6.

137 26 12
                                    

"CICAAAAK SEMANGAT! GO GO GO GO!"

"CAKKA LO BISAAA!"

"CAKKA PASTI MENANG!"

"CAKKA PASTI MENANG!"

Seruan itu sama sekali tidak membuat Cakka bangga. Dia justru ingin sekali berlari dan menyembunyikan diri. Di tribun penonton paling depan, ada Ify dan Shilla bersorak-sorak memberinya dukungan. Berteriak dengan nyaris hingga membuat beberapa anak tersenyum geli melihat tingkahnya.

"CE TO THE I!" Teriak Ify.

"CI!" Sambung Shilla.

"CE TO THE AK!" Ify menyambung lagi.

"CAK!" di sambung lagi oleh Shilla.

"CICAK! YAAAAAAAY!" di tutup keduanya dengan bersama.

Membuat Cakka yang masih mendribble bola seketika tidak fokus lalu mengumbat. "Anjing!"

"Heboh banget." Deva terkekeh geli seraya menangkap dengan tepat bola yang Cakka lempar padanya.

"Lucu ya mereka." Sambung Andra menangkap bola dari Deva lalu mendribblenya. Sekilas arah matanya menatap Ify dan Shilla yang tampak bahagia senang sekali. Mereka hanya berdua, tapi kehebohan yang keduanya ciptakan seperti membawa rombongan satu RT.

"Bangga lo punya temen yang bisa support gitu, Kka." Rudy ikut nimbrung, merangkul Cakka yang menatap sengit ke arah Ify dan Shilla.

"Bangga sih bangga. Tapi please ini kita lagi latihan doang. Buset malu-maluin gue yang ada."

Deva dan Rudy tergelak sementara Andre berhasil memasukkan bola ke dalam ring.

"YAAAYY MASUUUUKK!!!" Di sana, Ify dan Shilla berteriak heboh sambil tepuk tangan.

"AAAAA CAKKA HEBAT BANGEETT!!"

"CAKKA AI LUP YUU!"

Rudy dan Deva tak bisa menahan tawa yang sudah meledak. Andre terkekeh menatap Cakka yang mendengus jengah.

"Kan, mereka tuh gila!"

"Lucu kok." Tanggap Andra tersenyum simpul menatap salah satu dari gadis yang sejak awal mencuri perhatiannya.

"Lucu apaan. Mereka tuh sengaja gitu buat gangguin gue. Udah, ya gue ke mereka dulu. Lanjut aja kalian!"

Ketiganya mengangguk seraya mengacungkan jempol. Cakka lantas berlari ke arah tribun penonton untuk memberi pelajaran pada dua gadis reseh yang mengacaukan mood-nya.

"CICAK LO BISAAA!"

"SEMANGAT CI-"

"Heh udah diem diem dieem!" Omel Cakka seraya menjewer telingan kanan Ify, lalu satu tagannya menjewer telinga kirinya.

"Cicaak sakitt!" Keluh Ify berusaha melepas tangan Cakka dari telinganya.

"Nggak lo lepas, gue tendang pusaka lo."  Ancam Shilla membuka Cakka langsung  merapatkan kedua kaki seraya menarik kedua tangannya. Dia kemudian berdecak menatap Shilla dan Ify bergantin. Kan? Coba lihat rahut wajah songong mereka. Sama sekali tidak mencerminkan sosok tulus yang tadi berteriak memberi dukungan padanya.

Cakka berkacang pinggang. Dia harus menunjukkan wibayanya sebagai laki-laki. "Lo berdua ngapain dah di sini?" Tanyanya kemudian sok galak.

"Emang kenapa?" Balas Ify dan Shilla tak kalah galak, keduanya juga dengan kompak berkacak pinggang.

Cakka langsung nyengir. Harus mengakui kalau kedua sahabat ceweknya ini memang lebih serem dari valak kalau ngamuk. 

"Masih nanya kenapa, ya ganggulah anjir."

Tentang Kita (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang