sudah jam 20:00 malam Azri belum sampai qilla duduk di dekat lemari sambil menekuk kedua kaki nya, tadi sebelum ia balik ke kontrakan bude Ida menawarkan makan qilla yang memang sedang lapar menerima tawaran tersebut.
ceklek!
pintu terbuka menampilkan Azri yang memakai Hoodie hitam dan celana jeans, Azri melihat qilla yang sedang duduk dengan lemas.
qilla mendongakkan kepalanya ternyata Azri sudah datang, pria itu berjalan mendekati qilla sambil memanyunkan bibirnya sebelum ia menutup pintu lalu mengunci nya.
"kenapa nangis? kangen?"
qilla menggeleng lalu bertanya. "kamu kenapa pergi tiba tiba?" ucapnya pelan.
Azri tampak berfikir tidak mungkin kan ia menceritakan semuanya, tujuan Azri memperkosa qilla pun ada tujuan tertentu bukan karena cinta, "gua marah." jawab nya.
qilla mengingat ingat kesalahan apa yang ia pernah buat. "aku ada salah?" tanya nya memastikan.
"iya, lo cuma gua cium ngadu ke Abang lo. jadi gua kena imbasnya liat sudut bibir gua biru! abis dipukulin abang Lo." jelas Azri.
gadis itu memegang sudut bibir Azri raut wajah qilla seperti menyesal, dengan keadaan yang sadar qilla berkata. "aku janji gak bakal bilang ke aa aku lagi, kamu boleh apa aja ke akuu.." qilla menjulurkan jari kelingking, Azri yang melihat itu menyambut jari kelingking qilla dengan kelingking nya.
sorot mata Azri menatap qilla dengan tajam "bocah tolol" batin Azri.
pria itu membuka Hoodie nya dan terlihat ia memakai baju warna putih polos yang dimasukan ke celana jeans nya. "lo udah makan?"
"udah."
"emang ada uang buat beli makan?"
"tadi aku ke warung yang di depan itu terus aku dikasih makan terus aku terima" jelasnya.
Azri menganggukkan kepalanya. "semenjak kamu pergi tiga hari lalu aku sering dengar suara tit tit tit" ucap qilla menjelaskan apa yang ia dengar selama Azri tidak ada.
laki laki itu berfikir apa yang didengar gadis itu, selanjutnya Azri terkekeh tau dari maksud yang di dengar suara oleh qilla itu suara listrik berbunyi. "suara setan kali...mau makan lo" jawab Azri.
setelah mengatakan itu Azri rebahan di kasur dengan menutup mata nya dengan lengannya, qilla menatap Azri dengan alis mengkerut apakah pria ini tidak berinisiatif meminta maaf.
"kalo kamu marah karna aku ngadu ke aa aku karna aku dicium sama kamu, terus kenapa kamu sampai pergi selama 3 hari?" tanya qilla, ia merebahkan tempat biasa ia tidur dibawah yang hanya dialasi selimut dan bantal.
Azri mendesah berat "ya, karna gua marah."
"karna itu aja?" tanya qilla memastikan tubuh nya miring menghadap Azri.
"gak. bukan cuma itu aja."
"terus apa dongg?"
Azri mengangkat tangannya yang menutupi mata lalu menengok ke arah qilla, "gak dikasi jatah."
qilla menyerengit, apa itu jatah "jatah? apa itu?" heran nya.
"ngentot. lo mana mau.." ucap Azri terkekeh.
jantung qilla berdetak kencang, qilla sulit menjawab perkataan Azri, ia menelan ludah nya dengan susah payah. "a-aku mauu." ucap qilla dengan susah payah.
Azri menaikkan alisnya tidak percaya apa yang dikatakan oleh gadis itu, "coba sini tiduran di samping gua." pinta Azri.
qilla menarik narik baju nya, takut sebenarnya. gadis itu membuktikan kepada Azri ia mendekati pria itu dan tiduran di samping Azri.
gadis itu tampak kaku ia memegang seprai, dan menatap wajah Azri yang ada disampingnya. Azri sedikit menunduk untuk melihat wajah qilla ternyata begitu kaku.
"peluk dong"
qilla yang canggung itu pun perlahan memiringkan tubuhnya lalu memeluk tubuh Azri dan mengupati wajah nya di dada Azri.
"tidur. gua ngantuk" Azri menutup matanya yang memang sudah tidak bisa ti tahan lagi rasa ngantuk nya ia langsung memejamkan matanya tanpa membalas pelukan dari qilla.
hampir 15 menit qilla terus memeluk Azri ia menatap Azri yang mungkin sudah tertidur lelap. "aku kira kamu jahat bakal pukul aku atau marahin aku...., ternyata enggak kamu gak seburuk yang aku pikir." ujar qilla pelan.
Azri yang belum tidur pun mendengar ucapan gadis ini. "belum aja qil, liat nanti kerjaan gua bakal gua laksanain gua gak pernah ingkar janji kalo soal uang."
jam 2 pagi pria itu terbangun ia membuka ponsel miliknya melihat isi chatingan hanya melihat nya saja tanpa membalas.
Azri mengelus rambut qilla yang tergerai dan sedikit menutupi wajah gadis itu, Azri menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan qilla.
cup!
satu kecupan mendarat di pipi qilla namun gadis itu tak terganggu sama sekali ia tetap tidur pulas, pria itu memainkan bibir qilla yang sedikit terbuka dengan tangannya.
tangan kekar itu beralih mengelus tangan qilla. "mulus banget nih tangan"
dengan mata yang sayu dan rambut yang acak acakan Azri membuka kancing piyama qilla satu persatu. dan itu berhasil terbuka semuanya lalu tangannya memegang belakang tubuh qilla mencari pengait bra yang dikenakan qilla dan di lepasnya.
Azri menaikkan bra tersebut dan nampak payudara qilla dan pas ditangan Azri dan sedikit menampar nya.
"shh" ringis qilla tapi dengan mata yang masih tertutup rapat. bibir Azri mendekati payudara itu dan memasukkan puting ya ke dalam mulut dirinya.
Azri memeluk qilla dengan erat sambil terus meremas payudara qilla dengan pelan.
hingga pagi mulut Azri tidak lepas dari itu, qilla yang merasa tubuhnya terasa dingin tenyata baju nya hampir terbuka semua, apalagi ia menyadari Azri sangat dekat dengan dirinya.
"ihh sanaaa..." qilla berusaha mendorong tubuh Azri namun payudara nya terasa sakit, mata nya melotot apa yang ia lihat. "lepass...shh sakit" ujar qilla dengan terus mendorong tubuh Azri.
"awww shh" mata nya memerah menahan sakit saat Azri menggigitnya. "nanti aja masih masih pagi qil" ucap Azri dengan mata sayu.
"shh sakit Azri...jangan di gigit" rintih nya.
lalu Azri hanya mengaisap nya seperti orang menyusu dan itu juga membuat qilla tersiksa, "udahh....sakit banget nyerii.."
Azri yang mendengar itu langsung melepaskan nya dan berbalik tubuh memunggungi qilla. gadis itu melihat payudara nya yang terlihat membengkak ia terus merengek kesakitan dan mengusap usap nya agar reda rasa sakit nya.
"diem ah berisik"
terdengar suara rintihan tangisan, Azri langsung membalikkan tubuhnya lagi. "udah jangan nangiss... nanti juga ilang sakit nya..."
"tapi sakitt"
dengan kesal Azri duduk menatap qilla dengan sengit, "coba liat mana yang sakit"
qilla membuka piyama nya lagi dan memperlihatkan kepada Azri. Azri yang melihat itu, "cuma merah nanti juga ilang, jangan nangis cengeng" sindir Azri ia langsung tiduran kembali dan tidur memunggi qilla.
ANJAYY CEPETT YAAA?
PLS VOTE VOTE VOTE
ITU LOH YANG KIRI BAWAH TERUS ADA BINTANG NYAA TINGGAL PENCETTTTTTT😦😁😁💏⭐⭐⭐⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
AZRIQILLA
Teen FictionAYOO BACA GUYS KALO GAK SERU SALAHIN AJA DIRI SENDIRI JANGAN KE AKU😦😁😁😁😁💏