qilla membuka piyama nya lagi dan memperlihatkan kepada Azri. Azri yang melihat itu, "cuma merah nanti juga ilang, jangan nangis cengeng" sindir Azri ia langsung tiduran kembali dan tidur memunggi qilla.
19:00
mata tajam itu terlihat merah, bukan karena mengantuk atau sakit mata namun pengaruh dari obat-obatan terlarang.
brak!
suara itu membuat qilla terkejut ia menatap Azri yang memukul lemari.
"kamu kenapa?"
Azri menggeleng mata nya menatap qilla dengan tajam. "mandi qil." ujar Azri.
"aku udah mandi" jawab qilla.
qilla mengalihkan mata nya dan melihat ponsel yang sedang di pegang. "pake cepetan." Azri melempar dress berwarna merah, gadis itu melihat baju yang dikasih Azri "kecil banget baju nya" celetuk qilla.
"gak mau"
"lo jangan buat gua marah. tinggal pake"
qilla berdiri dan berjalan masuk ke kamar mandi setelah beberapa saat qilla keluar kamar mandi dengan pakaian yang diberi Azri, qilla berdiri di hadapan pria itu sambil menaikan tali kecil yang sedikit jatuh dari bahu nya.
"emang mau ngapain sih?"
"ikut gua nanti."
sekitar jam 8 malam Azri membawa qilla ke sebuah club qilla terus menarik tangannya agar tidak masuk ke dalam club. "aku gak mau ke dalem"
"qil lo jangan buat malu" ucap Azri malas. ia menarik lebih kasar tangan qilla agar masuk bersama dirinya, hingga sampai di meja yang sudah di pesan dan sudah ada beberapa pria sedang bermain kartu.
"wih bawa cewek..."
"bisa kali..." ucap pria yang sedang meminum. "bisaa apa tuhh...??" sahut teman disampingnya.
"mau balikk..." lirih qilla.
"iya nanti."balas Azri, qilla menggeleng cepat "mau nya sekarang."
Azri duduk di tengah antara teman-teman nya, qilla yang bingung mendekati Azri dan berdiri di depannya. "mau duduk dimana? sini duduk." ucap Azri sambil menepuk paha nya.
gadis itu menggeleng pelan hingga beberapa menit wajahnya tampak risih sebab mata lelaki yang berada disitu menatap paha dirinya. "aku mau duduk" pinta qilla.
"tadi gua tawarin gak mau, sini duduk. mau lo duduk di lantai?" tanya Azri, tangan nya meraih minuman yang diberikan oleh temannya.
mau tidak mau qilla duduk di paha Azri ia terus menundukkan kepala nya, qilla meremas pundak Azri sangat kuat. "ayoo pergi dari sini"
Azri tak menghiraukan perkataan qilla, ia bahkan sudah sedikit mabuk pria itu melepas kacamata hitam yang berada di kepala lalu memakaikan nya ke qilla dan tersenyum.
qilla hanya menutup telinga saat suara dentuman musik semakin keras. "asik sendiri ya bang?" tanya teman nya.
"bangun qil" qilla mengangguk dan berdiri begitu juga dengan Azri yang langsung berdiri. "sana duduk lagi" ucap Azri.
melihat Azri yang melangkah qilla menarik lengan baju Azri. "kamu mau kemana" tanya qilla panik.
"pake aja, gak nafsu gua sama bocah" ucap Azri pada teman temannya. "yakin gak nafsu??" tanya balik temannya.
"masa sih ga nafsu sama yang waktu itu terus sama yang semalem" kata pria yang memakai topi hitam. "emang semalem dia ngapain?" tanya pria yang bernama Rafi.
"nete sampe pagi" jawab Barron.
"anjing"
"gacorr"
KAMU SEDANG MEMBACA
AZRIQILLA
JugendliteraturAYOO BACA GUYS KALO GAK SERU SALAHIN AJA DIRI SENDIRI JANGAN KE AKU😦😁😁😁😁💏