4. Terjebak..

3.4K 215 4
                                    

Aku terjaga dalam tidurku, membuka kelopak mata yang berat dengan lebar dan hampir terlompat kaget saat melihat ruangan yang ada di sekelilingku
jelas ini bukan kamarku, ini juga bukan rumah ku..

sadar kale, sadar!!
batinku berteriak sambil menampar pipi kiri dan kanan ku secara berulang-ulang.

oh great, aku baru ingat sekarang..

Bodyguard-Aidan pingsan-seseorang masuk kedalam rumahku- si pria bermata elang menutup mulutku dengan tangannya - dan Apartemen.

Oh, Ghost!
Aku berada di The King Apartemen milik Damian , tepatnya di lantai 30.

Mataku melirik kearah jam weker yang berdiri tegap di atas meja kecil disebelah ranjang King Size yang telah menunjukan pukul delapan pagi.

APA?
Delapan pagi?
Oh no, kantorku-pekerjaankuuuu

Turun dari ranjang, aku bergerak secepat kancil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri

Butuh waktu hampir setengah jam lamanya, untukku selesai mandi dan berganti pakaian dengan memakai Blazer abu abu, baju dalaman berwarna putih dan rok hitam selutut.

Aku berjalan keluar dari kamar dengan kaki yang sudah di alasi dengan sepatu high heels setinggi 5 cm

"Pagi Nona Kale.."
Astaga, betapa terkejutnya aku ketika melihat keberadaan pria berbadan sebesar kingkong muncul didepan pintu ku.
aku kenal dengan pria yang kepala nya sedang di perban ini.

Itu Aidan...
Bodyguard yang pingsan didepan pintu rumahku semalam.
bersyukur karena dia masih hidup dan tidak mati sia sia seperti Tuan Jone.

"Aidan, kau sudah baikan?."
aku menyapanya tulus dengan perasaan campur antara legah dan senang

"Aku tidak apa apa Nona, hanya luka ringan di kepalaku."
ujarnya yang kupikir itu adalah dusta belaka.
Mana mungkin luka ringan bisa menyebabkan orang jadi pingsan seperti mayat.
aku tau kalau Aidan tetap ingin terlihat kuat di depan orang lain karena bawaan dari ototnya

"Baguslah, aku sangat takut melihat mu pingsan. Kalau sesuatu terjadi padamu, itu semua sudah pasti salah ku."
tuturku menyesal dengan semua kejadian menggilakan ini. Tapi Aidan hanya membalas nya dengan senyuman kecut.

"Sebaiknya kita pergi sekarang Nona, sebelum anda terlambat..."
kata Aidan memotong pembicaraan ku dengan pembahasan lain.

"Kita? kemana?."
wajar jika dahiku mengerut. Aku harus bekerja, dan Aidan ingin membawaku pergi?

"Aku akan mengantarmu bekerja Nona, tuan Damian sudah menggajiku untuk menjadi bodyguardmu.."
aku melebarkan mata tak percaya dengan yang baru saja dia katakan

"Benarkah? Tapi, dimana Damian?."
aku memang tidak melihat batang hidung pria bermata elang itu sejak tadi

"Tuan sudah pergi sejak tadi tadi Nona.." balas Aidan lagi dengan bosan harus menunggu lama pergerakan dariku

Tidak ingin mengulur ngulur waktu terlalu lama, dan tidak ingin terlalu lambat datang ke kantor . Aku langsung bergegas keluar dari Apartemen Damian bersama Aidan

Pria berbadan besar itu sungguh sungguh mengantar ku menuju kantor dengan salah satu mobil milik Damian.
Jadi bisa kuperkirakaran, selain jadi bodyguard.. Aidan juga menjadi supir pribadiku?
Oh aku seperti menjadi wanita yang istimewa.

Ketika Mobil yang ia kendarai berhenti di area parkiran, Aidan langsung turun dari mobil terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobilku.

"Terimakasih Aidan..." tuturku tulus yang hanya dibalas dengan senyuman ramah oleh Aidan.
Kemudian aku mulai berjalan memasuki gedung perusahaan, sesekali mataku melirik kearah belakang dan melihat Aidan yang terus berjalan mengikuti langkahku

THE APARTMENT (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang