"Hiks... Jangan ngeles deh hiks. A-aku udah tau semuanya dari resepsionis kamu hiks. Jangan marahi dia, sebenarnya aku kan yang jadi benalu di kehidupan kamu hiks. Sok sok an mau tanggung jawab"
Lagi lagi Hisyam terdiam
"Jadi putusin jalang itu "
"Dia bukan jalang, dia juga telah hamil anak saya"
'Oh udah mulai pakai saya, baiklah aku akan mengikuti permainan mu, tuan Hisyam ' batin Abid. Abid lalu menyeringai
"Ouh, dia lagi hamil anakmu. Palingan cuman ngaku ngaku, dia kan jalang. Ups"
"JAGA BICARAMU ITU ABID. DIA BUKAN JALANG" bentak Hisyam, Hisyam ingin menampar Abid tapi ia urungkan
"KENAPA, MAU NAMPAR? SINI TAMPAR AJA. KENAPA GAK JADI NAMPAR SAYA?HAH "
"Dan saya akan pergi dari rumah ini bersama Vano. Saya akan mengurus anak saya dan menceraikanmu. Tuan HISYAM MARVIN ALGARA yang terhormat" ucap Abid yang menekan kata kata nya
Abid lalu pergi ke arah lemari untuk membereskan pakaiannya dan pergi meninggalkan Hisyam sendirian di kamar yang masih terdiam
Flashback on
"Mbak, saya mau tanya dimana ya ruangan pak Hisyam? " tanya Abid kepada resepsionis itu
"Maaf anda siapa ya?"
"Saya istri nya pak Hisyam mbak. Oh ya nama mba siapa, saya belum pernah lihat mbak disini. Kalau nama saya Abid mbak" ucap Abid sambil mengulurkan tangannya
"Nama saya Bintang mas, saya baru disini dari beberapa minggu lalu. Oh ya bukannya tadi pak Hisyam sama istrinya ya. Soalnya tadi saya lihat pak Hisyam bawa wanita pakaiannya minim banget mas, saya kira tadi istrinya pak Hisyam. Oh ya tadi wanita itu juga megang tangannya pak Hisyam" jelas Bintang kepada Abid dan membalas ukuran tangan dari Abid. Bagaimana soal perasaan Abid? Tentu saja sangat hancur mendengar suaminya pergi dengan wanita lain
"Ruangan pak Hisyam berada di lantai 25 mas. Mas tinggal jalan lurus itu ada lift" lanjut Bintang kepada Abid
"Eh, jangan manggil saya pakek mas. Abid aja, kalau gitu aku permisi ya"
Flashback off
Abid kini sedang mencari taxi dan tak lama, ia melihat taxi yang lewat dan memberhentikannya
"Pak tolong ke jalan *** ya " ucap Abid yang sudah memasuki taxi tersebut
"Baik mas"
20 menit kemudian, Abid sampai di rumah Bian. Dia turun lalu membayar ongkosnya kemudian ia berjalan menuju pintu utama
'Tok Tok tok'
Pintu terbuka menampakkan Vano yang sedang memegang buku
"Papa! " seru Vano dan langsung memeluk kaki Abid
"Eh anak papa belajar, pinter banget sih" ucap Abid lalu mencubit pipi Vano
"Ihhh... Jangan di cubit papa, sakit tau"
"Hehe iya iya, maafin papa ya"
"Siapa nak? Eh anak papa yang manis ini pulang. Dimana Hisyam? Dan kenapa kau membawa koper? " sahut Daffa yang baru saja keluar dari dapur
"Papa... Hiks" Abid langsung memeluk Daffa dengan erat
"El, pergi kekamar mu dulu ya nak" Vano berlalu pergi ke kamarnya. Daffa dan Abid masuk ke rumah itu, di ruang tamu ada Bian yang sedang berkutat dengan laptop nya
"Eh anak daddy kenapa? " Bian langsung menaruh laptopnya ke meja
"Hisyam... Hisyam... Dia punya hiks... simpanan yang katanya hiks hamil anak dia hiks... Hiks"
"APA! " teriak Bian dan Daffa
"Berani berani nya dia sakitin kamu seperti ini. Ayo kita pergi ke rumah kamu" ujar Bian
Mereka langsung menuju ke rumah itu lagi, kini mereka berada di ruang tengah dan mendapati Hisyam yang berpelukan dengan wanita yang tak lain adalah Vina
Bian berjalan dengan cepat kearah mereka dan
Plak
Satu tamparang berhasil mendarat di pipi kanan Hisyam. Mereka langsung melepas pelukan tersebut
"Daddy! Papa! "
"Saya pikir kamu akan menjaga anak saya dengan baik dan tidak menyakitinya, namun apa yang telah kau lakukan sekarang ini. Kau membawa wanita lain ke rumah ini, dimana tanggung jawab mu sebagai suami? Hah!" Amuk Bian dan
Plak
Satu tamparan lagi Hisyam dapatkan dari Daffa
"Jadi ini jalang yang kamu bawa, kamu pungut dari mana wanita modelan kayak gini yang katanya telah hamil anakmu?" Daffa ingin lagi menamparnya tetapi di tahan oleh Abid
"Pa jangan sakiti dia, ini urusan rumah tangga kami" ucap Abid lalu melepaskan tangan nya dari lengan Daffa
"Dan kamu jalang pergi dari rumah ini! " geram Daffa dan Vina pun terpaksa pergi dari sana
"Hisyam " panggil Abid lalu Hisyam memeluk nya dan menangis
"Hiks... Maafin Hisyam, dia... dia... dia mengancam ku hiks kalau aku tidak hiks menjadikannya kekasihku hiks keluargaku akan di celakai olehnya hiks. Dan aku baru tau dari sekertaris ku kalau dia bukan hamil anakku hiks. Maafin Hisyam"
Flashback
Hisyam yang tengah sendirian di kamarnya, tiba tiba headphone nya berdering dan tertera nama 'Devan' sekertaris nya
"Halo pak, saya tadi menemukan identitas dari Vina Cintia Mirzana bahwa dia adalah jalang yang sudah bertempat di berbagai apartemen seseorang. Dan anak yang tengah dikandungnya itu bukan anak bapak, dulu dia pernah bermalaman di bar bersama dengan pria Swedia. Itu saja yang dapat saya sampaikan pak" jelas Devan. Hisyam yang mendengar itupun menjadi geram dan turun untuk menemui Vina. Tapi Vina sudah berada di depan pintu
"Baiklah, awasi terus Vina. Besok aku mau kau mengirim kan jasadnya di depanku" sambungan terputus sepihak
Vina langsung memeluk Hisyam dan membawanya ke rung tengah sampai di mana Bian, Daffa, dan Abid datang
Flashback
"Udah jangan nangis. Nanti bakalan aku bunuh dia" ucap Abid dengan geram ingin menyakar wajah wanita itu
"Mereka berempat langsung berpelukan dan tak lama pesan masuk di headphone Daffa
'Fa, ketemuan yok di cafe baru itu. Disini udah ada Naren sama Arya' tulis Arif
"Em... Mas, anter aku ke cafe baru yang kemarin ya. Aku mau ketemu sama temen temen aku" mereka langsung pergi dan menuju cafe tersebut
Sekarang tinggallah Hisyam dan Abid di ruang tamu
"Sayang, maafin aku ya" ucap Hisyam kepada Abid
"Iya, gak papa kok. Udah jangan nangis nanti gak bisa coudlle kalau masih nangis" kata Abid sambil membawa tubuh nya ke kamar dan diikuti Hisyam
Sesampainya dikamar, Abid langsung merebahkan tubuh nya di kasur empuknya itu
Dan tak lama ia terlelap Dan Hisyam yang melihat itu pun berjalan ke arah Abid Dan memeluknya hingga mereka terlelap
Dan mereka hidup bahagia selamanya 😁
~TAMAT~
Akhirnya dah selese
Bye bye see you next time guys👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Been in Love[WinnySatang]🔞
RandomSeorang siswa bermusuhan yang aslinya memendam perasaan masing-masing , selalu menghindar saat saling bertemu dan dijodohkan oleh orang tua mereka hingga menjadikan masalah besar bagi mereka