Rony mendengar Alarm handphone yang berada di meja sebelah kirinya, ia mengerjapkan matanya mencoba untuk bangun, sakit kepalanya semalam sudah reda entah karena suksesnya obat yang di berikan Salma ataukah pijatan lembut dari istrinya itu
Detik selanjutnya ia kaget, melihat kondisi tidurnya saat ini, tangannya sudah ada di atas perut Salma melingkar disana , sedangkan Salma tidur dengan posisi bersandar pada dinding ranjang.
Rony belum menarik tangannya dari tempatnya saat ini, nyaman mungkin? Ataukah modus "Astagfirullah" ucap Rony dalam hati kemudian menarik tangannya tetapi dirinya kembali fokus pada wajah damai Salma, sangat lucu fikirnya tapi ada keanehan disana mengapa perempuan itu tidak banyak gerak selama tidur bahkan tak pernah bergerak mungkin, bukankan ini hal yang langka mengingat bagaimana tidur Salma yang selama ini seperti orang yang kerasukan ataukah "pelukan Rony penawarnya"
Rony mencoba membangunkan Salma untuk mengerjakan shalat subuh dengannya tapi kemudian ia mengingat chat tadi pagi dari Nabila kak Rony maaf yah, salma lagi datang bulan makanya marah-marah mu
Rony tersenyum, ternyata perkataan orang diluar sana mengenai perempaun yang datang bulan akan berubah menjadi singa itu benar adanya, ia mengusap kepala Salma yang masih berbalut hijab instan warna hitam miliknya"
****
Pagi ini Salma bertengkar dengan bahan dapur yang tersedia di dapur, bermodalkan youtube ia mencoba membuat tumis kangkung dan tempe goreng, sederhana tapi Salma tak bisa wkwkwkwkwRony keluar dari kamarnya, setelah mengerjakan shalat subuh tadi ia tidur kembali di atas sajadahnya, baru terbangun lagi sekitar pukul 7 pagi
"Sal, kamu lagi ngapain?" Tanya Rony penasaran, bagaimana tidak dapurnya kali ini sedang mirip kapal pecah
Salma menengok, menatap Rony yang berjalan kearahnya "lagi masak, mas duduk aja istirahat"
Rony tertawa melihat kondisi Salma saat ini, tepung sudah mendominasi wajah cantiknya, sepertinya tepung goreng untuk tempenya itu yang memenuhi
" kenap ketawa? Nggak ada yang lucu?" Tatapan Salma tak bersahabat membuat Rony menahan tawanya
Rony memperhatikan gerak gerik istri di hadapannya itu, beberapa kali wanita itu berteriak karena takut pada minyak juga kewalahan memotong tempe yang nampaknya sangat tebal potongannya, Rony tak mengkritik biar saja Salma berkreasi dengan masakannya
Beberapa menit berlalu, Salma menghidangkan makanan dari hasil keringatnya selama sejam di dapur tadi, menampilkan tumis kangkung yang nampaknya kelebihan air dan tempe goreng yang berwarna coklat hampir kehitaman
Rony tersenyum, bagaimana pun juga itu hasil karya istrinya, dia harus menghargai itu " makasih sal"
"Ayo makan mas" salma kemudian mengisi piring di hadapan Rony dengan Nasi tidak lupa pula lauknya
Salma menatap Rony menunggu tanggapan Rony dengan hasil masakannya, apakah masakannya seperti sebelumnya jika tidak keasinan maka masakannya terasa hambar
Rony mengunyah makanan yang disajikan Salam, ekspresi berikutnya tak bisa di defenisi kan membuat salma khawatir "Gimana mas?"
"Kalau di bilang enak nggak juga, di bilang nggak enak nggak juga" begitulah Rony dengan sifat terus terangnya
Salma menghel nafas panjang, lagi-lagi masakannya gagal "ya udah aku pesan aja" ujarnya lesu
"Nggak usah dong, ini masih bisa di makan kok, mubadzir kalau nggak di makan"
"Nggak usah di paksakan mas, kamu lagi sakit nanti tambah sakit gara-gara masakan aku"
"Selagi kamu nggak kasi racun aku nggak apa-apa Sal" ucapan finish dari Rony menyelesaikan pertengkaran kecil di pagi hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Sal
Romance" Keraguan pernah menguasaiku, Lalu aku kehilangan mu " - Sal " Kamu Selalu Menganggapku buku yang sama dengan yang kamu baca tempo hari, kuharap kemunduran ku tak akan kau sesali " - Ren " Berjanjilah , setelah hari ini aku menyerah, besoknya kamu...