bonchap 1

332 13 1
                                    

"Papa! " teriak anak kecil yang sedang menuruni tangga

"Sayang, jangan lari lari. Nanti jatuh " peringat Daffa kepada anaknya itu

Abid Damian Argantara, dia adalah anak dari Bian dan Daffa. Sifatnya persis seperti Daffa, dia juga sama seperti Daffa bedanya , matanya sama seperti Bian

"Abid udah ciap buat cekolah, Abid mau ketemu cama Icam. Oh ya daddy mana? " ucap Abid sambil celingak celinguk mencari keberadaan Bian

"Ouh, daddy belum bangun, sana bangunin dulu daddynya " Abid langsung menuju kamar Bian dan Daffa untuk membangunkan Bian

Abid membuka pintu kamar yang berwarna putih itu dan menampakkan Bian yang sedang tertidur dengan pulas itu

Perlahan Abid mendekati Bian dan mendudukkan bokongnya di perut Bian

"Daddy bangun, nanti dimalahin papa" Bian tetap tidur. Abid memikirkan ide yang bisa membuat Bian bangun

"Daddy, papa jatuh. Daddy cepat tolong papa" teriak Abid. Itu membuat Bian bangun dan segera menurunkan Abid dari perutnya dan segera menuju ke bawah

Abid hanya cekikikan, sedangkan Bian dia bingung mengapa istri mungilnya itu tidak ada, katanya Daffa jatuh

"Dimana papa? " tanya Bian kepada Abid yang masih tertawa itu

"Daddy, papa tidak jatuh. Cebaiknya daddy tulun, di dapul cudah ada papa" ujar Abid lalu meninggalkan Bian sendirian di tangga

Bian lalu turun mengikuti Abid, dan di dapur ada istri mungilnya. Bian langsung memeluk pinggang Daffa dari belakang

Merasa ada tangan kekar yang memeluknya, Daffa pun berbalik badan, dan memperlihatkan Bian yang ingin mencium bibirnya

"Ck! Mas, ada anak kecil loh di sini. Udah ah, jangan cium cium. Itu udah aku siapin sarapannya di meja, cepat makan dan cepat antar Abid ke sekolah" omel Daffa, Bian terpaksa melepaskan pelukannya dan langsung menuju ke meja makan

✧༺♥༻✧

Bian sudah kembali mengantar Abid sekolah, dan kini ia tidak bekerja agar bisa berduaan dengan Daffa

"Loh, mas gak kerja? " tanya Daffa yang duduk di depan tv sambil memakan kripik

"Enggak, aku mau berduaan sama kamu. Toh aku juga bosnya" ucap Bian, dia berjalan ke arah Daffa dan segera memeluknya dari belakang

"Ck! Mentang mentang bosnya, jadi seenaknya saja. Harusnya sebagai bos itu memberikan contoh pada bawahannya, nggak kayak kamu"

"Emang suami gak boleh berduaan sama istri nya? Huh" kesal Bian lalu segera mencium bibir Daffa dengan gairah

"Emphhhh... Uda-hhhh , ck sana jauh jauh dari aku, huh" ini masalah bagi Bian, istri mungilnya ngambek. Dan terpaksa dia harus pergi dari istrinya dan ke kantor

"Mau apa, coklat? Susu? Atau apa? "

"Coklat, es krim, Gucci, dior, Louis Vuitton, sama susu stroberi"

"Yaudah ayo, tuan putri ku" ucap Bian lalu menggandeng tangan mungil Daffa

Daffa sudah memasuki mobilnya dan disusul oleh Bian. Mobil itu meninggalkan rumah itu dan pergi ke mall yang berada di dekat kantor Bian

Sesampainya di sana, Daffa berlari ke toko toko tersebut . Daffa segera memilih barang barang itu, sedangkan Bian hanya pasrah membawakan barang yang diminta Daffa

➳༻❀✿❀༺➳

"Icam! " sapa Abid yang melihat Hisyam duduk di kursinya

"Abid, apa kabal" tanya Hisyam

"Abid baik kok. Icam, ayo main yuk" ajak Abid dan membawa Hisyam ke taman bermain

"Icam, aku pengen cama kamu campai becal. Aku ndak mau picah cama kamu" ujar Abid dengan memegang tangan Hisyam

"Emm, Icam juga! Icam ndak mau picah cama Abid" Hisyam lalu memeluk tubuh Abid dan Abid juga membalas pelukan dari Hisyam

"Icam, Abid pengen menikah cama Icam. Bial bica belcama telus, kayak daddy cama papa"

Tak lama bel pulang terdengar oleh keduanya, dan terpaksa mereka melepas pelukannya

Kita kembali ke Bian

Waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Bian bergegas pergi dari kantor untuk menjemput anaknya itu. Namun, saat sampai di pintu depan, Bian sudah melihat anak dan istrinya itu

"Daddy! " teriak Abid lalu melepaskan pegangan tangannya pada lengan Daffa dan berlari menuju Bian

"Daddy, Abid pengen menikah cama Icam. Bial bica bercama kayak Daddy dn papa, tadi Abid juga pelukan cama Icam" ucap Abid dengan mata yang berbinar. Bian dan Daffa yang mendengar itu pun melotot tidak percaya

"Tapi kalian masih kecil, tunggu nanti dewasa ya, sayang" ujar Daffa lalu mengelus rambut Abid

"Aku pengennya cekalang. Nanti Icam di ambil cama olang"

"Buat dedek dulu ya, nanti bisa menikah sama Hisyam" bisik Bian tetapi masih bisa di dengar oleh Daffa

"Ngomong sekali lagi aku geplak pake sendal ku. Udah gede nggak ngajari anaknya yang baik-baik malah ngajarinnya yang sesat" ucap Daffa yang sudah melepas sandal nya

Untung gak di geplak beneran, kalau beneran bisa di terkam Daffa. Kasihan Abid yang polos jadi tidak polos lagi gara gara bapaknya 🗿

"Sekarang pulang yuk " ajak Bian lalu berjalan meninggalkan istri mungilnya itu dan segera berlari karena sudah di kejar Daffa

Mereka masuk mobil dan Bian menjalankan mobilnya dengan santai menuju rumah mereka

***

Chapter selanjutnya ada bonchap lagi kok

Bonchap berikutnya bakalan ada 🔞🔞

Makin ke sini ceritanya makin gak jelas anying

Kalau gitu bye bye. See you next chapt 👋👋

Long Been in Love[WinnySatang]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang