1. Kamar 1100

10.4K 365 11
                                    


"Kale, Aku meninggalkan dokumen di ruanganku. Tolong antarkan ke Apartemen tempat ku sekarang. Akan ku kirimkam alamatnya
padamu ..."

"Baik Sir.."

Bos ku baru saja menghubungiku, dia bilang ada dokumen penting yang tertinggal diruangannya dan aku harus mengantarnya ke Apartemen tempat dia dan klien saling bertemu.

Dengan menaiki taxi, aku segera bergegas cepat sebelum pertemuan dia dengan Klien akan dimulai, itu berarti aku harus segera sampai disana dalam waktu kira kira duapuluh menit.

Aku terus menghentakan kakiku dilantai taxi, menunggu dengan cemas agar kemacetan Ibukota yang padat di sore hari ini cepat berakhir.

Tapi sialnya, taxi yang kunaiki sekarang ini sedang terbejak di tengah tengah kemacetan yang terjadi di jalan raya Ibukota.

"Tuan, bisa tidak kita lewati saja mobil mobil yang ada di depan. Aku benar benar harus cepat sampai ketujuan.." aku melirik ke arah jendela taxi dan melihat beberapa mobil berhenti tepat di sebelah taxi yang ku naiki.

Pria dengan kepala plontos langsung menolehkan kepalanya kebelakang.

"Maaf Nona, tapi sepertinya jalanan begitu macet sampai didepan ujung jalan. Aku tidak tau berapa lama harus menunggu kemacetan sampai jalanan kembali normal..".

Oh sial!
Jika kemacetan terus berlangsung lama, aku tidak akan bisa sampai ketempat tujuan dengan tepat waktu.

Dan Bos ku pasti akan memotong gajiku karena membuat pekerjaannya tertunda.

Dengan perasaan yang sudah cemas, aku langsung memberikan ongkos taxi kepada sang supir dan memilih untuk turun dari taxi.

Kupikir, jika aku menunggu jalanan sampai kembali normal maka semua tidak akan pernah berakhir dengan baik dan aku lebih telat ketempat tujuan dari waktu yang sudah kuperkirakan.

Tetapi jika aku lebih memilih untuk berlari dengan jarak sejauh ini, mungkin aku akan telat hanya sepuluh menit dari waktu yang sudah kutentukan.

Aku memandang kesekeliling jalanan, dan terdiam karena bingung..

Ya ampun...
apa yang harus aku lakukan?

Saat ini jalanan benar benar macet total dan tidak ada mobil yang tampak bergerak sedikitpun dari jalanan..

Ayo kale! lari saja, kamu pasti bisa.
batin ku terus memberi semangat dengan pompom Cheerleaders nya..

Dan mungkin batinku benar, lebih baik aku berlari saja dari pada harus menunggu kemacetan usai.

Tanpa berfikir lebih lama lagi, aku langsung berlari cepat melewati trotoar sampai ke tempat tujuan.

Dan ternyata sesuai perkiraan ku, Aku benar benar sampai di The King Apartemen setelah sepuluh menit memakan waktu yang lama.

Dan jika ditotalkan dari perjalanan kantor sampai kesini dan ditambah dengan terhambatnya taxi akibat kamacetan yang terjadi, kira kira sudah tiga puluh menit lamanya aku berada diperjalanan.

Aku berjalan pelan memasuki Gedung Apartemen dnegan nafas yang ter-engah engah. Dan segera membersihkan keringatku menggunakan sapu tangan yang ku ambil dari kantong blazer.

Setelah memasuki Lobi di gedung Apartemen, aku langsung menaiki Lift dan menuju kearah kamar yang sudah Tuan Jone katakan padaku.

Ruangan nomor 1100.

YES, aku menemukan kamarnya dengan mudah tanpa harus berputar putar dilorong lantai 25 ini.

Tapi tunggu dulu.....
ada yang aneh dengan ruangan apartemen ini.

THE APARTMENT (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang