meringis sedikit saat dia menyesuaikan diri dengan posisi kelamin kami. Kemudian, tangannya sekali lagi bertumpu pada dadaku, dia mulai bergerak. Awalnya pelan-pelan saat dia menemukan ritme, lalu jadilebih cepat.

Mata Sumin melebar saat bertemu dengan mataku. Dia menemukan bentuk kenikmatan baru, di mana dia bisa mengendalikan kecepatan dan kedalaman pertemuan kami. aku telah menemukan bahwa cara terbaik adalah gak bergerak ketika wanita ingin mengatur ritme, gak peduli seberapa besar keinginan aku untuk menggoyangnya tapi lebih baik ikuti gerakan dia saja.

Sumin bereksperimen dengan posisi dan kecepatan, aku menyibukkan tangan membelai tubuhnya dan mengatakan betapa menakjubkannya dia. Begitu dia menemukan kecepatan yang cocok, dia mulai menggenjot dengan sungguh-sungguh, erangannya memenuhi kamar tidurnya, bergema di rak buku yang penuh dengan buku pelajaran. Memeknya mencengkeram penisku seolah memiliki kemauannya dan tubuhnya bergetar saat orgasme pertamanya lalu cairan menyusul dan vaginanya meremas daging keras milikku yang memberinya begitu banyak kenikmatan.

"Guru!" dia tersentak. "Guru! Ahhh!"

lengkap disini: https://karyakarsa.com/nyonyaandara1/guru-privat-567983

Link ada di kolom komentar

KUMPULAN CERPEN DEWASA HOT 💦💦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang