CHAPTER 5: Here's Your Perfect

2.5K 48 7
                                    


.

Albara terio wijaya

Kanaya khairy zahra

HAPPY READING...

Naya datang lebih pagi kali ini, dia mencoba menghindari bara karna klo naya berangkat seperti biasanya pasti bara and gang sudah nangkring di parkiran sekolah, karna itu naya berangkat pagi buta.

Naya berjegit kaget saat tanggannya di seret.

"Bara?" Beo naya. Cowo itu terlihat sangat marah telingan memerah dan rahang nya yang mengeras, jangan lupa tangan naya yang di cengram erat olehnya.

"Lepas" naya berusaha melepas tanganya dari bara, ayolah itu sangat sakit.

"BARA. kamu apa apan sih?" Matanya mula berkaca-kaca, naya sangat takut.

Bruk

Naya meringis saat pantat nya mencium lantai dengan keras, naya tak berani menatap bara, cowo itu seperti sedang di rasuki setan.

"Di bayar berapa lo jadi jalang"

Naya memberanikan diri menatap bara, dia berdiri dari duduknya, "kamu kenapa sih bar?".

"Berapa bokap gue bayar lo, bich?" Bara mendorong bahu naya dengan jarinya.

"Aku ga ngerti apa yang lagi kamu omongin" ucap naya mencoba tenang, naya takut jika dia meninggikan suaranya bara akan semakin marah dan malah membayakannya.

Cihh

Bara berdecih "ga usah so polos lo. Berapa harga lo semalem?".

"Udah ngelayanin berapa cowo lo?" Ucap bara lagi.

Plak

Naya menampar bara keras saat tersadar apa yang bara ucapkan, "jaga bicara ka- AKHH", naya memekik saat bara menjambak rambutnya kuat. Naya mulai menagis sekarang, hatinya sakit dengan ucapan bara tadi.

"Emang benerkan. Lo Ja...lang" mata bara menyorot tajam naya memancarka aura gelap.


"Aku bukan jalang" naya memegang tangan bara yang sedang menarik rambutnya, mencoba melepasnya.

"Oyah?..." bara tersenyum smirk, dan itu sangat menakutkan untuk naya. "Kita buktiin".

Bara mendorong daya ke dinding lalu menciumnya rakus, tangannya tidak tinggal diam, bara merekas kedua buah dada naya yang sangat pas di tangannya, lalu membuka kancing baju naya satu persatu, ciuman turun keleher. Naya sudah menjerit menagis dan mencoba melawan bara namun tenaganya tak sebanding dengan bara.

Srek

BUGH

"Anjing" bara tersengkur ke lantai karna tak siap menerima bogeman, dia mendongkak untuk melihat siapa yang menonjoknya "tio" batinya.

Yaps cowo yang membogem bara adalah tio, dia memberi jaket untuk menutupi bagian dada naya, naya terduduk lebah dengan beruraian air mata. Tio lalu kembali menatap bara nyalang.

Bugh

"Brengsek" bara bagun menonjok tio.

Bugh

"Lo yang berengsek" balas tio.

Bugh

Tio kembali memukul bara kuat, dan akhinya tinju meninjupun di lakukan oleh mereka hingga ke empat temannya datang dan memisahkan mereka berdua, memang bara membawa naya ke belakang sekolah tempat nongkrong kedua selain rooftop.

Dean membantu naya berdiri dan menyuruh gadis itu pergi.

"Lepas" bara menyentak tangan kenzo.

"Lo pada apa apan sih?" Tanya bastian prustasi yang tadi sempat kesulitan memisahkan keduanya.

"Tanya sama temen lo yang brengsek itu" sindir tio, matanya masih menatap bara marah, dan juga sebaliknya.

"Ehhh" dean memeluk setengah badan bara yang ingin kembali maju menghajar tio. Tangan sampe bara menghajar tio lagi, lihatlah wajah tio sudah penuh dengan memar, ya walaupun keduanya pada memar tapi tio lebih parah.

"Tenang, kita bicarain ini baik baik" galang mengajak tio duduk di kursi.

Begitupun dengan dean yang dengan takut takut menyuruh bara untuk duduk.

"Jadi kenapa kalian berantem, dan ada naya yang nagis bombai gitu?" Tanya galang yang masih saja bercanda.

Ke empatnya menghela napas saat bara dan tio hanya diam saja.

"WOY"

"ANjing" kaget dean saat bara tiba tiba teriak.

"Ini ga ada yang mau jawab?" Tanya bastian.

"Ehh mau kemana?" Tanya galang saat bara meninggalkan mereka begitu sajah.

Kenzo menghela napas "kenapa sih? Lo yang harus jelasin".

"Hooh lo harus io" ucap dean menyetujui perkataan kenzo.

Akhirnya tio menceritakan semuany, dari ia berangkat pagi karna mengantar rey ke rumah tantenya karna tantenya ingin mengajak rey jalan jalan pagi dan yang berakhir tio berangkat pagi dan melihat motor bara nagkring, akhirnya tio mencari baran dan yang dia lihat bara sedang melecehkan naya.

Keempatnya merengut, bara melecehkan naya?... mereka semua kaget karna walau pun bara nakal dan sering berantem tapi bara termasuk pria yang menghargai wanita. Bahkan kenakalan bara hanya dilakukan dengan mereka, yang artinya bara hanya ikut ikutan.

*****

Naya menagis tertahan di salah satu bilik toilet, karna ada beberapa orang yang masuk keluar toilet, naya membekap mulutnya dan tangan satunya memukul mukul dadanya yang sesak.

Naya sakit dengan perkataan bara.

Naya sakit dengan prilaku bara.

Naya merasa jiji saat mengingat tangan kekar bara meremas payudaranya dengan kencang, dan juga bibir bara yang sudah membuat tanda merah di lehernya.

Naya bahkan tidak tau apa kesalahannya, kenapa bara bisa semarah itu padanya.

Nay mencoba menghentikn tangisnya namun tak bisa, naya bingung harus ke mana sekarang. Kelas? Dia tak mungkin masuk kelas dengan keadaan seperti ini, lagi pula naya masih mau menagis, dia kesel karna amarahnya tak bisa ia keluarkan untuk cowo brengsek itu.

Tapi berada di dalam toilet lama pun tak mungkin, ia rasanya ingin menghilang saja dan berpindah ke kamarnya begitu saja.

Akhirnya naya menunggu bel masuk sekolah dan memastikan siswa siswi masuk kelas, supaya dia bisa ijin sakit ke euang TU.

Bukan apa apa, naya takut kedua sahabatnya khawatir melihat tampilan naya, lagi pula kedua kancing seragamnya terlepas, jadi lebih baik naya pulang.

_________

VOTE DAN KOMEN
SEBAGI DUKUNGAN DAN TANDA PARKIR

SO, mau lanjut ga nih?

•○•

Kenzo alfarizi

Bastian gireldi

Tio affandra

Galang leonatha

Dean andelo

•○•

See you all




Here's Your PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang