Sal (22)

3.5K 196 3
                                    

Rony tersadar dengan ingatannya yang berputar 12 tahun lalu, Siapa sangka sosok Caca kecil yang mengajaknya naik Biang lala hari itu, hari ini mengajaknya Menikah.

"Sal, kita terlalu beda untuk menjadi satu, kamu dari keluarga Harmonis mu dan aku dengan keluargaku yang tragis"

"Sal, bukannya aku nggak mau bantuin kamu, tapi aku takut gagal Sal, Kegagalan orang tua ku menjadi ketakutan besar buatku untuk menikah, apalagi dengan kondisi kamu yang terpaksa" Rony yang sedari tadi berbicara pada dirinya sendiri juga mengutuk keputusan nya yang tak menerima permintaan Salma.

Hatinya benar sedang merasakan Dilema yang luar biasa, disatu sisi dirinya sangat ingin membantu Salma tapi di sisi lain ingatan tentang Kedua orang tuanya menjadi ketakutan terbesar untuknya.

"Ayah dan ibu saja yang awalnya saling cinta akhirnya saling meninggalkan, apalagi kita Sal" Rony masih terus bermonolog dengan dirinya sendiri

****
Di ruang rawat Salma, Dokter sudah selesai memeriksa kondisinya dan mengijinkan Salma untuk pulang

"Tangannya jangan terlalu banyak di gerakin yah Sal" Nasihat dokter sambil mengusap kepala Salma

"Iya, Terima kasih Dok" balas Salma

"Kalau begitu saya permisi dulu" Dokter kemudian berpamitan kepada Papa Mama Salma kemudian meninggalkan ruangan

"Alhamdulillah dek kamu udah bisa pulang" Ujar Mama Dini sambil memeluk anaknya

"Tapi mah, barang-barang aku masih ada di Kos"

"Mama udah siapin semuanya sayang, kita tinggal berangkat aja" Jawab Mama Dini

"Ya udah kalau udah nggak ada lagi, ayo kita berangkat" Kali ini ajakan Papa Atma yang sedari tadi diam mengamati putri cantiknya

"Abang udah pesan tiket pah, abang ambil tiket malam nanti jam 10, supaya kita bisa makan dulu" Diman yang selesai memesan tiket pesawat untuk keluarganya

"Oh iya bang, soalnya papa besok ada meeting penting" Papa Atma tersenyum kepada anak pertamanya

Mereka berjalan menuju Parkiran, Mama Dini setia memegang tubuh anaknya khawatir, Sedangkan Papa Atma dan Diman mengikut di belakang

" Salllllll" Teriak seorang laki-laki yang sedang berlari kearah mereka

"Bukannya itu Rony bang?" Tanya Atma pada Diman

"Iya Pah, mau ngucapin salam perpisahan kali sama abang" Diman tersenyum kearah Rony

sedangkan Salma dan Mama Dini melihat kearah Rony keheranan

"Eh Ron, Kenapa?" Tanya Diman

"Bang, ada yang mau aku omongin" Jawab Rony dengan Nafas yang tersengal

Rony mencoba mengatur Nafasnya, keringat di keningnya bercucuran entah karena lelah berlari ataukan karena nervous dengan apa yang dilakukannya kali ini.

"Sebelumnya maafin aku Om, Tante, bang diman kalau ini kesannya nggak Sopan, tapi aku bersedia  menikahi Salma" Rony mengucapkannya tanpa keraguan sedikitpun dia menatap silih berganti orang-orang dihadapanya

Seperti yang di duga Rony, Semuanya akan kaget dengan keputusannya itu. Terutama Salma, semenjak Rony mengutaran keinginan untuk menikahinya, dia hanya diam tapi sangat terlihat jelas wajah tak percaya terbaca di raut wajahnya

"Maksud kamu apa Ron?, jangan main-main dengan kondisi seperti ini" Papa Atma mulai membuka suara

Begitupun dengan Diman "Ron jangan gini, kita nggak ada paksa kamu untuk nikah sama Salma, jadi jangan terpaksa gini"

SalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang