CHAPTER 23: Here's Your Perfect

1.8K 36 9
                                    


.

Besok  ga bisa up jadi up nya sekarang

HAPPY READING



"Ada apa?"

Bara dengan malas duduk di kursi lusuh yang berada di rooftop.

"Ini soal naya" ucap tio.

"Kenapa naya?" Tanya dean, karna mereka juga belum tau apa yang ingin di bicarakan kenzo dan tio.

"Gue curiga naya hamil" ucap kenzo.

"Hamil?" Tanya galang. Sedangkan bara hanyalah diam, entah apa yang pria itu pikirkan.

"Lo ga liat sikap hara akhir akhir ini. Dia kaya orang ngidam".

Mereka terdiam dengan pikiran nya masing masing.

"Lo bakal lakuin apa bar kalo naya beneran hamil?" Tanya bastian.

"Apa sih lo pada. Naya ga mungkin hamil" ucap bara.

"Ke napa ga mungkin. Emangnya lo pake pengaman pas ngelakuin itu?" Tanya kenzo.

"Ya terus kalo naya hamil, kenapa harus gue yang mual mual".

"Ajab itu mah" ucap dean lalu menyengir saat bara menatap nya tajam.

"Naya yang hamil lo yang ngalamin morning sickness nya" jelas tio.

"Emang bisa yah" kali ini galang yang bertanya. Dia tidak mengerti tentang hamil ataupum morning sickness.

"Bisa lo baca aja di google".

Pada akhirnya mereka semua membuka google dan membacanya dengan cermat.

"Kalo beneran. Gue ga tau harus gimana. Naya juga pasti ga akan nerima anak gue".

"Kita harus mastiin dulu naya nya hamil atau engga" kata bastian.

"Gimana cara kita mastiin nya?" Tanya galang.

"Kita harus awasin dia" ucap kenzo.

"Kita liatin aja, gerak geriknya kaya orang hamil nga. Kita ikutin ke mana naya pergi".

"Tenang bar kita bakal bantuin lo" tio menepuk bahu bara.

"Thanks".

******

Naya memutuskan pergi ke tempat di mana dia bertemu dengan nara. Jujur, naya sangat takut untuk pergi ke sanah, tapi dia harus.

Dia sangat merindukan kanara.banyak yang ingin naya katakan pada nara. Banyak yang ingin naya jetahui tentang nara.

Bagai mana nara selama ini.

Apa dia baik baik saja.

Apa dia bahagia

Naya ingin mengetahui semua nya.

Malam ini. Naya meminta ijin untuk menginap di rumah bina. Hasna tidak curiga sama sekalih karna bina menjemput naya langsung.

"Lo mau ke mana si nay?".

"Ada yang harus aku urus".

"Iya tapi ke mana?".

"Turunin aku di halte depan aja bin".

"Nay" sabina meninggikan suaranya.

"Bina. Aku ga bisa cerita sekarang".

"Setidak nya lo bilang mau kemana. Biar gue tau, harus ke mana gue cari lo kalo tiba tiba lo kenapa napa".

Naya tau apa maksud bina, bina mengkawatirkan nya. Tapi naya tidak bisa menceritakan nya sekarang.

Here's Your PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang