Tak sengaja

211 2 0
                                    

Mobil Jeb hitam terus melaju menyisiri jalanan berkelok tanjakan serta turunan begitu mencekam karna di sisi kanan kirinya terdapat jurang dipastikan jika salah perhitungan kendaraan beroda empat itu terjun langsung ke dalam jurang yang curam.

Jang?

Hmm...! Ujang membalas dengan gumaman.

"Sebenarnya lo mau ajak gue kemana sih? makan di tengah hutan." mengedarkan pandangan ke luar jendela. "Lo bukan mau culik gue kan." beralih menatap Ujang tajam.

Lelaki itu kelabakan terlihat sedang sibuk mengetik pesan seseorang di ponselnya. Diana bergerak cepat merebut benda pipih tesebut dari tangan si pemilik, dan benar benar mencurigakan.

'Ciih... rupanya kalian mau bersekongkol untuk menjebakku, aku tidak akan ku biarkan ini terjadi.' berdecih dalam hati setelah melihat isi percakapan pesan di aplikasi hijau.

Plug

Diana...?

Tangan Ujang bergerak akan merebut benda pipih miliknya namun dengan gerakan cepat Diana menghindar, dan apa yang terjadi setelahnya.

Terkejut dengan tindakan wanita cantik yang kini tersenyum senang, seperti habis menang lotre.

Menit berikutnya Ujang menghentikan laju mobilnya ke tepi jalan.

"Upss!" Diana menutup mulutnya kaget. Ponsel Ujang tak sengaja terlempar keluar dari jendela yang kebetulan terbuka.

"Kau membuang ponselku!" keluar dari mobilnya menatap nanar ponsel terjatuh ke sungai yang mengalir deras.

Bukan terjatuh, lebih tepatnya sengaja dijatuhkan.

Sedangkan Diana ia menatap santai bersandar di pintu jendela mobil. "Iklasin aja, lo tajir kan, sekali gesek beres deh." ujar nya santai.

Diana?
...

Hmm
...

Lo harus tanggung jawab!
...

Oke, lo mau gue terjun terus nyebur ke sungai gitu
...

Iya, coba aja kalo berani

tantangnya tidak bersungguh sungguh pandangannya fokus ke arah bawah jurang.

"Ya udah kalo itu mau lo, gue malah seneng lo sendiri yang nyuruh." keluar dari mobil. "Tapi dosa gue lo tanggung ya." ucap Diana melangkahkan satu kakinya ke bawah jurang.

Ujang melihat itu pun bergegas lari meneriaki namanya. "Lo gila ya." menarik ke belakang.

Melihat reaksi Diana ia hanya menyunggingkan senyuman.

"Lepas." menghempaskan kasar tangan Ujang berlalu pergi.

Diana lo mau kemana?

teriak Ujang berlari mengejarnya dan berhasil raih pergelangan tangan Diana, tetapi wanita itu kekeh tetap berjalan melewati mobil nya.

"Pulang!" sarkasnya.

"Loh, kok gitu. Gue minta maaf." melihat ke atas langit yang mulai gelap pertanda akan turun hujan.

Ujang terus mengejar Diana yang mulai menjauh dari jangkauan nya ia memilih kembali masuk kedalam mobilnya. "Ayolah cepat! kita pulang sekarang." bujuk nya.

Diana beralih melihat kearah yang sama. "Bagus!" singkatnya.

Hah!

"Diana ku." rengeknya dengan wajah memelas.

"Dih... geli tau." cibir Diana kedengaran judes.

Ujang memutar otak keras. 'Aku tau.' satu ide konyol terlintas di benaknya.

"Mau ngapain lo." Diana bergidik ngeri melihat perubahan ekpresi Ujang seolah akan menerkam nya tatapan itu sama persis dengan Andre.

***

Di rumah Diana

Mobil hitam melaju cepat membelah jalanan ramai, karna hari mulai sore.

"Ini rumahmu." mengedarkan pandangan melihat ukuran lahan pekarangan rumah yang nampak begitu luas.

"Bukan." kata Diana.

"Lah! terus ini rumah siapa dong." bingung Ujang alias James.

Pletuk

"Astaga Na." pekik Ujang mengusap kepalanya.

"Istana neraka." ucap Diana keluar dari mobil.

Ujang menatap kagum rumah berdesain interior ala Eropa Modern terpampang nyata di hadapannya.

Hei, lo mau kemana?

"Gue boleh masuk." menoleh ke belakang meminta persetujuan dari si pemilik istana kemewahan.

"Tidak." tolaknya mentah mentah. "Lo tau kan ini sudah sore bentar lagi malem."

"Udah sana masuk." suruh nya mendorong punggung sahabatnya ke dalam kursi stir mobil yang hendak keluar, menutup pintu kuda besi itu kasar.

Brak

Pria bule asal Bandung terkesiap dada terkejut bukan main. "Astaga." nyalinya menciut seketika menancap gas lalu melajukan mobilnya keluar dari gerbang mansion.

Tak berselang lama sport BMW CAR memasuki halaman pekarangan rumah bersamaan dengan keluarnya motor matic keluar dari bagasi.

'Sudah ku duga dia pasti datang.'

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang