Sal (40)

3.8K 247 30
                                    

Disini Salma sekarang, di taman kecil tempat terakhir kali dia bertemu dengan Rony sebelum laki-laki itu memilih pergi darinya.

Salma masih mengingat jelas bagaimana tatapan kekecewaan Rony setelah dia mengucapkan penyesalannya menikah dengan pria itu, tapi sungguh saat itu Salma hanya emosi akibat tak diberikannya waktu untuk menjelaskan semuanya pada Rony

Dia membuka surat yang sebelumnya sudah di berikan oleh Nabila, air matanya tak berhenti menetes, menyesali segala perbuatannya sekarang memang akan di tertawakan oleh orang lain, bukankah Rony selama ini cukup sabar dan memberikan maaf atas kesalah Salma walau perempuan itu selalu mengulangnya lagi

Dengan isakan tangisnya dia membuka surat dengan tulisan tangan yang sangat Rapi,

Untuk perempuan yang sekarang menjadi istri ku, Salma

Assalamualaikum Sal, maaf untuk tidak pamit dengan kepergian ku kali ini ada sesuatu yang harus aku urus entah sampai berapa lama.

Sal, maaf untuk semua salah ku terhadapmu, rasanya dengan masalah kita akhir-akhir ini cukup membuat ku tak nyaman, sepertinya cemburu menguasai ku hingga aku menyakiti mu...
Maafkan aku Sal

Sal aku mencintaimu, entah di mulai sejak aku mengucapkan namamu di akad pernikahan kita, atau ketika aku mengobati kakimu, ataukah ketika kamu membonceng ku naik sepeda, atau bahkan rasa ini sudah mulai ada di pertemuan pertama kita.

Sal, hari dimana bang Diman memintaku untuk menikahimu, sungguh tak ada niatku untuk menolak, hanya saja kehidupan masa lalu ku membuatku berfikir berkali-kali untuk sebuah pernikahan. Aku selalu merasa diriku tak pernah di harapkan oleh orang lain dan aku takut jika pernikahan ku akan berakhir seperti pernikahan orang tua ku dulu,

Tapi dengan banyaknya pertimbangan, dengan segala rasa takut yang berhasil ku lawan, aku akhirnya yakin untuk menikahimu.

Di hari pernikahan kita sampai saat ini tak pernah sehari pun aku tak melantungkan doa memohon kepada Tuhan yang maha baik untuk mempertahankan pernikahan kita, untuk Tuhan memberimu rasa nyaman hidup denganku dan untuk Tuhan menitipkan rasa cinta untukku di hatimu. ketakutan itu masih tetap ada, mengingat bagaimana pernikahan kita terjadi tanpa adanya cinta darimu untukku

Sal, aku selalu berdoa dan selalu mengusahakan untuk kita bisa bertahan dalam rumah tangga ini, semua doa tentang kebahagiaanmu ku langit kan pada pencipta kita, begitu pun dengan usaha ku maksimalkan untuk kamu bisa nyaman dengan aku yang banyak kurangnya..

Hingga tadi ketika aku mendengar ucapan penyesalanmu dengan pernikahan ini membuat aku mempertanyakan kemana perginya doa-doa yang selalu ku Aamiinkan, doa-doa yang ku lantungkan di sujud terakhirku, doa-doaku untuk kamu bisa berbahagia dengan pernikahan kita, doa-doa untuk kita bisa menua bersama menerima satu sama lain

Tapi Sal, aku lupa bahwa kamupun juga berdoa. Aku lupa kamu juga melantungkan doa kepada Tuhan di setiap shalat mu bahkan juga di sujud terakhirmu. Dan kelirunya aku, aku tak tau di doa mu itu apa yang kamu panjatkan? Apakah doa mu sama dengan doaku, ataukah ada doa lain yang kamu langit kan yang tidak sejalan dengan doaku hingga membuat doaku tak di kabulkan Tuhan.

Sal, jika doamu adalah untuk kamu bisa bersatu kembali dengan laki-laki di masa lalumu, kurasa itu yang di kabulkan Tuhan hari ini...

Sal, hari ini ku lepaskan kamu untuk bisa kembali memulai kisah romansa mu dengan dia, karena sekeras apapun aku berjuang, masa lalumu tetap pemenangnya

Sal, aku bukan menyerah karena semua perilakumu ataupun semua kebohongan yang kamu lakukan padaku kemarin. Sungguh bukan itu..

Aku hanya mengutuk diriku sendiri yang telah berada diantara dua orang yang saling cinta..
Aku mengutuk diriku sendiri menjadi orang yang menunda kebahagiaan mu..
Dan Aku mengutuk diriku sendiri melihat mu harus menangis karena harus menikah denganku..
Bukan kah aku terlalu egois jika aku mempertahankan keluarga kita sedangkan kebahagiaanmu bukan berada dirumah tangga kita

SalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang