Tolong ...
Tolong aku ..Aku terus berteriak dalam hati meminta pertolongan kepada siapapun. Sedangkan tubuhku sudah tidak bisa lagi bergerak dari atas lantai lift, bahkan suaraku yang sesungguhnya sudah hilang karena kehabisan nafas.
Leherku bagaikan tercekik, keringat bercucuran disekujur wajah dan tubuhku, kepalaku menengadah keatas dan melihat si pria bertopi dan jacket hitam itu masih terus berusaha membuka atap lift dengan pisau yang ada ditangannya.
Mungkinkah aku akan mati sekarang?
Apakah aku tidak punya harapan lagi?Damian...
Tolong aku!!
Disaat yang menakutkan seperti ini, aku menyebut nama pria bermata elang yang telah bejanji akan menyelamatkan nyawaku dari pembunuh tuan Jone."Kale......"
Kepalaku mulai pusing, telingaku berdengung ketika mendengar seseorang menyebut namaku.
Astaga, apakah pria berjacket hitam itu yang memanggil namaku?
Jadi dia juga tau namaku?"Kale....."
Namaku kembali tersebut, bersamaan dengan munculnya cahaya dari depan pintu lift yang berangsur terbuka."Kale...."
Dan cahaya kecil itu perlahan lahan berubah menjadi besar, pintu besi yang ada dihadapanku semakin terbuka dengan lebar.
Mataku melihat dengan tatapan meredup, aku masih tidak bisa menggerakan seluruh tubuhku karena efek kelelahan dan kekurangan oksigen."Wanita ini tanggung jawabku, biar aku yang membawanya.."
Kata seorang pria yang kulihat memakai pakaian serba hitam.
Ya tuhan..
Apakah itu pria berjacket hitam???
Aku sudah pasrah jika itu memang dia.
Bahkan aku masih duduk , terkulai lemas di antas lantai tanpa bisa membuka mata dengan lebar.Pria dengan pakaian serba hitam itu semakin berjalan mendekati ku. Kemudian aku sudah bisa merasakan kedua tangannya berada diantara betis dan tubuhku. Dia langsung mengangkat dan memopong tubuh ku kedalam gendongannya.
Mataku dalam keadaan antara terbuka dan tidak, dari balik punggung pria yang menggendong tubuhku ini.. Aku bisa melihat beberapa orang yang berdiri didepan lift sedang menatap kepergian kami"Tolong buka pintunya..."
Kata pria yang menggendong ku lagi, aku tidak tau dia berbicara dengan siapa dan aku juga tidak tau kalau kami berada dimana.
Yang pasti, tubuhku tiba tiba saja sudah dibawanya masuk kedalam ruangan sempit sebuah mobil yang tak ku kenal.
Dia mendudukkan tubuhku ku diatas kursi mobil dan pria itu juga ikut duduk tepat disebelahku"Kale, sadarlah... Aku disini."
Ucap pria itu lagi tepat di sebelah tubuhku yang masih terkulai lemas, dia merapikan helaian demi helaian rambut ku yang berantakan menutupi wajah.Oh kale, ayo buka matamu dan pastikan siapa pria berpakaian hitam ini...
Batinku berteriak dan memaksa ku untuk segera membuka mata dengan lebar dan melihat siapa pria dengan suara tak asing dan berpakaian serba hitam persis seperti pria pembunuh ini"Da-mi-an....."
Suaraku terpotong potong, ketika dengan susah payah aku mulai membuka mataku dan melihat sosok penyelamat si pria bermata elang ada bersama ku."Ya. Ini aku kale... Kau sudah aman sekarang." katanya dengan suara pelan dan menenangkan jiwa.
Tapi otakku masih sulit bisa berfikir, mengapa pria itu bisa ada di perusahaan ku dan menyelamatku didalam lift?"Dari mana kau tau aku didalam lift?"
Tanyaku, kali ini tidak terdengar lirih. Damian tampak mendengus sebelum memulai pembicaraannya lagi"Aidan menghubungiku, dan dia menceritakan semuanya..."
Katanya dengan alis berkedut. Kemudian dia menggeleng gelengkan kepala
"Aku akan mengganti bodyguardmu dengan yang lain..." lanjutnya lagi"Tidak, kumohon jangan salahkan Aidan. Dia tidak salah, dan aku sudah nyaman bersama keamaannya.."
Suaraku berupa permohonan. Aku tidak ingin gara gara ulahku, Aidan jadi di pecat dan kehilangan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE APARTMENT (Slow update)
Misterio / Suspenso"Ketakutan, pertemuan, harapan, cinta. Semua berawal dari apartemen" Insiden yang terjadi di ruang Apartemen nomor 1100 lantai 25, telah mempertemukan aku dengan sosok pria yang memiliki tatapan mata setajam elang. [ Don't be silent readers, Jangan...