AJ segera turun dari mobil First saat mobil itu sudah terparkir dengan sempurna di halaman rumah mereka. JJ pun langsung mengikuti AJ.
"Woy, tungguin." Kata JJ mengejar AJ yang berjalan dengan terburu-buru.
First yang melihat hal itu langsung panik.
"AJ! JJ! Tunggu!" Teriak First, berharap adik kembarnya berhenti.
Niat hati ingin segera mengejar mereka, tapi pergerakan First terhambat oleh sabuk pengaman yang ia kenakan tiba-tiba sulit untuk di lepaskan.
"Sialan malah macet!" First mengumpat Karena kesal sambil terus berusaha melepaskan sabuk pengamannya.
Setelah berhasil terlepas, First langsung berlari kedalam rumah. Berharap masih bisa mengejar AJ dan JJ.
"AJ! JJ! Abang mau ngobrol sebentar!" Kata First masih berteriak. Karena jarak diantara mereka masih agak jauh.
AJ dan JJ sudah sampai di anak tangga pertama saat First memanggil mereka.
Mendengar hal itu, AJ pun menghentikan langkahnya, memutar badan hingga dapat memandangi kakaknya yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Ngobrol Abang bilang?!" Kata AJ. Entah kenapa di telinga First, AJ terdengar marah. "Emang Abang punya waktu buat ngobrol sama kita?!" Lanjutnya sambil berjalan perlahan menuju sang kakak.
Dan benar dugaan First, adik kembarnya marah kepada dirinya yang memang tidak dapat meluangkan waktu untuk mereka.
"Oihh!! Kalian bisa gak sih jangan kayak anak kecil gini! Kalian tau Abang udah cape kerja ditambah kalian yang kayak gini! Jangan bikin Abang makin stress, bisa?!" Emosi yang selama ini First tahan meluap begitu saja. First lelah dengan semua hal yang sedang menimpanya. Dan tanpa First sadari, ia melampiaskan amarahnya pada adik kembarnya.
Seketika First terdiam setelah kalimat itu keluar dari mulutnya. Sadar bahwa tidak seharusnya ia berkata demikian kepada AJ dan JJ.
"Heuy,, maksud Abang,," First berusaha meralat ucapannya.
Tapi terlambat. AJ dan JJ terlanjur kecewa. Terlihat jelas dari ekspresi di wajah mereka yang seperti tidak percaya dengan apa yang telah mereka dengar.
Tanpa berkata sepatah katapun, AJ berjalan dengan cepat keluar dari rumah. Tanpa bersusah-payah mengganti pakaian sekolahnya ataupun menyimpan tas yang masih ia pakai.
"Je, Abang minta maaf. Abang gak maksud ngomong kayak gitu." Kata First sambil berusaha meraih tangan AJ ketika AJ berjalan melewati First.
Tapi AJ menghindarinya. Menepis tangan First yang berusaha menahannya.
"Je!!" Teriak First masih mencoba menghentikan adik kembarnya.
Seolah tuli, AJ dan JJ tidak menghiraukan panggilan First. Mereka terus berjalan menjauh dari rumah.
Dan First pun berhenti berteriak karena First tahu usahanya akan sia-sia. Sekeras apapun First berteriak, tidak akan menghentikan AJ dan JJ.
First mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu sambil membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya. Ia merasa frustasi, kesal akan dirinya sendiri, menyesali perkataannya tadi. Seharusnya ia lebih bisa menahan emosinya.
"First?! Ada apa bang?! Mama lagi masak loh tadi, terus denger ribut-ribut!" Mama First berjalan dari arah dapur dengan tergesa-gesa sambil bertanya dengan panik.
Sang mama duduk di samping First sambil merangkul bahu anak sulungnya.
"Ada apa bang?" Sang mama mengulang kembali pertanyaannya yang belum sempat First jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Cards {First X Khaotung}
RomantikRumah dari kartu aja kalo runtuh bisa kita bangun lagi. Begitupun "Rumah" Lo, Lo pasti bisa perbaiki semuanya.