Saat ini, Bian dan Daffa berada di altar dengan dekorasi yang sederhana namun terlihat elegan dan terkesan mewah itu
Kini mereka mengucapkan janji suci dan setelah itu, para tamu bersalaman dan mengucapkan 'selamat' kepada pasusu itu
"Ian, kapan acaranya selesai? Afa udah capek. Huftt... "
"Iya, sebentar lagi kok. Sabar ya, sayang"
Tak lama acara pun selesai dan tinggal keluarga mereka saja. Kini Bian dan Daffa sedang berada di rumah yang di beli Nathan
"Sayang" ucap Bian yang sedang tiduran di paha nya Daffa
"Iya, kenapa? "
"Aku ingin melakukannya lagi, apakah boleh? " tanya Bian kepada Daffa
"Di dalam ada dedek, nanti kalau dedek nya kenapa napa gimana? "
"Daddy nya ingin menjenguk nya saja tidak boleh. Padahal dedek pengen di jenguk loh Buna" ucap Bian sambil menirukan suara bayi dan mengelus perut rata itu
Akhirnya dengan segala bujukan dari Bian, Daffa membolehkan nya melakukan itu
"Tapi dengan syarat, hanya satu ronde saja"
"Ck! Iya iya" tapi Bian adalah Bian. Orang yang keras kepala, mulutnya mengiyakan tapi tubuhnya ingin lebih
Bian merebahkan tubuh Daffa dan melepas pakaian Daffa. Di buangnya sembarangan sampai mereka full naked. Sekarang Daffa merasa canggung, padahal kan mereka sudah pernah melakukannya
'Penis Bian kok makin besar ya, pas pertama kita ngelakuin iclik kan gak segede itu. Apa itu muat, dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya? ' pikiran Daffa bertanya tanya
"Tenang saja, rileks baby. Ini mungkin akan terasa sakit tapi cakar dan gigit saja tangan atau punggungku. Aku akan menahannya demi kau, aku akan pelan" ucap Bian lalu mencium tak lupa melumat bibir ranum milik Daffa dengan sedikit kasar
Kini tangan Bian mengarahkan penisnya ke bibir hole Daffa dan memasukkannya dengan perlahan sambil mencium bibir Daffa
Jleb!
"MPHHH... " desahan Daffa tertahan karna ciuman yang di berikan Bian saat miliknya sudah masuk sempurna di hole Daffa
"Ahhh, ini lebih sempit dari sebelumnya. Sayang" ucap Bian setelah puas dengan bibirnya
Bian mulai menggerakkan pinggulnya dengan sedang dan mulai cepat
Kini bibir Bian sedang mengulum tonjolan kecil yang sudah menegang itu dan tangannya tidak tinggal diam, tangan kirinya ia gunakan untuk memilin puting itu dan tangan satunya lagi ia gunakan untuk mengocok penis mungil Daffa
Ah, sungguh sentuhan Bian tidak dapat di hentikan oleh Daffa yang kini sedang menikmati sentuhan Bian
"Ianhhh... Ahhh... Afa mauhhh... Kel-luarhh... AHHH" desah Daffa saat ia mengeluarkan percum nya yang pertama
Sedangkan Bian masih menggempurnya dengan kasar dan terus menerus mengenai titik manis Daffa
"Ahh... Emphhh... Ahhh... "
"Shit, jangan di jepit sayang ahh... " ucap Bian dengan penuh semangat karena sebentar lagi Bian akan keluar, ia semakin mempercepat tumbukannya dan beberapa tusukan ia mengeluarkan cairannya
"AHHHHHHH... " desah panjang Bian dan langsung menampar puting Daffa
*plak
"Emphhh... Jangan di tampar, sakit tau" rengek Daffa. Itu membuat Bian bernafsu kembali dan segera membalikkan badan Daffa
Sekarang Daffa menjadi menungging dan Bian kembali menggempurnya hingga menjelang pagi
***
Dua manusia itu belum bangun dari alam mimpinya karena kegiatan mereka semalam
Sinar matahari yang menembus jendela kamar mereka pun membangunkan Daffa. Dengan hati hati, Daffa beranjak dari kasur namun, belum sempat ia berdiri tubuhnya sudah jatuh di lantai dengan keadaan telanjang bulat
"Arghhh... Ian, sakit! " Bian yang mendengar itu pun langsung bangun dan membantu Daffa, Bian menggendong Daffa ke kamar mandi dan mendudukkannya di closet
"Tunggu disini sebentar, Ian akan menyiapkan air hangat untuk mu" *cup
Bian mengecup bibir itu dan beranjak untuk mengisi bathtub dengan air hangat
Setelah selesai, Bian menggendong Daffa dan merendamkan nya di bathtub yang sudah di isi air
Saat asik bermain dengan air, Bian masuk ke bathtub dan memangku Daffa. Mereka hanya berendam tidak melakukan apapun
"Ian, Afa laper. Mau makan" Bian terkekeh gemas lalu mencubit hidung mungil itu dengan gemas
"Iya, makan di luar atau di rumah? " tanya Bian dengan mengusak rambut Daffa
"Di rumah aja, Afa males keluar"
Setelah itu mereka keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian. Mereka menuju dapur dan melihat seseorang yang asing di rumah mereka
"Maaf anda siapa ya? " tanya Bian dengan tegas
"Eh, saya Nisa tuan, pembantu baru disini. Tadi tuan besar yang mengantar saya ke sini, dan saya di suruh untuk memasak sarapan tuan" jelas bik Nisa
"Oh kalau begitu buatkan sarapan yang enak untuk kami" ujar Bian lalu pergi ke meja makan dan menunggu makanan
Tak lama, bik Nisa datang dengan membawa sarapan dan di sajikan di meja makan
Dengan segera mereka menyantap makanan yang sudah di sajikan itu dengan khidmat
***
Kini usia kandungan Daffa memasuki 7 bulan dan tinggal 2 bulan lagi ia sudah melahirkan anak mereka
"Ian, Afa mau seblak yang paling pedas. Boleh ya? " tanya Daffa dengan memohon
"Nggak boleh, nanti sakit perut" ujar Bian dengan lembut. Tapi Daffa malah merengek terus menerus
"Hufttt... Yaudah oke, tapi jangan pedes pedes" ucap Bian lalu mengambil headphone nya dan segera memesan seblak yang di inginkan Daffa
Beberapa saat, makanan itu pun datang dan langsung di bawa ke meja makan
***
"Sayang, aku akan selalu menjagamu di mana pun itu dan kapan pun itu. Maaf jika selama ini aku tidak menuruti kemauanmu, tapi itu juga demi kebahagiaan dan keselamatan mu" ucap Bian
"Emm... Iya, Afa juga minta maaf, karena selalu menyusahkan Ian, Afa juga akan menemani Ian dimana dan kapan pun itu. Sekali lagi maafin Afa ya Ian"
"Sayang, I love you so much" *cup
Bian mengecup kening Daffa dan mengelus rambutnya
"I love you to" mereka lalu tertidur dengan lelap....
~END ~
Yey udah selesai
Gak nyambung banget deh tapi gakpapa deh
Gimana seru gak? Kalau nggak, maafin author nya ya 😔😔
Kalau gitu bye bye 👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Been in Love[WinnySatang]🔞
CasualeSeorang siswa bermusuhan yang aslinya memendam perasaan masing-masing , selalu menghindar saat saling bertemu dan dijodohkan oleh orang tua mereka hingga menjadikan masalah besar bagi mereka