28. Flashback Masalalu Vern ; Perubahan Wujud Keduanya.

14 14 0
                                    

VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA :)

⸙;; ❝ HAPPY READINGᵕ̈ ೫˚∗:

Gudang terbengkalai

"Hahaha, akhirnya kita berhasil menangkap perempuan ini. Setelah kita membunuh monster betina ini kita akan membunuh anaknya juga dan desa kita akan aman lagi," kata salah satu dari mereka.

Entah darimana mereka mendapat gosip tentang keluarganya Brata kalau mereka adalah keluarga monster.

Mungkin anak-anak mereka yang bercerita bahwa Vern kalau sedang marah akan refleks mengeluarkan kekuatanya untuk membela diri agar tidak di ganggu oleh teman-temannya di sekolah manusia.

"Lepaskan! Maksud kalian apa? Aku dan Vern bukan monster, kami juga tidak pernah mengganggu ketenangan desa ini!" Pekik Nirmakala.

"Berisik! Jangan banyak berbicara kamu monster betina!"

"Itu benar, kalau kau banyak berbicara kita akan mempercepat kematian mu!"

Tanpa ampun mereka tidak langsung membunuh wanita itu melainkan menyiksanya terlebih dahulu.

"T-Tolong lepas- lepaskan a-aku dan b-biar-biarkan a-aku pergi. An-Anak ku p-pasti mencari-mencariku," perempuan itu memohon dengan tubuh yang penuh luka.

Mereka tidak mendengarkan rintihan dan permohonan dari mulut Nirmakala.

"MAMAAA! LEPASKAN MAMA KUU! KENAPA KALIAN MEMBAWA MAMA KU?! APA SALAH MAMA SAMPAI KALIAN TEGA MENYIKSA MAMA? SELAMA INI MAMA TIDAK PERNAH MENGGANGGU ATAU MEMBUAT KERIBUTAN DI DESA KALIAN TINGGAL, LANTAS KENAPA KALIAN MEMPERLAKUKAN INI TERHADAP MAMA KU?!" Pekik seorang bocah yang masih menggunakan seragam sekolahnya dan mendobrak pintu gudang tersebut.

"Memang kalian tidak pernah menganggu desa, tapi anak-anak kami setiap pulang selalu terluka dan mengadukan bahwa ada anak aneh yang sering anak-anak kami sebut sebagai monster bernama Vern yang bisa mengendalikan bayangan hitam di sekitarnya untuk melukainya."

"Benar! Setelah kita cari tahu ternyata anak itu tinggal di desa ini. Dan kami berpikir kalau anaknya seorang monster berarti orang tuanya juga monster. Maka dari itu kami menangkap ibu mu dan dirimu. Tapi karena kau tidak ada jadilah kami membawa ibu mu terlebih dahulu," salah satu seorang warga menimpali perkataan rekannya.

"Kalau begitu lepaskan mama ku. Yang monster itu aku bukan mama. Jadi tangkap dan bunuh aku saja, jangan mama!" Teriak bocah bernama Vern itu dengan berani.

"Verna, k- kenapa ka-mu menyusul k-kesini n-nak uhuk! Ce-Cepat pulang dan pergi d-dari sinii!"

Bocah itu menggeleng, "Verna mau pulang kalau sama mama." Ia menangis melihat kondisi ibunya.

"Pulanglah d-dulu, nan-ti ma-mama akan menyusul."

"NGGAAAKK, NGGAK MAU! TERAKHIR KALI PAPA BILANG BEGITU TAPI SAMPAI DETIK INI PAPA TIDAK MENYUSUL KITA PULANG! Verna nggak mau kehilangan mama seperti Verna kehilangan papaa."

Anak itu akhirnya menangis tersedu-sedu.

"Aduuhh manis sekaliii. Tapi sayang semuanya harus berakhir disini, hahaha. Tunggulah disana anak ganteng, nanti kalau sudah selesai kita semua akan bermain dengan mu juga." Setelah warga desa berkata seperti itu, mereka kembali menyiksa Nirmakala kembali.

Vern kecil merasa marah kepada mereka saat ibunya di sakiti seperti itu.

Dengan berani Vern berlari dan berusaha mencegah mereka untuk menyakiti ibunya dengan cara menggigit kuat-kuat tangan salah satu diantara tetangga-tetangga desanya itu.

Namun sayang mereka malah memukul kepala bocah itu dan menendangnya hingga punggung anak itu membentur dinding gudang dengan kencang.

"Sabarlah sedikit bocah, kami hampir selesai dengan ibu mu!" Pekik salah satu di antara mereka.

"Kalian..."

Anak itu menundukan kepalanya sembari berucap seperti itu dengan pelan. Napasnya memburu hebat, dan perlahan-lahan muncul beberapa semburat bayangan hitam di sekitarnya.

"Kalian... BERANINYA MENYAKITI MAMA KUUUU! AAAARRRRRGGGHHH!"

Barang-barang di dekat bocah itu terpental kemana-mana akibat dari teriakannya. Angin tiba-tiba berhembus kencang. Bukan hanya barang-barang di sekitarnya saja, tapi juga para warga desa yang tadinya menyiksa sang ibu kini ikut terpelanting.

Bocah itu lalu bangkit dari duduknya, semburat-semburat bayangan hitam itu semakin bertambah dan semakin mengelilingi bocah itu.

"KALIAN HARUS MEMBAYARKAN SEMUANYAAA KEPADA KU! AAARRRRGGGHHH!!" Pekiknya kencang, suara imutnya mulai sedikit berubah menjadi berat.

Tubuhnya perlahan membesar dan meninggi, merobek seragam sekolahnya.

Matanya berubah menjadi putih, memunculkan 2 tanduk di kepalanya. giginya berubah runcing, tak lupa juga dengan jari-jari dan kukunya.

Semburat bayangan hitam itu juga membentuk sayap besar dipunggungnya.

"AAARRRGGGHHH!!"

Selesai sudah, bocah itu tidak dapat menahan amarahnya, hal itu membuat dirinya berubah menjadi monster.

Auman kencang terdengar dari bibirnya, menghancurkan dan menerbangkan beberapa pohon yang berada sedikit jauh dari dirinya.

Rumah sakit

Lyne merasakan energi hitam milik Vern yang begitu kuat. Ia menutup matanya untuk menerawang apa yang sedang terjadi dengan bocah itu.

"Celaka! Anak itu berubah wujud setelah sekian lama! Aku harus menghentikannya sebelum ia melukai orang-orang dan bahkan secara tidak sadar membunuh ibunya."

Laki-laki itu mengambil sebuah kertas dan menempelkan kertas itu di telapak tangannya seperti tato.

Setelah berhasil menempelkan kertas itu di telapak tangannya tanda itu menghilang, lalu pria itu segera pergi ketempat Vern berada.

[The Return Of Memory] - VESYA (HIAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang