O4

1K 108 18
                                    

Mark sedang ada di ruang kerjanya, berdiri di depan tembok kaca yang memperlihatkan beberapa bangunan menjulang tinggi yang hampir menyaingi perusahaannya.

Benda pipih panjang menempel di telinga sebelah kirinya, sementara tangannya yang satu berada di saku celananya.

"Jangan membenci Haechan."

Mark meremat ponselnya setelah suara berat yang berasal dari ponselnya terdengar.

"Mark ..."

"Ayah tak menyayangiku ya? Sejak dulu, inilah alasan kenapa aku selalu memilih Mama."

"Mark, kamu tahu adikmu-"

"Ya dia sakit, tapi apa itu bisa di jadikan alasan?"

"Kamu seperti anak kecil yang haus kasih sayang."

"Benar, karena sejak dulu aku tidak pernah mendapatkannya. Jika Ayah hanya ingin membahas Haechan lebih baik jangan menghubungiku." Mark memutuskan sambungan telepon sepihak, melemparkan ponselnya di atas meja kerjanya kemudian duduk di kursinya.

Hubungannya dengan Haechan sejak dulu memang tidak baik. Karena Haechan adalah Adik Tirinya.

Ayahnya berselingkuh, dan Ibu kandung Haechan tak menganggapnya. Oleh sebab itu Tuan Lee membawa Haechan ke kediamannya, dan siapa sangka istri sahnya yang terlalu baik mau menerimanya dan memaafkan Tuan Lee.

**************************************

"Ada mau kemana nggak?" Tanya Taeyong, yang langsung mendapat lirikan tajam dari Yuta. Yuta hanya ingin tidur tenang di rumah.

"Ke Timezone!!" Ucap Haechan semangat yang duduk di belakang bersama Jaehyun.

Jaehyun mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada Haechan.

"Ayah Tuan muda menyuruh saya untuk memberikan ini pada Anda."

Sebuah inhaler, yang niatnya agar di kalungkan Haechan di lehernya jika sewaktu-waktu asma anak itu kambuh, tapi anak itu menolak mentah-mentah.

"Buat apa, orang gua nggak kenapa-napa."

"Bocah, nasib nggak ada yang tau." Yuta menyolot.

"Ikut campur mulu, siapa gua lu? Bapak gua lu?"

"Udah, di pake aja." Kali ini Taeyong yang angkat bicara.

"Nggak mau."

Yuta hampir saja mengeluarkan sumpah serapahnya sebelum Taeyong menghentikannya.

"Udah biarin aja." Ucap Taeyong tanpa mengeluarkan suara.

Tak butuh lama mereka tiba di Timezone, anak beruang itu bermain dengan begitu senang, berlari kesana kemari mencoba semua permainan.

Taeyong dengan sabar mengikuti di belakang. Pemuda itu pasrah saja saat Haechan menyeretnya kesana kemari, mengajaknya adu dance.

Sementara Yuta duduk di kursi dengan wajah memelasnya karena terlalu lelah. Sungguh, dia lelah padahal tidak melakukan apa-apa.

"Lo nggak capek apa berdiri mulu?" Tanya Yuta pada Jaehyun yang sejak tadi menoleh kesana kemari mengamati situasi.

"Terlalu berbahaya hanya diam santai seperti itu, takutnya terjadi sesuatu seperti kemarin. Saya juga merasa ada yang mengawasi."

Yuta langsung sigap duduk dengan benar kemudian melihat-lihat sekitar.

"Gimana? Mau balik aja?"

"Tapi Haechan nya masih main,"

Three BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang