CHAPTER 1: Here's Your Perfect

3.9K 72 5
                                    


.

Ready to read?...




Bara mengambil satu mangkuk baso dan berjalan ke arah wanita yang sedang berjalan ke arah nya. Dengan sengaja bara menyenggol lengan gadis itu sehingga membuat kuah panas baso tersebut tumpah mengenai bajunya, dan suara pecahan beling yang membuat atensi siswa siswi di kantin menatap pada sumber suara.

Kanaya terkejut saat melihat siapa yang tak sengaja dia tabrak, kanaya buru buru mengambil tisu yang ada di salah satu meja untuk membersihkan baju bara yang kotor.

"M maaf" kanaya tak tau apa yang terjadi kenapa ia bisa menabrak bara. Orang yang paling di takuti di sekolah ini.

Bara memegang tangan kanaya yang dengan lancang berani menyentuhnya.

"Awshh" naya meringis saat tanganya di cengkram kuat oleh bara.

"Berani baget lo nyentuh gue" bara menatap tajam naya.

"Sakit" lirih nara.

"Sakit?...ini ga seberapa sama sakit yang gue rasain karna lo" ucap bara penuh kebencian.

"A-aku minta maaf, aku ga sengaja" naya sungguh sial. Hampir tiga tahun dia menghindari bara karna tidak ingin berurusan denganya sialnya hari ini dia membuat singa bangun dari tidurnya. Ayolah hanya satu semester lagi dia akan lulus.

"Ga sengaja lo bilang? Jelas jelas lo sengaja jalang" sepertinya pembicaraan bara mulai menuju pada yang lain.

Naya menatap bara marah "atas dasar apa kamu bilang aku jalang" naya menyentak tangannya sehingga terlepas dari genggaman bara, entah keberanian dari mana ia bisa membentak bara, yang jelas naya tidak terima ia di sebut jalang.

"Berani baget lo bentak gue bich" bara mencengkran dagu naya.

"Bara lo berlebihan tau ga. Naya kan ga sengaja" ucap clarisa yang sedari tadi hanya diam. Sebenarnya carisa takut, tapi dia tak terima naya di perlakukan seperti itu oleh bara.

"Jangan harap hidup lo akan tenang setelah ini bich" bara menghempas dagu naya membuat naya terjatuh kelantai, lalu pergi di ikuti teman temanya.

"Naya lo ga papa kan?" Clarisa membantu naya berdiri.

Bina merapikan rambut naya yang sedikit berantakan " maaf nay gue ga bantuin lo tadi".

"Ga papa, aku gapapa ko" ucap naya tersenyum tipis, padahal pipi naya sangat sakit karna bara menekanya cukup kuat.

"Ayo kita ke uks" ajak clarisa.

"Aku gapapa ko ris, kamu sama bina makan aja. Aku mau ke toilet dulu" suruh naya.

"Ya udah ayo gue anter"

Naya terkekeh "Ish kalian apa sih, aku cuman ke toilet bentar, ga perlu di anter".

"Tapi-"

"Ssttt udh ahh sanah" naya menyuruh kedua sahabatnya untuk pergi makan lebih dulu.

......


Kini bara dan teman temanya sedang berada di kelas. Kelasnya jamkos karna guru yang mengajar ada kepentingan mendadak. Mereka berkumpul di pojok kanan kelas paling belakang.

"Lo yakin naya orangnya?" Tanya bastian.

"Hmm"

"Tapi kayanya naya ga gitu deh" ucap tio, tio tau betul naya bukan orang seperti itu, yaa walaupun naya bukan orang kaya tapi dia hidup berkecukupan karna bundanya mempunyai toko kue yang cukup ramai.

"Jangan liat penampilan luarnya, kita ga pernah tau aslinya kaya gimana. Toh kita aja ga pernah ngobrol" jelas kenzo. Yaa memang benar mereka hanya sekedar tau bahwa naya siswi cantik yang tidak banyak orang mengenalnya, tapi banyak pria yang diam diam kagum karna kelembutanya.

Mereka mengganguk setuju kecuali tio, tio masih yakin kalau naya bukan orang seperti itu.

"Apa rencana lo sekarang?" Tanya galang.

"Gue bakal bikin hidup jalang itu berasa di neraka" ucap bara meremas pensil yang sedari tadi ia mainkan.

"Klo ternyata naya bukan orangnya?" Semua menatap dean.

"Ekhem" dean berdehem mengurangi kegugupan karna mereka menatapnya dengan tajam " siapa tau aja, gue cuman asal ngomong hehe" ucap dean cengengesan.

Mereka memutar bola matanya malas, dean memang tidak pernah biasa di ajak serius.

"Gue jadi pengen coba" kata kenzo.

"Dih najis lo" bastian menggeplak kepala kenzo.

"Akhh, gue bercanda goblok" kenzo mengusap kepalanya.

"DEAN"

"Anjing mampus gue. Tolongin gue bar" dean bersembunyi di belakang bara.

"Heh mana dean?" Tanya rere memegang buku kematianya.

Mereka mengalihkan padanganya, berpura pura tidak mendengar pertanyaan gadi tersebut.

"TIO"

"anjirrr, berisik baget sih lo" bastian mengusap telinganya yang panas karna suara cemprek rere.

"Kenapa sih re?" Tanya tio.

"Mana si dean?" Tanyanya menggebu.

"Lah mana gue ta-"

Dut

Semua menatap pada bara. Bara yang merasa terpitnah mengeser duduknya dan tampaklah dean yang sedang menyengir. Tak lama dia berlari menghindari amukan rere.

"Sini lo dean...balikin buku matematika gue" rere mengejar dean.

"Ya allah re gue cuman mau minjem betar" teriak dean.

"Lo bukan minjem tapi nyontek" teriak rere tak kalah kencang dari dean.

"Ya udah sih re sama ini" ucap dean ngos ngosan.

"Lo ishh ngeselin baget si anjing" ucap rere terlanjur kesal.

"Heh kasar baget tuh mulut"

Yang lain hanya menghela napas melihat anjing dan tikus di kelasnya yang setiap hari pasti ada saja yang di rebutkan.

.....

Lanjut ga?

Here's Your PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang