14 - Akhirnya terjadi.

3.3K 189 46
                                    

Aku duduk dengan gelisah di atas kursiku, melirik kesana-kemari dengan pikiran yang tidak tenang. Sesekali aku berjalan melewati ruangannya Tuan Mario hanya untuk sekedar melihat sosok Julie. Aku yakin sekali kalau syal yang kemarin ditemui di rumahku yang kini hangus terbakar itu adalah milik Julie. Tercium dari bau aromanya yang sama.

Kulirik Julie sekilas, perempuan itu tampak asik berkutat pada komputer di depannya. Seseorang yang menepuk pundakku dari belakang, membuatku tersontak kaget.

"Jangan bilang kalau kau mulai tertarik sama si perempuan jadi-jadian itu?"

Monica mengerling ke arah Julie.

Aku mengerutkan alis. "Tertarik apanya!" ketusku berjalan menghindari dia.

Saat jam makan siang tiba, Monica menghampiri mejaku dan mengajakku makan siang bersama. Tapi aku menolaknya. Dan setelah keadaan kantor mulai sepi, tanpa basa-basi aku segera mendekati Julie yang masih duduk di kursinya.

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu."

Ia mendongak sekilas, tapi beberapa detik selanjutnya kembali menatap monitor. "Aku sibuk."

"Cuma sebentar dan ini penting, Julie!!!" teriakku mulai marah.

Ia melihatku lagi dan menyipit tajam. "Bicara saja di sini,"

"Tidak bisa, ini masalah pribadi. Dan kita harus ngobrol empat mata!"

Memutar bola mata jengkel, Julie mulai bangkit dari kursi. "Dimana kita akan bicara?"

"Ikut aku!"

Julie mengikut langkahku yang mulai masuk ke dalam toilet, dia sempat bertanya mengapa aku membawanya ke sini. Tapi aku hanya diam seribu bahasa dan mengunci pintu toilet dari dalam.

"Sebenarnya apa maumu?" tanyaya galak, melipat tangan di dada. Rasanya ingin sekali mencakar wajah sombong itu!

Aku mengeluarkan syal yang sejak tadi kusembunyikan di balik blazer. "Ini punya mu kan?"

Mata Julie terbelalak kaget, ia membeku seperti patung dan wajahnya pucat pasi. Tapi itu hanya beberapa menit saja sebelum ia merubah ekspresi wajahnya menjadi lebih tenang.

"Bukan, aku tidak pernah pakai syal seperti itu," katanya ngeles.

"Masih tidak mau mengaku? Sudah jelas aroma di syal ini sama seperti parfum yang kau pakai. Kau pikir bisa membodohi aku? Kau sudah terekam jelas di camera CCTV." Aku hanya memancingnya.

Dia diam cukup lama seperti sedang menimbang-nimbang. Kemudian dalam sekali sentakan, dia mendorong tubuhku hingga aku terjungkal ke lantai. Julie berlari menuju pintu, berusaha membuka kuncinya dengan tangan gemetar.

Untungnya pergerakn aku lebih cepat dan menarik kakinya sampai dia ikut terjungkang di atas lantai. Tanpa kenal rasa takut, aku sudah menindih tubuhnya.

"Kenapa kau lakukan ini padaku, Julie? Memangnya apa salahku padamu?"

Julie membalikan tubuhku, hingga ia yang kini menindihku, berada di atasku dan menampar keras wajahku.

"Kau sudah menghancurkan kehidupanku, Kale! Sudah sepantasnya kau mendapatkan semua itu!"

Aku kembali membalikan tubuh Julie, dan menahan pergelangan tangannya. "Apa asalannya, kenapa aku?"

Ia meludahiku dengan kasar, mataku terpicing dan mengelap wajahku dengan lengan baju.

"Kau sudah menjebloskan pacarku ke penjara! Aku benci kau dan laki-laki sok berkuasa itu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE APARTMENT (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang