Eh, akhirnya Damian nongol di cover baru :D Udah lihat kan? Cakep dong.
"Apa yang kau lakukan !"
bentak Tuan Mario marah sambil mendongakan kepalanya ke arah Damian, ia menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan percikan darah.Aku melihat tangan kanan Damian mengepal geram, sedangkan tangan kirinya memegang lembaran kertas yang hampir remuk akibat tangannya sendiri sebelum pria bermata elang itu melemparkan kertasnya ke arah Tuan Mario dengan kasar.
"Harusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan !" bulu kudukku langsung berdiri secara bersamaan, mendengar bentakan keras dari Damian. Gigi Damian menggertak erat saat rahangnya ikut mengeras..
Jujur saja, melihat kemarahan Damian yang kali ini seperti menyemburkan api ingin keluar dari dalam mulutnya, membuatku ketakutan setengah mati.
"Memangnya apa yang aku lakukan, Bajingan!" Tuan Mario masih tidak mau kalah, ia kembali berteriak marah kepada Damian. Tuan Mario seperti tidak ada takut-takutnya dengan Damian..
"Kenapa kau menuntut ganti rugi pada Apartemenku???."
Aku hanya melihat dengan diam tanpa berkomentar, sudut bibir Tuan Mario naik keatas untuk tersenyum sinis mendengar pertanyaan yang di ucapkan Damian barusan."Kupikir sudah sepantasnya kau mendapatkan itu. Tuan Jone mati di Apartemenmu dan pembunuh itu sendiri bekerja di Apartemenmu. Lalu siapa lagi yang akan bertanggung jawab terhadap masalah ini? Tentu saja kau, pemilik Apartemennya sendiri." nada yang di keluarkan Tuan Mario lebih ke cibiran.
"Tapi bukan berarti kau berhak, untuk membuat tuntutan ini!."
"Tentu saja aku berhak." Meskipun perutnya buncit, Tuan Mario masih bisa berdiri sendiri dari atas lantai, "Jone itu mantan Direktur perusahaan ini." lanjut Tuan Mario menepuk kedua tangannya seolah olah sedang menghilangkan debu yang menempel.
"Sialan kau Mario.!" geram Damian seakan akan ingin lompat dan menyerang Tuan Mario dengan tinjunya sekali lagi seperti lompatan SmackDown.
Tapi aku segera berlari menghampir Damian dan menghentikan perbuatan kasar nya terhadap bossku.
"Damian hentikan." aku berdiri tepat di hadapan Damian sambil memegang pergelangan tangan nya yang hampir melayang ke arah Tuan Mario.
"Lepaskan aku! Pria gendut ini harus kubunuh!." Damian tidak memandangku, ia masih melotot tajam ke arah Tuan Mario. Aku hampir tertegun kaget mendengar perkataan yang mengerikan dari Damian.
"Damian apa yang kau bicarakan? Jangan berbicara seperti itu, kau bukan pembunuh." Aku berusaha mendongakan kepala untuk menatap wajah Damian yang tinggi di atas ku.
Damian langsung menundukan wajahnya untuk bertemu dengan tatapanku. Ia menghela nafas berat, "Aku bisa membunuhnya kalau aku mau." suaranya terdengar parau. Dan aku yakin, kalau ia tidak berbicara serius tentang hal itu. Aku percaya, semarah apapun Damian dia tidak akan membunuh orang lain. Tidak akan pernah..
Kepalaku menggeleng keras, batinku berteriak tidak, tidak dan tidak. Damian tidak akan berubah menjadi monster seperti pembunuh berjacket hitam itu. "Damian, tenangkan dirimu. Jangan terlalu emosi..." nada ku berubah jadi selembut sutra. Berharap bisa menenangkan hati Damian yang sedang ber-api api karena amarah.
Damian menatap kearah minik mataku lekat lekat, seakan akan matanya sedang berbicara dengan mataku. Itu tatapan yang paling aku rindukan dari Damian selama kami bersama..
Apakah Damian sama rindunya denganku? Aku harap begitu.
"Hei, pergilah keluar. Jangan pacaran di dalam ruanganku!." suara Tuan Mario kembali terdengar. Marah.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE APARTMENT (Slow update)
Детектив / Триллер"Ketakutan, pertemuan, harapan, cinta. Semua berawal dari apartemen" Insiden yang terjadi di ruang Apartemen nomor 1100 lantai 25, telah mempertemukan aku dengan sosok pria yang memiliki tatapan mata setajam elang. [ Don't be silent readers, Jangan...